Dimas bersigegas meninggalkan kota Palembang demi pekerjaan dan meninggalkan kekasihnya dengan perasaan yang ambigu.
"Aku tu capek dengan sikap kamu yang posesif kaya gini Nan"
"Mas aku ngak akan kaya gini kalau kamu ngak seperti ini mas"
"Harus seperti apa aku lagi?" ucapnya mandelik
"Mas kamu selingkuhin aku dengan Dindakan"
"Tidak nan aku tidak pernah berhubungan dengan Dinda"
"Lalu kamu kenapa sering memuji dia ke aku? "
"Nansa kamu membuatku runtuh akan kepercayaanku sendiri"
"Dengarkan aku dulu mas aku belum siap bicara"
"Sudahlah aku capek dengan kamu yang seperti ini terus, lebih baik kita putus Nansa"
Nansa merasa sakit hati dengan ucapan kekasihnya ini. Sudah lama ia menahan rasa sakit dan cemburu pada Dimas dan sekarang tibalah dimas mengakhiri hubungan mereka.
"Tunggu aku tidak mau kita putus Dimas aku ngak mau"
"Terlanjur! aku muak dengan sikapmu yang posesif dan over itu, maaf nan aku juga harus pergi dari kota sini" seraya membalikkan badannya dengan wajah yang merah padam.
"Aku pamit" disela membalikan badannya.
Nansa menatap kepergian Dimas dengan tatapan nanar. Ia tersandar di bawah pohon rindang tua dan menangis penuh sesal sejadi-jadinya.
Cinta datang padanya setelah ia putus dari kekasihnya Yandri, kemudian dia dipercayakan lagi oleh cinta Dimas. Namun kuatnya cinta Nansa mau buat dirinya terobsesi dengan pemikirannya tersendiri, ia sangat overprotektif. Akhirnya Dimas muak dan mengakhiri hubungan mereka karena sifat Nansa yang overprotektif.
Nansa mengusik rambutnya frustasi. Kakinya sakit harus menahan luka yang tadi sengaja ia tendang batu di taman. Nansa mengurut kakinya yang melebam itu. Ia tak henti - hentinya menangis Nansa semakin terisak dan pandangannya lurus kedepan menatap kepergian Dimas tadi.
"Kamu tega sama aku mas"
Apa salah seorang kekasih ingin bedua-duaan dengan pacarnya? Atau untuk menanyai sebuah kabar kamu sedang apa, apa aku salah? Aku seperti ini karena aku takut kehilangan dia bukan karena aku ingin mencari kesalahannya di hubungan kami. Aku sangat takut kehilangannya.
Sudah 6 menit Nansa menangisi hubungan dan kepergian kekasihnya, taklama kemudian ia tersintak dari tangisnya.
"Kenapa aku menagisi dia yang telah pergi? Kepergiannya tak akan membuatnya datang meskipun tangisku tangis darah sekalipun"
Nansa segera menyeka air matanya gusar. Ia tampak sendu sekaligus kecewa menahan semua ini. Ia mencoba menetralkan kembali kelopak matanya yang mula bengkak.
Sore semakin larut keramaian taman ini seakan-akan mengetahui perasaan Nansa bahwasanya ia ingin sendiri dan tidak mau di lihat khalayak ramai. Keheningan menyadarkan Nansa bahwasanya sunset sudah mulai tenggelam. Pertanda bahwasannya dia harus pulang.
Dimas POV
Saat ini Dimas mendaratkan kakinya di ranah minang tepatnya di kota Padang. Dimas ditugaskan pindah kerja oleh kantornya untuk pindah kerja di Padang.
"Kuharap Nansa disana tidak menangis karena diriku ini." Batinnya
Dimas begitu menyayangi dan mencintai Nansa. Namun rasa cintanya di kalahkan oleh Nansa sendiri. Sifatnya yang obsesif membuat Dimas merasa dikekang dan runtuh kepercayaannya sendiri atas perbuatannya selama berhari-hari. Nansa sering sekali overprotektif padanya dan tidak percaya pada Dimas jika dimas keluar meskipun untuk bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ego
Teen FictionCinta datang pada hati yang sedang tersakiti. Perasaan dan keyakinan Nansa membuatnya merasa beruntung dan takut untuk kehilangan kekasihnya. Akibatnya ia menjadi overprotektif. Baginya mencintai adalah keyakinan untuk menjaga kepercayaan. Ya dia...