CHAPTER DUA | JUST END

396 59 3
                                    

INI CERITANYA RANDOM

"Jeno menguasai Jaemin dengan perasaannya. Dan menenggelamkan Jaemin dengan eyesmile indah milik Lee Jeno. Jaemin takut, kehadiran Jeno menciptakan Cinta"

Jaemin duduk disini, untuk pertama kali. Kakinya menapak di stadion bola bersama sahabatnya, Mark Lee.

Dan disinilah, awal mula Jaemin bertemu sosok Jeno. Sosok yang dikaguminya. Sosok yang merebut perhatiannya.

Siapa pria tinggi berkulit putih, dan bermata sipit itu? Jeno duduk di depannya. Meonton penuh semangat.

Mungkin, tingginya sama seperti Jaemin. Namun, lebih tinggi Jeno sedikit. Jeno melahap perhatiannya.

Jaemin memutuskan untuk mendekat, menyapa dan tersenyum indah pada lelaki bernama Lee Jeno itu.

"hai, boleh kenalan, gak?" Jaemin mengulurkan tangan kanannya.

Ia menoleh, membalas uluran tangan Jaemin. Tangannya sungguh pas saat menggenggam tangan Jaemin.

"boleh, saya Lee Jeno. Kamu siapa?"

"Jaemin, kadang dipanggil nana. Tapi panggil aja Jaemin" balas Jaemin.

"na, kamu sendirian ke sininya?" tanya Jeno.

Jaemin mengangguk, "iya aku sendiri. Kamu juga sendiri, gak?" tanyanya.

"iya, saya masih sendiri kok" kata Jeno santai

Eh? Jaemin merasa bahwa dirinya salah bicara. Seharusnya tidak ada kata itu dalam percakapan singkat mereka.

"em, jaem. Aku boleh minta sesuatu gak?" Kata Jeno, berharap

Jaemin menatap Jeno penuh penasaran, "minta apa?"

"ini" Jeno menyodorkan ponselnya pada Jaemin, "minta nomor HP-nya"

Dalam hati, Jaemin sungguh bergejolak. Ingin rasanya terlonjak, melompat dari gunung atau lembah.

Jaemin mengetikkan beberapa nomor teleponnya. Lalu megembalikan ponsel Jeno.

Jaemin tersenyum kepada Jeno. Jeno tersenyum kepada Jaemin. Dari sini cerit benar - benar dimulai.

Dari sini, Jaemin menyadari bahwa cinta dimulai karena sebuah keberanian. Jaemin yang berani berkenalan pada sosok yang baru dikenalnya. Dan juga Jeno yang berani meminta nomor ponselnya.

Dan sejak hari itu, Sosok Jeno tak pernah hilang dari pikiran Jaemin.

Mengapa hingga detik ini Jaemin masih tidak percaya? Jeno, yang beberapa jam tadi baru ia lihat, ternyata bisa dinikmati dalam percakapan dunia maya? Jaemin menunggu setiap pesan dari sosok Jeno. Menanti setiap kalimat manis datang dari Jeno.

Kemudian, mereka terhubung dalam panggilan telepon. Dan baru Jaemin sadari, ternyata suara Jeno menenangkan untuk didengar. Ia bahkan tidak rela mematikan sambungan telepon itu. Padahal baru beberapa hari mengenal, tapi sosok Jeno lihai menyelipkan perasaan nyaman pada Jaemin.

Jaemin menatap langit langit kamarnya, dan tersenyum tiba - tiba. Mencoba memahami perasaan aneh yang ia alami saat ini. Sudah lama Jaemin menutup perasaan pada lelaki maupun perempuan. Dan Jeno berhasil memperkenalkan rasa itu lagi.

Namun, yang Jaemin takutkan kali ini : harapnya terlalu tinggi.

Berminggu terlewati, dan Jaemin selalu melibatkan hati. Dalam setiap percakapan vua suara, Jaemin semakin sibuk mengira. Apakah Jeno juga menyimpan rasa?

Berbulan terlampaui, ingin rasanya Jaemin mengakui, bahwa ada perasaan yang tumbuh disini. Ada kenyamanan yang sulit Jaemin ungkapkan.

Ketika mereka bertemu, kemudian berpisah lagi, rasanya langkah kaki waktu ingin sekali Jaemin marahi. Ingin sekali ia membentak waktu yang bergerak lebih cepat ketika Jaemin bersama Jeno disini.

 Ingin sekali ia membentak waktu yang bergerak lebih cepat ketika Jaemin bersama Jeno disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ceritanya random, dan banyak narasi. Updae sesuai mood nulis. Karena ini juga aku tulis berdasarkan inspirasi novel. Kata - katanya terlalu baku heum_-

 Kata - katanya terlalu baku heum_-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-nomin-

Just End | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang