[5] Level Up!

19 9 2
                                    

"Brengsek! Apa yang baru saja kau lakukan padanya?!"

Alih-alih panik dan bertingkah bodoh, Adam tetap berusaha tenang seraya menyodorkan senyum ramah. Menurutnya,itu adalah pilihan yang tepat. Sebab, ia harus memastikan mereka semua juga mati. Tidak boleh ada saksi mata.

"Wah, ketahuan, ya,"ujar Adam.

"Kurang ajar! Akan kubunuh kau, Keparat!"

Pria mohawk bermuka garang itu sontak menghampiri Adam, dan merangkam kerah jaketnya kuat-kuat. Dalam situasi semacam ini, Adam sendiri tak tahu harus berbuat apa. Kemampuan melahap jiwa manusianya ternyata bukanlah senjata serba-bisa.

Beberapa pria semerawut masuk ke dalam pondok, ikut meramaikan aksi yang dilakukan bos mereka. Ya, orang yang memergoki Adam adalah pimpinan geng judi terkenal di desa. Dialah yang menyogok Pak Retno supaya tetap bungkam.

"Aku tahu! Kau ini si hansip baru, 'kan?" katanya,"dasar brengsek! Berani-beraninya kau merusak pesta kami!"

"Apa maksudmu?" timpal Adam,"kalian tidak pantas menggelar pesta apa pun. Kalian hanya ternak."

"Bangsat!"

BUGH!

"Aakhh!"

Adam meringis tatkala perutnya menjadi samsak tinju. Gigi pemuda itu menggertak, terbakar emosi. Berbekal kedua tangannya yangmasih bebas, ia lantas menyentuh badan si pria mohawk.

Dalam hitungan detik, asap pekat membumbung, disusul jeritan parau sang korban. Pria mohawk terkapar sesaat badannya menyusut, melepaskan sang pemilik glutton yang menyeringai bengis.

"Dia bukan manusia! Lari!"

"Lari! Cepat, lari!"

"Ha-hantu!"

"Monster!"

Gerombolan orang yang mengepung Adam seketika kabur. Mereka lari tunggang-langgang menjauhi pondok. Namun, pembantai malam ini belum cukup. Masih banyak ternak yang harus dikorbankan, sekaligus saksi mata yang sangat berbahaya.

Adam tahu dengan kemampuannya yang sekarang, mengejar kesemua ternak itu adalah hal yang mustahil. Mereka terlalu panik sampai-sampai larinya kelewat cepat. Maka dari itu, Azazel melakukan sedikit pembaruan pada rekan manusianya.

"Glutton berevolusi! Nimis ditambahkan."

"Nimis?" ulang Adam, heran.

"Sentuh apa pun yang kau mau." Azazel memberi instruksi.

Hansip magang itu menyentuh dinding pondok. Satu-dua detik kemudian, permukaan kulitnya mengeras, menyerupai kayujati. Hanya dalam beberapa saat, Adam telah menjelma menjadi manusia kayu.

"Terpujilah kau,Azazel. Sekarang, tinggal eksekusi."

Sang pemilik glutton memelesat berkat lubang udara yang menganga dari bagian belakang kedua kakinya. Sontak saja, ia mampu menyusul target yang sudah tancap gas cukup jauh. Dengan sentuhan mautnya, para korban pun bertumbangan.

Malam yang begitu kelam, dengan jeritan dan penebusan dosa, siapakah yang sanggup menyaksikannya? Adam telah berhasil membasmi semua penyakit masyarakat yang ditemuinya hari ini.Sekarang, tinggal dirinya yang tegak di tengah mayat-mayat mengenaskan.

"Saatnya pulang."

~~GLUTTON~~

"Jadi, glutton bisa berevolusi, ya?"

"Glutton akan berevolusi jika jumlah jiwa pendosa yang dilahapnya telah memenuhi target."

"Kemampuan macam apa yang kudapat ini, Azazel?" ujar Adam yang duduk di atas kasur, memandangi kedua tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLUTTONYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang