Chapter 2 : He 's crazy

6 3 0
                                    

"Kau tahu? Hari ini si 'anak populer' di sekolah akan mengadakan pesta di rumahnya" ucapnya dengan mata berbinar.
"Si anak populer itu? " tanyaku memastikan
"Ya" jawabnya antusias
***
"Bryan  Maksudmu? "kataku
"Tentu saja,emang di sekolah ada anak yang 'lebih'populer dari dia? " ucap Jeany sambil melipat tangannya di depan dada
"Oh" sahutku tak berminat
Jeany yang melihatku hanya melongo dan membelalakkan mata.

***
Pelajaran hari ini telah usai.
Aku mengepak semua peralatan belajarku ke dalam tas ku.
"Lynn, kamu yakin ngga bakalan ikut? " tanya Jeany memastikan.
"Mmm? Iya Jean kamu tahu kan, habis ini aku harus kerja di kafe? " jawabku
"Aduh Lynn, itu dia masalahnya,katanya Bryan ngga bakalan mulai pestanya, kalau kamu ngga datang" ucap Jeany
"So? Dia pasti salah orang Jeany, kamu tahu kan, aku itu ordinary people di sekolah. Ngga mungkin itu aku. "jelasku padanya.
"Yaudah deh," sahut Jeany mengalah.

***
"Ibu... Tolong jagain Pamb dan Bamb, ya Bu. Aku berangkat kerja dulu" ucapku sembari mencium punggung tangan Ibu
"Iya,  kamu hati hati ya, nak" jawab Ibu
Aku pun berangkat kerja,dengan berjalan kaki,aku masih trauma dengan bus bus besar,karena kejadian 5 tahun lalu.
 
***
Di kafe...
Hari ini kami menerima gaji bulanan kami, setiap hari jumat,si pemilik kafe akan datang dan memberikan gaji kami.
Aku merasa senang, sebab keperluan sekolahku masih dapat terpenuhi dengan gajiku yang tidak seberapa itu.
"Lynn..."sapa seseorang yang tak lain adalah Ery, adik pemilik kafe yang bertugas  sebagai manager cafe,dia juga kuliah di universitas ternama di kota.
"Lynn, hari ini Anggi cuti, karena kalian dalam bidang yang sama, tolong kamu gantikan posisi dia hari ini ya" ucapnya sopan, walaupun aku pegawainya.
"Iya tuan" jawabku
"Jangan memanggilku 'tuan',itu membuatku merasa tua, panggil aku 'kak' " jelasnya.
"Iya tua, eh kak" ucapku sedikit gagap.
Dia lalu tersenyum dan berlalu dari hadapanku.
***
Di luar berisik sekali, mungkin sedang banyak pelanggan,tapi kenapa pesanannya hanya segini?
Pikirku yang dapat mendengar keributan aneh dari dapur.
"Lynn... " panggil seseorang.
"Ya" jawabku sambil menoleh,
"Ada apa Jesy? " tanyaku
"Kamu kalau mau dijemput temen, kira kira dong" katanya.
"Hah?? " jawabku bingung.
"Diluar ada banyak temen kamu, katanya kalau kamu ngga ikut, mereka ngga bakalan mulai " katanya
"Hah?? " aku semakin bingung
"Hah, huh,  hah, huh mulu kamu" ucapnya sedikit kesal.
"I, iya" jawabku gelagapan.
Di bagian depan kafe, aku melihat banyak sekali teman seangkatan ku yang menunggu.
Aku melihat Ery yang menghela napas lega ketika melihatku.
Belum selesai kebingunganku, aku langsung terkejut ketika Bryan, si 'anak populer' itu tiba tiba menarik tanganku.
Aku menatap Ery mengisyaratkan bahwa aku harus pergi.
Dia lalu mengangguk  paham.

***
Oh tidak, bagi seorang Lynn, ini merupakan hari teraneh di hidupku.
Sambil mengenakan jaket yang masih 'sempat' kubawa tadi, aku menatap Bryan yang sedang duduk di sampingku dalam mobil nya sambil memegang tanganku yang sedari tadi belum dilepaskannya.

perfeccion de amorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang