Prolog
Dulu, jika ia tak mengatakan kepada ku. Kini bagaimana aku ?
Dulu, jika aku tak menerimanya kini bagaimana dia ?
Apakah semua akan berujung seperti ini ?
Apakah kami akan mengenal satu sama lain ?
Sekarang ..
Kini kami bersama.
Sekarang ..
Kini kami mengenal satu sama lain.
Sekarang ,
Esok,
Dan selamanyaKini aku bersamamu...
---------
Sudah bulan ke tiga Audrey Valencia terbaring koma di ruangan putih itu di tempat tidur beralaskan seprei putih dan di sebelah kiri terdapat beberapa kursi sofa yang mengelilingi sebuah meja berwarna coklat hasil vernis. Tangan Audrey sebelah kanan masih dihiasi suntikan yang terhubung ke infus yang menggantung melalui tiang disebelah kanan. Ventilator masih berfungsi sebagaimana adanya masih sama seperti kemarin kemarin. Tabung dan regulator oksigen juga masih digunakan Audrey, monitor hemodinamik dan saturasi masih terletak didekatnya dan beberapa alat medis lainnya yang masih membantunya hingga sekarang.
Audrey masih sama seperti bulan sebelumnya matanya masih tertutup bahkan pupil mata tidak menanggapi cahaya, tidak ada tanggapan dari anggota badan, termasuk ketika kedua orangtuanya menyentuhnya, menciumnya, bahkan menangis dan berbicara di depannya. Seharusnya tahun ini dia menikmati kenaikan kelas Sekolah Menengah Pertamanya, membuat kenangan bersama teman temannya, mendapati dirinya berlibur dengan keluarganya, atau hal lain yang membuat dia menikmati hidup layaknya anak remaja.
Di sudut ruangan bercat putih itu Ibu Audrey masih berdiam duduk menunggu harapan agar Audrey tersadar dengan wajah yang optimis terbalut kesedihan dengan hati yang begitu rapuh. Sudah sebulan ibu Audrey tidak pergi kerja hanya untuk menunggu harapan anaknya sembuh.
Hari ini penentuan bagi keluarganya, semua alat medis akan dilepas ditubuh Audrey dan otomatis Audrey meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarganya. Papa Audrey sudah putus asa dengan segala cara sehingga mereka memutuskan untuk hal itu. Sungguh itu akan menyakitkan.
Dokter dan perawat sudah bersiap untuk melepas alat yang ada ditubuh Audrey begitu juga dengan keluarga yang sudah berkumpul 15 menit yang lalu.
"sebentar pa. beri mama waktu untuk Audrey sampai besok. Banyak hal yang harus mama sampaikan kepada Audrey sebelum Audrey meninggalkan mama" ujar mama Audrey sambil terisak tangis.
"ma..." sebelum papa Audrey melanjutkannya
"mama tau pa, semua sudah berkumpul, semua sudah ikhlas. Tapi mama masih butuh waktu untuk Audrey. Mama mohon pa" sambil menggenggam tangan suaminya. "sampai besok pa" sambil meyakinkan orang disekelilingnya.
Dokter yang dari tadi menunggu melihat kearah papa Audrey "bagaimana pak?" Tanya dokter yang kira kira umurnya separuh baya.
Papa Audrey pun menghela nafasnya dan melihat istrinya dengan kasihan dan istrinya yang masih terisak tangis itu menatap matanya dengan penuh keyakinan.
Tiba-tiba salah satu dari antara keluarga berkata "beri waktu pada kak Yuli sampai besok. Mungkin sekarang dia masih belum siap"
Akhirnya papa Audrey Pun mengiyakan permintaan istrinya.
Hari ini tidak jadi, hanya sampai besok sebelum senja tenggelam. Itulah janji mama Audrey pada semua keluarga dan dokter termasuk pada suaminya.***
"Audrey sayang.. Banyak yang ingin mama ceritakan kepada Audrey. Mama sayang kamu Dy. Papa juga gitu, sayang sama Audrey. Oh ia, kakak kamu sebentar lagi datang , dia bawa makanan untuk mama katanya dia takut kalau mama sakit makanya dia bawa makanan untuk mama. Dy waktu kecil kamu sering berantam sama kakak kamu, hanya gara gara mainan barbie yang baru papa beli, kakak kamu ngerusakin rambut barbie kamu, trus kamu ngadu deh sama mama sambil nangis nangis, mama merindukan itu Dy. Oh iya, kalo kamu cepat bangun sebelum senja tenggelam, kamu mau kan? Temani mama lihat senjanya. Mau kan Dy? Pasti kamu mau." sambil terisak tangis.
Handle pintu pun berbunyi, ibu Yuli langsung mengelap air matanya dengan jari jarinya sambil melihat siapa yang datang lalu berdiri "eh Leon kamu sudah datang" seulas senyum terpaksa dibibir ibu Yuli. "iya ma.." jawab Alden Leon kakak dari Audrey Valencia sembari berjalan dekat Audrey.
"ma.. kita berdoa yuk.." ajak kakak Audrey yang akrab dipanggil Leon.
Ibu Yuli tersenyum mendengar perkataan Leon sambil mengangguk anggukan kepalanya menandakan ia setuju dengan anaknya itu.***
Setelah beberapa menit mereka berdoa, Leon duduk di sofa sambil mengusap layar ponselnya melihat ada beberapa pesan yang belum ia baca dari tadi mungkin itu dari teman atau pacar Leon. Sedangkan ibu Yuli sedang menikmati makanan yang dibawakan Leon tadi sambil melirik lirik jam takut kalau sekarang sudah melewati maghrib
Leon yang dari tadi asik membalas chatt tiba tiba merasa ada yang aneh ditempat Audrey terbaring, sesuatu yang bergerak. Leon memastikan lalu mendekati Audrey. Ya! Benar! Tangan Audrey bergerak! Sontak Leon berteriak "Ma!!" mamanya yang dari tadi makan langsung berhenti dan beranjak lari spontan melihat kejadian itu, jari Audrey bergerak! selang beberapa menit mereka menyaksikan itu dengan perlahan mata Audrey terbuka dan kembali ia tutup mungkin matanya terkejut dengan cahaya disekeliling. Perlahan lagi ia buka. Leon pun memanggil dokter yang menangani Audrey adiknya itu. Beberapa detik pun dokter datang disusul perawat dibelakangnya.***
2 tahun kemudian..
Nama gue Audrey Valencia, yang artinya perempuan yang kuat dan berani. Gue lahir di Jakarta pada tanggal 15 Juli 1999 otomatis gue zodiac Cancer, gue juga punya kedua orangtua yang super baik, punya saudara cowok namanya Alden Leon yang super nyebelin. Kedua orangtua gue setiap harinya menghabiskan waktu dengan laptop, handphone, uang dan karyawan lebih tepatnya papa punya bisnis yang cukup berkembang di wilayah jawa barat khususnya kota Bandung sedangkan mama sebagai ASN lebih tepatnya berkantor di instansi Dinas Pendidikan. Keluarga gue pindah dari Jakarta ke Bandung karna mama pindah tugas dengan mufakat bersama keluarga besar akhirnya kami sekeluarga pun pindah ke kota kembang ini sejak gue kelas 4 SD. So, ketika gue pisah dengan teman teman gue yang di Jakarta gue ngga terlalu ambil pusing. Kalian tau kan, namanya juga masih Sekolah Dasar apa sih yang gue khawatirkan? Ngga ada sama sekali. Punya teman dekat ketika SD gue ngga punya, apalagi pacar. Omaigattt! Umuran SD kan ngga boleh pacaran! Dan ngga kenal apa itu cinta. So, layaknya yang gue katakan tadi ngga ada yang perlu di khawatirkan yang penting gue ngga pisah dari kedua orangtua dan kakak gue Leon.
Setelah setahun pemulihan, akhirnya gue diizinin keranah pendidikan lebih tepatnya gue udah bisa masuk Sekolah Menengah Atas. Setahun selebihnya gue ngambil cara cepat untuk bisa tamat SMP. Soalnya orangtua gue ngga mau kalo diumur gue yang udah lanjut gue baru masuk SMP dan itu bisa menghambat mental gue belajar. Loe semua pada tau kan kenapa gue kayak gini. Gue mengalami kecelakaan yang parah sehingga gue koma. So, Gue ngga mau cerita panjang kali lebar kali tinggi (rumus matematika dong) hehe..
By the way, gue udah sehat kok sama seperti nama gue kuat dan berani. Dan itu atas kehendak Tuhan gue bisa kuat hingga sekarang.***
Sawadikhaaaa Readers..selamat membaca :)
kalo Typonya banyak mohon diperbaiki sendiri ya :D
salam saya,
Helni :)
Follow Ig: helnizebua
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My World!
Roman d'amourDulu, jika ia tak mengatakan kepada ku. Kini bagaimana aku ? Dulu, jika aku tak menerimanya kini bagaimana dia ? Apakah semua akan berujung seperti ini ? Apakah kami akan mengenal satu sama lain ? Sekarang .. Kini kami bersama. Sekarang .. Kini kami...