Game

927 69 8
                                    

Jihoon bosan.

Dia sedang menunggu Hyung tercintanya. Yang sudah berjanji akan menemaninya bermain game malam ini.

Tapi sekarang sudah pukul 8 malam, dan Hyungnya belum datang. Dia terus menatap pintu apartemen, berharap pintu itu segera terbuka dan menunjukkan sosok Hyungnya.

Jihoon membuka ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jihoon membuka ponselnya. Terdapat notifikasi dari aplikasi chat yang dimilikinya.

Lee Daehwi

Hyung, lihat ini

Tapi, kenapa di handphone ku tidak ada yang seperti itu??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi, kenapa di handphone
ku tidak ada yang seperti itu??

Bisa saja,
Disembunyikan darimu

Jihoon menggeram

Dia segera menelfon Daniel Hyungnya.

Tidak diangkat

Sekali lagi

Masih tidak

Lagi,

Halo? Jihoonie?

Kali ini diangkat.

Tapi ini bukan suara Daniel Hyungnya. Ini suara teman Daniel, Ong Seongwoo.

"Dimana Daniel Hyung?"

To the point sekali, Park Jihoon.

Ah, dia sedang memesan minuman untuk kami berdua.

"Berdua eh?"

Jihoon menutup telefonnya. Melempar ponselnya hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras, dia tidak peduli jika itu akan rusak. Moodnya benar benar buruk.

Beberapa detik kemudian, dia menangis.

___________________________________

Daniel panik. Dia benar benar lupa. Sekarang sudah pukul 10 malam dan dia masih berada di dalam mobil.

"Bodoh."

Dia lupa, memilih menemani Seongwoo temannya yang sedang patah hati. Dia meminta Daniel untuk menemaninya dan bercerita. Kalau istilah remaja masa sekarang, curhat.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya di basement, Daniel segera menuju kamar apartemennya dengan terburu.

Pintu itu terbuka. Daniel segera menuju kamar untuk menemukan Jihoonnya.

"Jihoonie, Love!"

Daniel mendekati gundukan yang tertutupi selimut itu. Lalu berseru rendah, "Maaf, sayang. Hyung lupa."

Jihoon belum tidur. Dia mendengarnya dan dia kecewa.

Hiks

Hati Daniel hancur saat mendengar isakan itu. Dia menarik Jihoon, membalikkan badannya dan memeluk kekasihnya dengan erat.

"Maaf, maafkan Hyung," Daniel mengelus surai legam Jihoon sayang.

"Dasar bodoh huhuhu! Kau melupakanku! Padahal Hyung sudah berjanji untuk bermain game bersamaku~ Dasar jahat!" Jihoon berteriak di dalam pelukan Daniel.

"Maaf, maaf."

"Hiks! Kenapa pulang?! Kenapa tidak bersama temanmu itu saja. Kau melupakanku huhuhu, eomma~"

Daniel mengeratkan pelukannya. Ia membuat kesayangannya menangis.

"Maaf, maafkan Hyung.."

Daniel bergerak untuk mencium bibir Jihoon. Tapi si manis dengan cepat memundurkan kepalanya, lalu berbalik memunggungi Daniel.

"Apa Hyung dimaafkan?" tanya Daniel. Tangan besarnya masih mengelus surai legam Jihoon.

"...."

"Baiklah kalau begitu. Hyung betulan pergi, ya?"

"...."

"Selamat malam, Love. Hyung mencintaimu."

Daniel tidak benar benar pergi. Saat dia akan beranjak dari ranjang, si manis menahan tangannya. Dengan wajah memelas, mata berair, serta hidung dan pipi yang memerah.

"Jangan pergi," ujar Jihoon dengan suara seraknya.

Daniel kembali berbaring dan memeluk Jihoon erat.

"Aku tidak akan memaafkan Hyung jika ini terulang lagi." Jihoon berseru rendah.

"Hng, Hyung tidak akan mengulangnya lagi."











The End

Gatel pengen nulis Nielwink hehehe

Gatel pengen nulis Nielwink hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All About NIELWINK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang