Seorang gadis duduk dibangku taman yang dikelilingi bunga-bunga indah di musim semi. Ia langsung menuju ke sana setelah tiba dari Korea dimana tempatnya lahir dan bekerja sebagai fotografer. Perjalanannya terasa sangat cepat ke Belanda. Ditemani dengan koper besarnya, Lisa memandangi bunga cantik bermekaran. Sepertinya bunga-bunga itu bahagia bisa bertemu kembali dengan sinar matahari, batinnya dalam hati seraya tersenyum hampa.
Seharusnya bunga-bunga itu bisa membuat Lisa senang dan tersenyum karena ia suka bunga. Tapi ia terlalu naif jika berkata ia sedang baik-baik saja. Ada rasa kosong yang menyelimuti hatinya tepat ketika penghuninya pergi entah kemana. Bodohkah ia karena terlalu mudah untuk jatuh cinta? Atau bodohkah ia begitu cepat memberikan seluruh hatinya pada laki-laki itu? Dan kini yang tersisa hanya senyum tegar seolah-olah ada kebahagiaan yang ia dapatkan sebagai ganti hatinya yang telah dicuri.
Lisa menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menyadari dirinya melamunkan seseorang yang seharusnya tak ia pikirkan. Kepalanya menunduk dan menyampirkan lengan panjangnya, nampak gelang berkesan masih ia pakai sampai detik ini. Gelang sederhana dari kain perca yang dibuat khusus untuknya dengan huruf inisial 'L' dan 'J' terbungkus gambar hati. Ia sadar harusnya semuanya sudah berakhir, tapi apa salahnya menyimpannya untuk kenangan? Gelang itu terlalu istimewa untuk dibuang. Memori indah terlukis kembali didalam otaknya mengenai dia. Ia tersenyum tipis, berusaha tegar.
Lisa melirik jam tangannya, sudah cukup lama ia berada di sana. Hari sudah sore, sepertinya ia harus ke hotel yang ia pesan untuk beberapa hari liburannya.
Baru selangkah Lisa berjalan sambil menarik kopernya, ia berhenti melihat dua insan diseberangnya sedang berciuman. Bukan terkejut dengan apa yang mereka lakukan ditempat umum seperti ini walau agak sepi, tapi terkejut siapa pelakunya. Awalnya ia mengira mungkin berhalusinasi saja, tapi berkali-kali Lisa berkedip untuk memastikan. Namun justru wajah itu semakin nyata merobek pikiran positifnya.
Tanpa aba-aba air bening dari matanya keluar satu persatu mengaliri pipi Lisa. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan isakan tangisnya. Sebelum pergi dari sana, Lisa dengan spontan menjatuhkan gelang yang berharga baginya.
Dengan melihat kejadian itu, mungkin Lisa bisa melupakan kenangan indah yang pernah mengisi harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You
Short StoryBunga bermekaran dan daun berjatuhan, seolah mengejekku sendirian memandanginya. Aku pernah berharap bisa melihat musim semi di negara kincir angin bersamanya, tapi rasanya tak mungkin setelah cerita kita berakhir. Tapi semesta memberiku satu kesemp...