Chapter 5 (Grumpy Baekhyun)

163 16 1
                                    

Happy reading👋

Aku tidak peduli lagi dengan keberadaan orangtua Baekhyun, apalagi si wanita sialan itu. Sekarang yang aku pedulikan hanya diriku sendiri. Rasa sakit menyengat betisku, membuat tangisku kian nyaring. Tanganku refleks menyentuh sumber rasa sakitku dan menyadari ada beberapa pecahan gelas yang menancap disana, karena tanganku yang menyentuhnya ikut meneteskan darah. Baekhyun dengan cepat menarik tanganku, lalu membaringkanku diatas kasur dengan hati-hati.

"Jangan disentuh!" Baekhyun memperingatiku

Aku mengganguk mengiyakan. Pelan-pelan sembari sesenggukan, kupaksa tubuhku untuk duduk dan bersandar di kepala tempat tidur.

"Sudah tau di betismu masih ada pecahan gelasnya, kenapa kau pegang? Lihat telapak tanganmu jadi ikut berdarah!" Omelnya, membuatku bungkam.

Baekhyun terlihat uring-uringan sendiri. Ia berkali-kali membuka laci dan lemarinya sambil Sekekali bibir tipisnya mengumpatiku karena terus saja membuat kegaduhan dengan suara tangisku yang makin nyaring.

"Diam dulu aku sedang mencari kotak PPPK!! Atau aku akan membunuhmu!" Ancam Baekhyun membuatku membalikan tubuh kearahnya dengan sesenggukan.

"Matamu katarak yaa? Kotak PPPK nya ada diatas lemari bukan di dalam laci!"

Baekhyun berdecak kearahku sambil berkacak pinggang. "Kalau kau melihatnya kenapa tidak bilang?!" Lalu pria itu sedikit berjinjit menyesuaikan tubuhnya dengan tinggi lemari. Kulihat Baekhyun sedikit kesulitan menjangkau kotak PPPK yang terletak di atasnya.

"Cepat!"

"Sebentar"

"Apanya yang sebentar?! Aku kesakitan tau! Ini semua gara-gara kau!" Teriakku.

"Kau bisa tenang tidak?! Jangan membutku semakin frustasi!" Bentaknya, membuatku merengut.

Baekhyun melangkah mendekatiku sambil menggengam benda yang ia cari selama hampir 5 menit. Kemudian menarik kursih kecil di sampingku dan mendaratkan bokongnya disana.

"Baiklah my baby girl. Sini aku obati betismu sayang." Rayunya dengan nada bicara sok manis sambil mengangkat sebelah kakiku lalu menekuk dan mendaratkannya diatas paha pria itu.

Baekhyun membuka sebuah larutan Natrium Klorida 0,9% dengan cekatan, lalu mengguyurkannya sampai lukaku terbasuh oleh larutan itu. Sensasi perih yang bukan main, membuatku menjerit tertahan.

"Sakit ya?" Tanya Baekhyun yang membuatku ingin membenturkan kepalanya.

"Bisa tidak kau fokus mengobatiku saja? Jangan bertanya yang jawabannya sudah kau ketahui. Aku jadi ingin menendangmu sampai tersungkur tau." Omelku yang membuatnya tertawa.

"Baiklah sayang. Aku minta maaf.."

Kulempar kassa bekas yang ia gunakan untuk membersihkan lukaku kearahnya.  "Jangan panggil aku dengan sebutan itu atau aku akan sungguhan menendangmu sampai tersungkur" Ancamku.

Baekhyun tertawa. Ia menarikku semakin mendekat kearahnya dan mengangat tubuhku hingga duduk di pangkuannya. Aku tidak tau tubuhku seringan apa, entah seringan kertas atau mungkin seringan kapas. Aku tidak habis pikir, kenapa Baekhyun mampu mengangkat tubuhku hanya dengan satu tangannya. Padahal pria itu tidak seberotot Greg Valentino.

Ditatapnya wajahku lekat-lekat sambil tersenyum. Bukan senyuman manis yang membuatku terpesona ataupun senyuman menenangkan yang membuatku melupakan rasa sakit akibat pecahan gelas itu. Melainkan sebuah senyuman mengejek yang membuat telapak tanganku meraung-raung meminta mendarat dengan keras di wajah mulusnya yang tidak berpori-pori itu.

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang