I

391 18 0
                                    

Aku terlonjak begitu mendengar alarm yang berbunyi bergitu keras. Telingaku hampir rusak saking kerasnya. Ku lirik alarmku, masih jam enam lebih sepuluh. Masih terlalu pagi bagiku untuk mandi. Udara masih belum bersahabat. Ku putuskan untuk kembali berbaring dan menyelimuti tubuhku.

Baru beberapa detik aku memejamkan mata, aku lamgsung terbangun lagi. Tiba-tiba sesosok bayangan seseorang muncul saat aku memejamkan mata. Seseorang itu tersenyum, dan senyumannya manis sekali.

Siapa lagi kalau bukan cowok yang aku sukai.

Sosok cowok yang begitu tampan, begitu berwibawa dan idaman para kaum hawa. Aku salah satu penggemarnya. Juga calon istrinya, hiya :v

Dan entah kenapa aku senyum-senyum sendiri saat membayangkan wajahnya. Dia begitu manis saat tersenyum, ditambah gingsul kanannya. Dia begitu sempurna untukku.

Toktoktok

Ketukan pintu itu membuat lamunanku buyar. Ah, siapa yang menggangguku memikirkan senyuman David?

"Nessa bangun!"

Suara mama terdengar jelas ditelingaku. Aku bergegas bangun dan menyambar handuk, bersiap-siap untuk mandi sebelum mamaku mengguyurku dengan seember air dingin yang dicampur es batu.

Bisa dibayangin dinginnya kayak gimana? Mama aku emang kejam. Tapi biarpun kejam, mama orangnya penyayang.

"Udah, ma," ucapku setelah membuka pintu kamar. Mama tersenyum dan menyuruhku bergegas mandi. Lalu mama beralih kekamar sebelah, kamar adikku.

Aku berjalan ke kamar mandi sambil bersiul senang. Tak sabar aku ke sekolah dan melihat senyuman manis David secara langsung. Itu salah satu jurus ampuh untuk membangkitkan semangat belajarku.

"Nessa, jangan bersiul seperti itu!"

Papa yang kebetulan lewat menegurku. Aku sudah biasa ditegur papa, apalagi karena kelakuanku. Mereka--papa,mama dan adikku--bilang aku laki-laki yang tak jadi. Makanya kelakuanku seperti ini. Aku akui itu.

Tunggu! Emangnya ada istilah laki-laki yang tak jadi? Entahlah, itu mereka yang bilang.

"Iya, papa. Maafin Nessa," ucapku menyeringai lebar.

Sebelum papa menegurku lagi, aku langsung berlari menuju kamar mandi.

***

Selama berjalan menyusuri koridor, aku selalu mendengar para cewek bercerita tentang David. Seperti yang aku katakan, David idaman kaum hawa. Jadi sudah biasa seperti ini. Kadang aku menguping supaya tahu kabar terkini tentang David.

"Nessa!!"

Teriakan itu terdengar jelas di kedua telingaku. Aku membalikkan badan dan mendapati dua sahabatku sedang berlari ke arahku. Mereka Sela dan Hilmi.

"Kurang keras teriaknya!" ucapku kemudian mencibirkan bibir.

"NESSA!!" teriak mereka berdua dengan begitu keras.

Aku mengelus dadaku. Padahal aku bilang seperti itu karena kesal mereka begitu keras berteriak. Kenapa aku punya sahabat seperti mereka?

"Ada apa teriak-teriak gitu? Kangen?"

Hilmi memutar malas kedua bola matanya, sudah pasti dia kesal dengan penuturanku. Itu sudah biasa.

Sementara Sela tampak begitu bahagia, membuatku penasaran dibuatnya.

"Tim sepakbola sama tim futsal sekolah mau adain seleksi," ucap Sela sumringah.

Indahnya Senyum Manismu [Story Timnas : David Maulana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang