“Kau tahu aku tidak mau mendengar apapun selain kata ‘iya’ darimu, (Your name).”
(Your name) mengangguk. Jika sudah seperti ini, pilihan terbaik adalah menuruti perkataan sang kekasih. (Your name) tahu betul itu. Jika kau berani menentang ucapan seorang Akashi Seijuurou ketika ia sedang bad mood, (Your name) akui nyalimu sebesar dunia dan seisinya.
“Kau mengerti?”
“Iya, Seijuurou.”
“Kau sadar kau yang salah, ‘kan?”
Lagi, (Your name) menjawabnya dengan sebuah anggukan disertai kaya “iya” bernada pelan. Memang ini salahnya karena tak memberi kabar siapapun kalau ia sedang bermain di rumah teman. Alhasil, seluruh keluarga (Last name) langsung saja panik—dan tambah panik ketika ternyata putri mereka tak bersama sang pujaan hati.
“Kau tidak akan mengulanginya lagi?”
“Iya, Seijuurou.”
"Kau berjanji akan selalu memberi kabar ketika kau bermain keluar?"
"Iya, Seijuurou."
"Kau berjanji tidak akan pulang malam?"
"Iya, Seijuurou."
“Kau berjanji—”
“Iya, Seijuurou.”
“—akan menerima ku menjadi tunanganmu hingga waktu yang tepat bagi kita untuk menikah?”
“Iya--apa?”
Kedua bola mata (Your name) melebar seketika tatkala ia melihat Seijuurou mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya dan menyematkan perhiasaan itu ke jari manis sang kekasih. Sebuah senyum simpul tampak di wajah sang pemuda surai mawar setelah ia selesai memberikan sebuah kecupan singkat di cincin yang kini terpasang indah di jari (Your name).
“Kau mendengarnya. Aku ingin kau menjadi tunanganku hingga tiba waktu yang tepat bagi kita untuk menjadi sepasang suami-istri, (Your name).”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHABET (Akashi x Reader)[√]
FanfictionSebuah kumpulan kepingan-kepingan kisah antara dirimu dengan sang pemuda pemilik surai sewarna bunga mawar, Akashi Seijurou. . Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi ALPHABET © @hypochondria_