2.Telat!
“Woyyyy keboo bangun!!”teriak Gavin di samping telinga Ara.
Sedangkan yang diteriaki bukannya bangun malah menutup telinganya dengan bantal.
“Ara lo kebo banget sih!! Mau sekolah atau ngak?”tanya Gavin dengan nada kesal.
“Apasih ganggu tau ngak.”jawab Ara dengan setengah sadar.
“Bangun atau gue tinggal!”ucap Gavin dengan nada tinggi.
“Jam berapa?”tanya Ara.
“06.57.”jawab Gavin dengan santai.
“APA? Lo gila! Kenapa ngak bangunin gue dari tadi!”ucap Ara yang langsung lari ke kamar mandi.
“Cih, dasar lo aja yang kebo! Dari tadi gue udah teriak-teriak cuma kuping aja yang budek!”ucap Gavin dengan sedikit sinis
“15 MENIT ATAU NGAKK GUE TINGGAL!!”teriak Gavin sebelum pergi dari kamar Ara.
***
“Lama banget sih lo!”ucap Gavin yang sudah hampir setengh jam menunggu Ara.
“Ya sabar elah, namanya juga cewek!”jawab Ara dengan nada kesal. Seharusnya di sini Gavin yang marah bukan Ara tapi ini malah kebalikannya.
“Buruan naik!”ucap Gavin.
“Ga mau! Gue pakek rok, pendek lagi. Sepatu juga belum gue pakek!”
“Ribet banget jadi cewek!”
Beruntung Ara adalah adiknya sendiri. Kalau bukan sudah di pastikan habis di mutilasi oleh Gavin. Kali ini Gavin harus menggalah mau tidak mau dia harus pakek mobil untuk kesekolah. Yang sudah ia pastikan akan macet 2kali lebih parah di bandingkan naik montor.
“Buruan masuk”ujar Gavin sambil membukakan pintu mobil.
“Thank you borther”ucap Ara dengan sedikit senyum. Dan langsung masuk kedalam mobil.
“Kesambet apa lo?”tanya Gavin yang kini sudah menjalankan mobilnya.
“Apa? Ngak kesambet apa-apa.”jawab Ara sambil memakai sepatunya.
“Kenapa tiba-tiba manggil gue kaya gitu, padahal dari kemaren lo sewot mulu sama gue!”
“Emangnya ga boleh gitu?katanya mulai sekarang lo abang gue, yaudah gue panggil abang!”ucap Ara sambil menekan kata Katanya.
“Kenapa ngak dari kemaren,baru sekarang?”
“Gue kasih tau ya sama lo! Gue itu bukan friendly yang mudah untuk berteman dengan siapa aja. Dan ngak tau kenapa lo itu asik jadi yaudah gue mau terbuka sama lo!” jelas Ara.
***
”Kita telat bang?” tanya Ara dengan muka polosnya.
“Ya iyalah pakek nanya!”
“Ya maaf gara-gara gue jadi telat.”
“Lo bisa manjat?”
“Bisa kenapa?”
“Mobilnya kita taruh sini, dan kita masuk manjat tembok samping. Ayooo!” ucap Gavin sambil menarik tangan Ara.
Kini mereka sampai pada tembok samping sekolah yang lumayam tinggi. Dan itu kemungkinan kecil untuk Ara bisa naik ke atas sana.
“Tunggu apa lagi ayo!”
“Ga berani tinggi, Ara takut!”
“Tadi sok-sokan bisa kenapa sekarang cupu gini.”ucap Gavin dengan nada meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen FictionGimana jadinya kalau yang dingin ketemu sama yang dingin! Tapi itu hanya sementara! Takdir kadang membolak-balikkan kehidupan seseorang! Siapa yang bisa menentangnya? Tidak akan ada. Soo biarkan semuanya berjalan mengikuti alurnya! Dan kita nikmati...