Three

23 7 11
                                    

Samlekom ukhti akhi
Saya up ges
Vote kek,komen kek,jgn siders mlu,kena azab mmps
Azab tukang ngeread doang matinya diliatin doang:v
Gg,kidding ei
Ydh lanjut gengs~

•••

"Siapa namanya?" Oh bodohnya Shella tidak memikirkan ini. Ia harus menjawab apa?

"Um.. Namanya adalah Ray.. Raihan. Namanya adalah Raihan dok" Oke,dua kali berbohong dalam satu hari.

"Baiklah jika seperti itu,saya akan memberitahu keadaannya. Tapi tolong kamu jangan menekan dia oke"

"Baiklah dok"

"Saudaramu itu lupa ingatan. Benturan di kepalanya terlalu keras. Tapi kamu tenang saja,ingatan saudaramu akan cepat kembali jika ia diajak ke tempat tempat yang pernah dikunjunginya. Ini tidak permanent. Jadi kamu harus membantunya untuk mengingat. Dan,dia hanya kehilangan sebagian isi otaknya. Dia hanya tidak ingat siapa apa jati dirinya. Tapi dia akan ingat orang orang yang berarti dalam hidupnya. Apa kau mengerti?" Dr. Hata menjelaskan secara rinci apa yang terjadi pada orang itu.

"Dia..Dia lupa ingatan dok?" Bagai tersambar petir, Shella sungguh terkejut. Semakin berat saja beban hidupnya ini Ya Tuhan.

"Iya Shella,tapi itu tidak permanent dan akan lekas sembuh jika diberi perawatan dan rahabilitasi yang baik"

"Ba..baiklah dok. Apa dia bisa berada di sini sampai ingatannya sembuh?"

"Bisa dan itu lebih baik"

"Baik dok,kalau begitu saya permisi. Terimakasih"

Shella pergi dari ruangan Dr. Hata. Ini semakin membuatnya pusing. Kenapa dia harus kehilangan ingatannya? Dan bagaimana aku bisa mengembalikan ingatannya?. Shella terus memikirkan itu. Namun ia tak boleh patah semangat! Dia harus menolong orang itu! Ya,dia harus menolongnya! Lagipula ada Fahri yang bersedia membantunya bukan? Okay,kita akan beraksi. Shella memutuskan untuk kembali ke IGD dan menjelaskan semuanya kepada Fahri. Untung saja Fahri mau membantunya. Ya meskipun harus ada sedikit bumbu paksaan sih haha.

2 hari setelahnya,

Kondisi Shella sudah membaik. Lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi. Dan sekarang ia sudah boleh pulang. Beberapa hari ini memang Shella berada di rumah sakit. Orang tuanya sudah mengetahuinya karena mendapat telepon dari rumah sakit. Tapi ya begitulah. Mereka tidak menyempatkan waktu untuk menjenguk anak mereka Shella. Shella tidak apa. Itu sudah biasa. Lagipula ada Fahri yang menjaga Shella.

Sebelum pulang kerumah, Shella dan Fahri memutuskan untuk melihat Raihan,korban kecelakaan waktu itu yang akan mereka jaga. Sekarang Raihan sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Keadaannya membaik meskipun dia belum sadar dari kondisi kritisnya.

Ceklek
Pintu ruang Bugenvil nomor 01 itu terbuka oleh Fahri. Fahri dan Shella masuk kedalam dan melihat jika orang itu... Korban kecelakaan waktu itu.. Yang dia karang namanya adalah Raihan.. Dia telah sadar. Raihan sudah sadar. Ucapan syukur langsung dilontarkan oleh Shella. Dengan sigap Shella langsung menghampiri orang itu.

"Hai bagaimana kondisimu?" itu adalah hal pertama yang ditanyakan Shella kepada Raihan.

"Aku merasa pusing dan tidak mengingat apapun. Siapa aku? Dan kau siapa?" tanya orang itu was was.

"Aku adalah Shella. Dan ini adalah adikku Fahri. 3 hari yang lalu kau menabrak tiang pembatas jalan yang membuatmu kehilangan ingatan"

"Benarkah?? Kau siapa ku?" orang itu belum percaya sepenuhnya kepada Shella.

"Aku bukan siapa siapamu. Tapi karena waktu itu kami yang membawamu kesini jadi kami memutuskan untuk merawatmu sampai sembuh. Dan kami akan memanggilmu Raihan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lonely Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang