Bab 1

20 4 6
                                    

"ALETTA!,APA KAU INGIN KUPUKUL LAGI HAH?!"

Mendengar bentakan dari pengasuhnya,membuat anak berumur 7 tahun itu hanya bisa menutup matanya sambil menangis.Ia kembali menerima siksaan demi siksaan dari pengasuhnya,hanya karena suatu kesalahan kecil,padahal kesalahan yang dibuatnya sama sekali  tidak fatal.

Aletta didorong dengan begitu kasarnya hingga tersungkur di atas lantai teras rumahnya.Wanita pengasuh itu masuk kedalam rumahnya dan tak lama kemudian ia kembali dengan wajah menyeramkan dengan membawa ember berisikan air dan es batu,lalu diguyurkan ke tubuh Aletta yang begitu tidak berdaya,"INI HUKUMAN UNTUKMU,LAIN KALI BERPIKIRLAH SEBELUM BERTINDAK!"

BRAK!

Suara pintu tertutup begitu keras,membuat Aletta bergidik terkejut.Ia beranjak sembari menatap pintu itu dengan nanar yang tidak terbaca,lalu berbalik dan berlari menjauh dengan berlinang air mata,meninggalkan rumah penuh kenangan yang telah berubah menjadi ladang penyiksaan untuknya.

Ia berlari,sejauh mungkin ditengah langit yang bergemuruh dan hujan yang deras,mewakili perasaannya saat ini. Semua yang telah terjadi telah membuat hatinya membatu,tak ada keinginan sedikitpun untuk kembali kesana.

Tiba tiba saja Aletta terjatuh.Ia tersungkur diatas tanah yang basah,luka dilututnya semakin perih karena terkena gesekan dan air hujan.
Aletta kembali menangis,ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Aletta membatin,'Why...why im always being hurt'

why im always being hurt'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mom..dad..where are u" ucap Aletta lirih.Lalu ia mengukir sesuatu di atas tanah basah itu,

I miss u parents

Sebuah usapan tangan diwajahnya membuyarkan lamunan anak itu,ia menatap tangan itu lama lalu mendongkak,ia bertatap dengan laki laki yang mungkin sudah berumur 30an.laki laki itu tersenyum begitu tulus,tatapannya penuh kasih sayang.ia menarik tangannya dari wajah Aletta lalu wanita desebelah lelaki itu mengulurkan tangannya,Aletta tampak ragu,tetapi kalimat yang diucapkan oleh orang itu membuat ia yakin bahwa dia adalah orang baik,dan Aletta menerima uluran tangannya,

"Anggaplah kami orang tuamu"







Fendigo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang