The Surprising Thing 1

28 6 0
                                    

Rainsa duduk bersila beralaskan kasur tipis. Helaian rambut panjang Rainsa diterpa angin, membuat rambutnya berkibar terbang terbawa semilir angin. Tangannya menggenggam cangkir yang isinya sudah habis dan meninggalkan sisa cairan coklat pekat. Matanya menatap lurus ke depan mengamati gedung gedung tinggi nan besar yang berserakan di pusat kota. Lampu lampu jalanan dan bangunan juga gemerlap semacam bintang bintang yang bertaburan di hamparan langit yang luas.

Drrtt drrtt
Smarth phone hitam milik Rainsa, bergetar dibawah meja kopi kecil. Layar smarth phonenya juga menyala dan menampilkan notifikasi pesan.

Incoming messages of Mama♡♡
"Rain... Nak temenin mamah ya besok pergi belanja, mama gak punya temen, Rainzi dia...

Mata Rainsa membaca notifikasi yang ada di layar smarth phonenya. Setelah melihat sekilas pesan dari mamanya, tangannya telulur mengambil smarth phonenya.

Mama♡♡
"Rain... Nak temenin mamah ya besok pergi belanja, mama gak punya temen, Rainzi dia lagi sibuk berlibur bersama keluarganya. Dia hamil dua minggu, dan mau merayakannya di Korea sana. " Rainsa tersenyum membaca pesan masuk dari mamanya, ternyata adik kembarannya sedang mengandung keponakannya.

Jari lentiknya mengetik di papan keyboard smarth phonenya. "Iya mah, besok Rainsa ke sana, kebetulan Rainsa dapet cuti satu hari. Semoga saja satu hari sudah cukup untuk nemenin mama belanja. " ketik Rainsa pada pesan yang ingin di sampaikan kepada mamanya.

...b
...e
...b
...e
...r
...a
...p
...a
Menit kemudian

Drrtt drrtt
Reinsa kembali menatap smarth phone yang menunjukkan notifikasi lagi. Rainsa dengan semangat membuka notifikasi yang masuk.

Mama♡♡
"Makasih ya Rain... Sudah mau nemenin mamah belanja. " begitulah pesan yang dibaca Rainsa dari smarth phone.

"Iya ma... " ketik Rainsa memberikan kiriman pesan untuk mamanya. Setelah mengetik pesan kiriman itu, Rainsa memasukkan smarth phonenya ke saku mini pants berwarna hitamnya.

Rainsa bangkit dari duduk lesehannya, kasur tipis yang tadi di gelar untuk alas dirinya duduk, di lipat dan di taruh di bawah meja kopi. Sedangkan cangkir coklat dinginnya, ia taruh di wastafelnya. Setelah mencuci cangkir coklat dinginnya, Rainsa duduk di single sofa yang berhadapan dengan pintu kaca skat dari balkon dan kamarnya.

"Sebaiknya aku pakai baju apa ya? " gumam Rainsa memikirkan pertemuannya dengan mamanya besok.

Rainsa berdiri bangkit berjalan menuju lemari kaca besar. Di dalamnya banyak koleksi baju, dress, dan gaun dari warna pastel sampai cerah semuanya tersedia di sana. Rainsa menggeser ke sana ke mari, mencari dress yang cocok untuk dirinya berbelanja, sambil jalan jalan menyejukkan mata.

"Nah ini sepertinya cocok, simpel dan anggun. " gumam Rainsa sambil mengambil sepotong dress berwarna biru donker, dengan hiasan pita besar berwarna gold di bagian pinggangnya, kerahnya juga terlihat seperti seragam maid berwarna gold.

"Gimana ya bentuk Rainzi saat perutnya buncit? Ahhh tidak sabar melihat dia hamil tujuh bulan. " gumam kecil Rainsa saat mengingat pesan dari mamanya yang katanya adik kembarannya mengandung dua minggu, bagaimana bentuk tubuh mungil sang adik bila perutnya membuncit besar. Rainsa terkekeh kecil saat membayangkan Rainzi yang hamil.

Ting ting
Smarth phone yang ada di saku mini pansnya berbunyi. Dengan cepat Rainsa mengambil smarth phonenya itu. Terlihat sebuah tulisan di layar smarth phonenya.

Dedek Rainzi is calling 📞
"Halo? " panggil Rainsa saat via telvonnya tersambung ke smarth phone Rainzi.

"Kak! Aku hamil! Dicka senang sekali dirinya berubah posesif dan perhatian ketika mengetahui aku hamil. " histeris Rainzi di seberang sana, membuat Rainsa tersenyum geli.

"Benarkah? Jaga dirimu dengan baik, di perutmu sekarang ada keponakan ku. " tutur Rainsa halus menjawab kehisterisan Rainzi.

"Kemarin aku meminta Dicka untuk pergi ke Korea, karena aku beri kado kejutan kehamilanku, Dicka langsung memesan tiket pergi ke Korea, aku ingin sekali bertemu salah satu member BTS atau EXO. " kata Rainzi kembali histeris saat menceritakan
liburannya ke Korea.

"Semoga saja... " bisik Rainsa mendoakan apa yang diinginkan Rainzi.

"Ya sudah kak! Aku sama Dicka mau ke kamar dulu, sudah malam. " kata Rainzi membuat Rainsa mengangguk, Rainzi pun mematikan sambungan telvon.

Rainsa menatap jam dinding yang bentuknya helo kitty jam itu menunjukkan jam sembilan malam. Sekali loncat, Rainsa langsung terjun dan berbaring di atas kasur queen size empuknya.

Segelintir perkenalan saja
Rainsa Anugrah Saranatalie, seorang dokter umum berumur dua puluh sembilan. Rainsa terlahir di keluarga besar polisi, Rainsa yang masuk kedokteran dan adik kembarannya Rainzi Rizqy Saranada adalah seorang perawat dengan suaminya pengusaha sukses. Mama Rainsa adalah bidan sedangkan Papa Rainsa adalah seorang polisi.

Accidentally LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang