Jatuh cinta itu datangnya mendadak, seperti tahu bulat.
~Binar Gerhana~Hari ini adalah hari Senin sekaligus pekan kedua tahun ajaran baru. Jam sudah menunjukan pukul 06.40, para murid Megantara High School sudah mulai ramai berlalu lalang tiba di sekolah.
Megantara High School adalah sekolah menengah atas swasta yang sangat elit. Hanya murid-murid cerdas dan juga dari kalangan atas yang bisa bersekolah di sana.
Salah satu murid beruntung yang dapat bersekolah di sekolah itu adalah Binar Afrodita. Gadis berponi dengan rambut sebahu itu baru saja turun dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.
Baru saja Binar turun dari mobil, pandangan mata semua orang yang ada di sekitar gerbang sekolah langsung tertuju padanya. Binar bagaikan mega bintang yang senantiasa menarik perhatian setiap orang. Sehingga, dirinya senantiasa menjadi pusat perhatian.
Binar melangkahkan kakinya menuju kelas XII yang berada di lantai dua. Dengan riang gembira, dirinya selalu tersenyum dan membalas sapaan dari orang-orang yang menyapanya.
"Hai Bi," sapa salah satu murid Megantara High School yang mengenal Binar.
Siapa yang tak kenal dengan Binar, gadis ceria, ramah, mudah bergaul, dan cerdas. Semua orang yang ada di Megantara High School pasti mengenalnya. Bahkan kucing liar menggemaskan yang selalu ada di taman belakang sekolah pun kenal dengan Binar.
"Hai juga," Binar tersenyum manis membalas sapaan tadi.
Meski Binar dikenal oleh setiap orang di sekolahnya, tapi dirinya sama sekali tidak kenal dengan semua orang tersebut. Hanya sebagian yang Binar kenal, yaitu teman sekelasnya dan juga teman yang satu ekskul dengannya. Selain dari pada itu, tidak ada lagi yang Binar kenal.
"Pagi Binar, duh lo pagi-pagi kok udah menyilaukan mata aja sih," gurau Jendra ketua kelas XII IPA 1 ketika Binar sudah tiba di depan kelas. Cowok itu pasalnya tengah nongkrong di daun pintu kelas mereka.
"Hahaha.. apa sih lo, jangan godain gue ya kalo gak mau kena tendang," Binar tertawa menanggapi gurauan Jendra.
"Lah siapa yang godain lo, maksud gue menyilaukan mata tuh saking silaunya mata gue sakit kalo liat lo wleee," ledek Jendra.
"Terserah lo deh ya," ucap Binar malas dan langsung masuk ke kelas meninggalkan Jendra yang tengah terbahak menertawakannya.
Jendra dan Binar adalah teman sejak kecil. Mereka selalu bersekolah di tempat yang sama dan selalu sekelas. Jadi bagi Jendra sudah biasa untuk bergurau, meledek, dan menjahili Binar.
Jendra berbeda dengan anak cowok lainnya yang selalu merasa segan dan minder untuk mengobrol atau pun bergurau dengan Binar. Semua cowok di Megantara High School merasa Binar terlalu sempurna untuk didekati.
Saking girangnya menertawakan Binar, Jendra tanpa sadar sudah berada di koridor depan kelasnya sambil terus memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.
"Hahaha..." tawa Jendra cetar menggelegar memenuhi koridor.
Brugh...
Seseorang tiba-tiba menyenggol bahunya.
"Aish... eh woy nyelow dong lo kalo jalan," ucap Jendra tak terima.
Lantas orang itu pun langsung membalikan badannya menghadap Jendra dan menatap cowok itu dengan pandangan datar nan menusuk.
"Eh, hehehe... silahkan lanjutin aja jalannya, gue tadi gak bermaksud apa-apa kok," Jendra terkekeh garing dan menciut seketika kala melihat aura gelap yang terpancarkan oleh orang yang menyenggol bahunya tadi. Lalu ia langsung terbirit masuk ke kelas setelah mengucapkan kalimat tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Binar Gerhana
Teen FictionGerhana itu bak malam yang kelam, Binar itu bak pagi hari yang cerah. Gerhana itu sedingin es kutub, Binar itu sehangat mentari. Gerhana tercipta untuk menelan cahaya, Binar tercipta untuk melahap gelap. Binar dan Gerhana sangatlah berbeda. Kala Ger...