Chapter 6 (I lied, I'm Sorry)

121 15 3
                                    

"Whoaa.. Pemandangan yang luar biasa."

Suara itu berhasil membuatku mendongkak. Sepertinya Baekhyun tidak mempedulikan itu dan terus saja mengecupi leherku. Kulihat seorang pria dengan setelan kemeja rapih berdiri di ambang pintu dan sialnya pria itu Sehun. Yap, dokter yang Baekhyun hubungi beberapa saat yang lalu untuk memeriksa keadaanku.

"Shit!! Menjauh dariku!" Aku menjerit menahan malu, mendorong tubuh lelaki yang sialnya tampan dan seksi ini agar menjauh dariku dan berhasil. Baekhyun menjauh dari tubuhku dengan sedikit umpatan.

"Seharusnya kau ketuk pintu dulu! Dasar pengganggu." Ucap Baekhyun membuat wajahku memerah karena malu.

Sehun melangkah masuk bersamaan dengan suara tawa yang ikut memenuhi ruangan, "Kalian seperti sepasang remaja yang dimabuk cinta. Haha.."

Aku hanya tersenyum kikuk dan lebih memilih mengambil beberapa lembar tisu untuk mengelap bibir dan leherku yang basah oleh jejak saliva. Uh, menjijikan sekali. Apalagi saliva ini bukan milikku melainkan jejak saliva milik Baekhyun yang tertinggal disana -di bibir dan leher ku.

"Jadi Yirin. Pria brengsek ini kekasihmu ya?" Tanya Sehun sedikit menahan tawa.

"Kami-"

Baekhyun menyela perkataanku, "Diam kau! Tidak usah banyak tanya. Tugasmu hanya mengobati bukan mengintrogasi."

"Ck, aku tidak bicara padamu! Aku bertanya padanya."

Baekhyun memutar bola matanya malas. "Terserah kau sajalah, yang paling penting obati saja gadisku." Baekhyun mengambil jasnya yang menganggantung diatas kursi dengan terburu-buru.

"Mau kemana?" Tanyaku

"Aku ada urusan sebentar sayang.." Ucapnya sok manis kemudian mengecup keningku. Astaga.. menggelikan sekali.

"Kalau terjadi sesuatu hubungi aku." Lanjutnya

"Cepat pulang ya.. sayang.." Demi tuhan, kalimat ini sama sekali tidak sesuai dengan isi hatiku. Kenyataanya mulutku gatal sekali ingin mengumpati pria itu.

Baekhyun mengangguk, kemudian sepersekon berikutnya pria itu mulai melangkah keluar dari kamar meninggalkan aku dan Sehun dalam keheningan yang membuatku dilanda rasa canggung.

Detik jarum jam yang terus bergulir terdengar nyaring bagaikan sebuah alunan melodi, bahkan gerakan kakiku dengan sprei yang saling bergesekan pun ikut terdengar, saking heningnya.

"Sakit tidak?" Tanya Sehun memecah keheningan.

"Tidak" Aku menggeleng, meski Sehun tidak menatapku. Ia sibuk membalut lukakku dengan perban.

"Baekhyun kekasihmu ya?"

Tanpa keraguan aku menjawab. "Iya."

"Sepertinya aku terlambat." Katanya, membuatku dilanda sebuah tanda tanya besar.

"Maksudmu?"

Sehun menatapku, "Aku tidak tahu sebutan apa yang paling cocok untukku. Entah pria bodoh yang terlalu banyak mengulur waktu atau pria yang kurang beruntung karena gadis yang ia sukai menjadi kekasih orang lain."

"Kau--kau menyukaiku? Mana mungkin.."

Sehun terkekeh,"Kenapa? Aku bukan tipemu?" Tanyanya membuatku menggeleng spontan. Seharusnya disini aku yang mengatakan kalimat itu. Sehun terlalu sempurna untuk gadis biasa sepertiku, seulas senyumnya saja mampu membuat para gadis terbuai dan bertekuk lutut.

Jika orang bilang sesuatu yang paling manis di dunia ini adalah madu, bagiku ada yang jauh lebih manis dari madu dan lebih memabukan dari wine. Kalian tahu apa? Jawabannya tentu saja senyuman seorang Oh Sehun. Bagaimana bisa pria sempurna sepertinya merasa rendah diri?

"Apa kau tidak pernah menyukaiku Yirin? Sekali saja tidak ya?"

Pikiranku mulai kacau, perasaanku berkecamuk, jantungku mulai berdebar tak biasa, bahkan terasa ada ribuan jarum yang menancap di hatiku. Rasanya sakit sekali sampai pasokan air mataku mulai berkumpul di kelopak mata.

Aku menatap Sehun tanpa bergeming, bibirku gemetar. Apakah ini saat yang tepat untuk mengatakannya? Bahwa aku menyukainya? Tapi bagaimana dengan sandiwara aku dan Baekhyun? Sial kenapa pria itu melintas begitu saja dalam otakku disaat seperti ini. Padahal posisiku bagi dia hanya sebatas wanita sewaan untuk mengatakan secuil kebohongan saja, tidak ada yang istimewa.

"Baiklah, tidak usah dijawab kalau tidak mau. Perasaanku memang terlalu jauh." Katanya, dengan suara yang terdengar agak sendu.

Hancur sudah pertahananku. Air mata yang berusaha aku tahan untuk tetap berdiam di kelopak mata, kini berhasil terjun tanpa permisi dan sialnya deras sekali. Tanpa pikir panjang, aku memeluknya. Aku memeluk tubuh hangatnya, di iringi dengan isakan kecil yang kian mengeras.

Sehun melepaskan pelukanku, pria itu mengernyit. "Kenapa menangis? Aku salah bicara ya?"

"Lihat kemejaku jadi basah. Aku tidak terima kekasih orang lain menangis di bahuku." Katanya masih berusaha untuk bercanda.

"Lupakan aku!" Tegasku, dengan air mata yang kembali merembas.

"Kenapa?" Matanya tajam memandangku.

"Kau boleh mengingatku, tapi jangan jadikan aku sebuah kenangan. Cari saja wanita lain! Kau tahukan kalau aku tidak menyukaimu?" Sakit sekali rasanya, ketika kalimat bualan itu keluar dari mulutku.

Kulihat Sehun tersenyum padaku, manis sekali namun makin membuat dadaku terasa sesak.

"Perasaan ini tidak mau pergi dariku. Tidak tahu kenapa, aku selalu merasa bahagia setiap mengingatnya. Mungkin aku tidak akan pernah melupakannya. Tidak peduli kau suka atau tidak." Katanya.

"Tidak usah ambil pusing, jalani saja hidupmu. Aku akan mendukungmu dari belakang dengan siapapun itu." Lanjutnya.

"Sebaiknya kau pergi"

Sehun mengangguk, ia menatapku sejenak dalam keheningan kemudian senyuman manisnya kembali terlukis. Pria itu membelai surai kehitamanku lembut seraya berpesan, "Jaga dirimu!"

Selepas kepergian Sehun aku terus menangis, meluapkan semua perasaanku sambil menatap langit-langit kamar yang terasa mengejek kebodohanku. Kuraih beberapa lembar tisu untuk menghapus setiap tetesan air mata yang terus merembas.

Dua tahun aku menyukai pria itu, tetapi aku justru memintanya melupakanku saat ia mengatakan perasaannya. Jangan tanya aku masih menyukainya atau tidak, jelas aku masih menyukainya. Tapi entah kenapa, nama Baekhyum melintas begitu saja di otakku. Nama itu berkali-kali muncul saat Sehun mengutarakan perasaannya, seolah mengingatkanku untuk mengabaikan Sehun karena perjanjian bodoh yang telah aku sepakati.








*Jangan lupa pakai masker*

Ny.Oh❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang