"udah sana pulang..." Aura sambil mendorong badan tinggi yang dimiliki Putra. mereka berdua sudah pulang sejak matahari tenggelam, dan sekarang mereka sudah di teras rumah Aura.
"iya-iya aku pulang" tangan Putra mengacak-acak rambutnya.
Aura mengantarnya sampai garasi depan rumah, Putra menyalakan motor vespanya. tak lama ia menengok ke belakang dengan senyuman lebarnya.
Aura melambaikan tangannya, "Baiii". Putra juga melakukan hal yang sama lalu terkekeh pelan karna gemas dengan perilaku kekasihnya ini.
"huh, dimarahin ga yaa.." Aura bergumam sendiri agar tidak terdengar siapapun. Ia membuka pintu dengan pelan, terkejut melihat sang ayah yang muncul tiba-tiba.
"abis darimana?"
"main pa"
"besok gaboleh main lagi." Papahnya terlihat marah. Ia tahu jika ini terjadi setelah Aura main atau keluar pergi berjalan-jalan dengan temannya."tapi aku udah ada janji pah besok" Aura menyelak perintah Papahnya itu. Namun, Papahnya malah masuk dengan tanpa peduli jika putrinya sedang berbicara.
Perempuan ini hanya bisa menghela nafas, dan menahan sesuatu yang buat ia menjadi tenang.
Ia lari masuk ke kamarnya, dan melemparkan tubuhnya. air matanya yang ia tahan agar tidak jatuh.
"its okay, Ra" bicara terhadap dirinya sendiri. Tak lama, Aura tertidur tanpa lupa menanyakan jika kekasihnya ini sudah sampai atau belum.
***
"Maaf yaa putraaa maaf aku lupaa"
"iya gapapa"
"maafin akuu, jangan marah"
"sejak kapan Putra bisa marah sama Auraa?"
"jangan tinggalin aura yaa"
"iyaa"
"aku lupa ih maaffinn"
"Raa, aku juga ga marah. kamu yang ga jelas nelfon pagi-pagi begini"Aura mendecak sebal, ia takut jika Putra akan marah. Karna semalam, Aura langsung terlelap tidur, tanpa menanyakan lelaki itu sudah sampai atau belum.
Padahal jika tidak menanyakan, bagi Putra tak masalah. Wanita ini saja yang berlebihan.
"aku mau lari pagi di sekitar rumah kamu"
"ya terus?"
"cuma memberi tahu"
"tapi aku ga mau tau"Putra terkekeh. "paling juga nanti ada bidadari mungil yang membuntuti-ku."
Aura tersenyum, pipinya merona tiba-tiba. kalimat yang ia lontarkan padahal bukan rayuan, tapi bisa menumbuhkan rasa cinta.
ini termasuk budak cinta, ya?