***
Aroma embun meraba celah dedaunan hutan. Suara orkes alam pun lenyap dihampas cahaya mentari pagi. Burung-burung berterbangan mencari rizki yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Sedangkan, daun-daun merangkul cahaya mentari lalu meleburkannya menjadi cikal bakal buah dan unsur terpenting dalam kehidupan, yaitu oksigen. Tiada satu pun makhluk yang tak terbangun di pagi itu. Kecuali bagi mereka para nokturnal.
Bagi Ki Aji suasana seperti ini tak lagi asing dibandingkan dengan benda-benda yang dibawa oleh Alfa. Dan sekarang ia pun sedang duduk seperti para petapa yang bersemedi di dalam gua. Dengan mata yang terpejam, mulutnya berkomat-kamit melafalkan kidung kejawen. Dia juga menyebut beberapa nama roh leluhur dan makhluk supranatural yang ia yakin dapat memberi kekuatan atau kesaktian padanya.
“Ki Jayabaya, ingsun jejaluk pitung … nyuwun kesaktian ingkang saged ngelindungi awak kaula.” Desis Ki Aji
“Ah, orang-orang di dimensi bumi ketujuh ini masih saja melakukan hal yang konyol dan aneh. Padahal, di masa yang akan datang hal semacam ini hanyalah sebuah kisah yang akan terlupakan oleh para anak cucunya sendiri. Mereka lebih yakin terhadap hal-hal yang rasional tenimbang hal mistis dan kuno seperti ini. Walaupun teknologi mereka belum bisa menyamai teknologi kami tapi ilmu pengetahuan mereka terhadap berkembangan teknologi telah membunuh hal-hal yang berbau mistis.” Gumam Alfa
Tiba-tiba Ki Aji berhenti melantunkan kidungnya, matanya kini terbelarak dan seakan ada peristiwa besar yang akan terjadi. Air keringatnya kini membasahi jenggotnya yang berwarna putih. Yang ia rasakan adalah keringat dingin dan bukan keringat tanda kelelahan melainkan sebuah ketakutan. Kedua alisnya ia benturkan dan menciptakan gumukan kecil di antara keduanya. Kemudian suara aneh terdengar dari alat yang ada di tangan kiri Alfa.
“Sepertinya alat itu memberimu kabar tentang bahaya yang akan datang, ya?” tanya Ki Aji
“Iya, coba lihat ini Ki!” ucap Alfa.
Tiba-tiba alat itu memancarkan cahaya dan menggambar sebuah pesawat dimensi sedang melintasi dimensi O, yang artinya sebentar lagi akan tiba di dimensi bumi ketujuh dalam waktu 1 jam lagi. Dan alat tersebut juga mengabarkan jumlah yang ada dalam peswat tersebut. Tepatnya tak kurang dari 40 orang yang berada di dalam kapal tersebut.
“Ini tak salah lagi, itu adalah pesawat milik Kapten Ertos.” Ujar Alfa
“Sepertinya kita tak bisa bersantai di sini lagi, ya?” tanya Ki Aji
“Tidak Ki, sebelum kita melakukan pertempuran lagi, baiknya kita makan dulu. Agar tubuh kita mendapat energi lebih.”
“Tidak usah Alfa, bagi kami makan pagi adalah suatu pantangan yang tidak boleh dilanggar. Karena dapat mengganggu konsentrasi kita dalam bertarung dan juga membuat tubuh kita lemas dan loyo”
Walaupun Ki Aji menolak ajakannya, Alfa tetap makan makanan yang ia siapkan di balik lemari es. Sembari makan, Alfa menceritakan kekejaman yang telah dilakukan pasukan Kapten Ertos di setiap planet yang mereka singgahi. Mereka merampas kekayaan planet tersebut dan memperbudak penghuninya. Dan jika melawan, pasti akan ia bunuh secara sadis dengan kepala korban itu ia pasang di tengah-tengah alun-alun kota. Bukan hanya itu saja, jika Kapten Ertos sudah bosan dengan planet itu maka tanpa segan-segan ia luluh lantakan dan menghilangkannya dari peta antardimensi.
Kejam memang yang ia lakukan, tetapi itu bukanlah hal yang seberapa. Para penjahat yang menamai mereka dengan nama Mandala, sering sekali melenyapkan bintang utama pada suatu galaksi. Akibatnya adalah kemusnahan pada galaksi tersebut.
***
“Oh iya Ki, kenapa tadi Ki Aji tahu bahwa alat ini mengabari kita tentang sinyal bahaya yang akan datang?” tanya Alfa.
“Sebenarnya, baru saja Aku mendapat wangsit akan adanya bahaya besar yang datang, sebelum alat ini memberitahu kita,” jawab Ki Aji, “Jika seorang petapa sepertiku telah membuka tabir kemanusian kami, maka kami dapat mengetahui dengan mudah apa yang akan terjadi nanti, tanpa benda seperti itu.” Jelasnya
Orang-orang seperti Ki Aji yang memiliki spirualitas yang tinggi akan mendekati sifat-sifat para dewa di masyarakatnya. Ini merupakan hasil dari latihan dan meditasi yang amat lama. Tak jarang mereka dapat berbulan-bulan bertapa di sebuah goa tanpa makan dan minum. Namun, apabila seseorang tersebut gagal dalam pertapaannya, ia akan kehilangan akal sehatnya dalam artinya dia akan gila karena tidak mampu menampung ilmu para dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGERI ORION
FantasíaCerita ini menggambarkan kehidupan bangsa Finix yang tinggal di sisi gelap bulan. Mereka amat menguasai teknologi dan sihir. Namun, ada beberapa orang yang ingin mengacaukan dimensi lain dengan memanfaatkan teknologi mereka. Sedangkan Alfa adalah or...