Chapter 3 : Your promises

7 3 0
                                    

***
Oh tidak, bagi seorang Lynn, ini merupakan hari teraneh di hidupnya.
Sambil mengenakan jaket yang masih 'sempat' kubawa tadi, aku menatap Bryan yang sedang duduk di sampingku dalam mobil nya sambil memegang tanganku yang sedari tadi belum dilepaskannya.

***
"Sebenarnya mau kamu apa,sih!
Emang kamu kenal sama aku? Ngga kan! Kamu itu ngga lebih dari orang gila yang seenaknya bawa anak orang pergi!! " kesalku pada Bryan yang masih menatapku dengan tatapan memelas(?)

"Aku memang tau kok kamu siapa, aku juga tau, kalo aku itu salah, tapi dengar penjelasan aku dulu" ucap Bryan

Lalu, Bryan menarikku masuk ke dalam rumahnya, +karena sejak aku datang, Bryan langsung memulai pestanya.

Kami tiba di sebuah ruangan setelah menaiki tangga ke lantai paling atas rumahnya. Ketika ruangan itu dinyalakan, aku bingung dan takut karena di ruangan itu banyak sekali fotoku

"Kamu stalker, ya?!?" ucapku sedikit gemetar, pada Bryan.

"Bukan aku, tapi... Aku ngga bisa jelasinnya sekarang" jawab Bryan.

" Aku pergi! " pamitku lalu beranjak keluar,namun Bryan lebih dulu menahanku dengan tangannya, yang dapat kurasakan kalau tangan itu sedikit bergetar. Aku memalingkan wajahku ke arahnya dan dari situ dapat kulihat bahwa Bryan menangis.
"Kamu kenapa? " tanyaku pada Bryan yang mengusap air matanya,dan matanya terlihat sedikit sembab.

"Tolong jangan pergi. Kau harus menemaniku disini" ucapnya
"Duduklah" perintahnya lirih padaku.
Bingung, terkejut, takut, kasihan, bercampur menjadi satu, tapi aku tetap duduk di sofa itu seperti yang diperintahkannya.
Baiklah menurutku aku juga harus memecahkan rasa bingung ku dengan mendengarkan penjelasannya, kemudian mengambil keputusan.

" Berjanjilah padaku, kamu harus menggapai mimpimu selama ini."

"Tapi, kamu ngga tau kan apa mimpiku itu? Lagian apa urusanmu? " tanyaku menyelidik.
Karena, kalau dia tahu,mungkin memang benar dia itu stalker.

"Aku tau, tapi jangan berpikiran macam macam." ucapnya seolah tau pikiran ku.

Masa bodoh, pikirku.

" Kamu pasti lupa padaku, tapi aku tidak akan mengingatkannya, karena hal itu akan membuatmu benci padaku." ucapnya dengan suara rendah yang semakin bergetar.

"Hah?!? "

"Aku tau kamu mau apa, aku akan membantumu untuk menebus kesalahanku. "

Aku mencoba mengingat ingat
Bryan? Emang pernah kami bertemu sebelumnya? waktu duduk di Sekolah Dasar,tidak ada yang namanya Bryan, Smp juga tidak. Jadi? Darimana kami bertemu sebelumnya??

Tanpa kusadari, Brayn menatapku sedari tadi, dan sebuah senyuman terukir di bibir reddennya.

Ketika aku menoleh,dia terkekeh pelan.Lalu berkata
"Kamu tidak perlu mengingatnya, karena hal itu akan membuatmu menjauh dariku"

Ini anak kok kayaknya ngebucin ya, tapi biarlah dari pada nangis nangis bae, kayak tadi pikirku.

Dia beranjak dari tempat duduknya,
"Mau kemana? " tanyaku.

"Mau keluar, atau kamu mau kita berdua di sini terus? Nyaman ya sama aku? "

"Hiihhhh" aku mengendikkan bahuku merasa aneh dengan ucapannya.

Kami pun keluar dari ruangan itu, sebelum keluar, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan.

"Kenapa? Mau kita masih disini? " tanyanya lembut.

"Ng?....oh ngga kok"ucapku.

======

Mudah mudahan bos belum pulang, huaa(hiks). Untung kalo Ery bisa bilangin alasan yang logis sama bos, karena aku pergi. Kalo ngga, gajiku bulan ini ngga dapet deh. Nanti my kittens ngga makan deh.

=====
Fyuhhh
Aku lega
"Makasih ya kak Ery. " ucapku senang.
"Sama sama. Yaudah noh, buruan pulang,ntar kesorean pulangnya,lain kali ngga boleh gitu lagi ya" ucap kak Ery sambil mengacak acak rambutku seperti anak kecil.

" Siap bosque" jawabku sambil menghormat.

Dia terkekeh pelan melihat tingkahku, lalu aku pun pergi

Cring

======
Dear
My dream

Hari ini Bryan berjanji membantuku mencapai mimpiku, aku tau selama ini aku juga tidak berusaha, karena kekurangan biaya.

Dia sampai memberiku kartu debit tadi, fix itu membuatku seperti cewek matre, oleh karena itu aku menolaknya.

Kata Bryan, kami pernah bertemu sebelumnya, tapi dimana dan kapan?
Kenapa dia masih mengingatnya dan aku malah sudah lupa.

Kenapa juga tadi di ruangan itu banyak sekali fotoku, disekeliling ruangan aku tidak melihat hal yang aneh aneh, kirain dia mau memeletku dengan foto foto itu, hehehhe

Pada hari ini pula pertama kalinya aku melihat Bryan Darmawijaya menangis didepanku pula.

Memang aku siapa di hadapnnya?

Untunglah hari ini, di cafe juga tidak ada ada masalah karena Kak Ery dapat mengatasinya, aku sangat berterima kasih kepadanya.

Hari ini merupakan hari dimana Lynn, merasa beruntung.

Lynn yang selalu kesepian,ordinary people disekolah, yang harus bekerja di masa SMA nya, seketika merasa senang.

Bahkan, aku yang seperti ini pun masih ada yang mau membantuku.

Kuharap mereka bukanlah orang orang bermuka dua yang hanya mencari perhatian gadis malang sepertiku.

Kutegaskan kalo aku tidak cantik, hanya memiliki wajah polos dan sedikit dewasa kalau kata Jeany.
Hahaha

Jakarta, 13 Mei 2019
Lynn Nayla.

Kututup buku diary bergambar siluet gadis kecil di bawah bulan itu.

"Hooaaaaammm"
Rupanya Pamb dan Bamb sudah tidur di kasurku. Tapi, mereka tidur di bantal ku, bagaimana dengan ku?
Aku tidak tega membangunkan mereka.Yah, beginilah nasib cat lovers seperti ku.

***
Vote,comment,follow author readers perfec😊

Kasihan ya Lynn, gara gara kitten nya bobok manis di bantalnya, kayaknya dia bakalan bobok ngga pakai bantal tuh

Readers perfec, yang cat lovers ada yang senasib? 😅

#808


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

perfeccion de amorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang