Prang...
"BAJINGAN!"
"SALAH SENDIRI! GAK NGERTI SINI CAPEK KERJA? HAH!"
Plak...
Hyunjoon menutup telinganya dengan harapan tidak dapat lagi mendengar pertengkaran orangtuanya di kamar sebelah. Pemuda dengan nama tenar Hwall itu lelah, setiap orangtuanya pulang pasti selalu saja bertengkar. Sudah tidak dapat dihitung sebanyak apa kedua orangtuanya bertengkar.
Hwall tidak habis pikir apa orangtuanya tidak punya malu kalau semisal didengar tetangga? Suara mereka begitu kencang apalagi mereka tinggal di perumahan dimana rumah satu sama lain saling berdempetan. Dia sendiri saja sudah tidak sanggup lagi mendengarnya sampai rasanya Hwall berharap tidak pernah dilahirkan di dunia ini. Terlalu kejam.
Suara teriakan dan barang-barang jatuh masih terdengar ketika Hwall menutup telinganya. Pemuda itu akhirnya memilih untuk memasang headset dengan volume maksimal sampai tertidur, tidak peduli kalau misal saja gendang telinganya akan rusak.
Diam-diam Hwall berharap besok pagi terbangun dengan keadaan dan suasana yang harmonis. Dengan makan bersama kedua orangtuanya di meja makan, bercanda tawa bersama, atau sekadar mengobrol Hwall akan merasa senang.
Dia berharap, semua ini hanya mimpi. Yah, semoga memang hanya mimpi walau dia tahu kebenarannya.
•••
Pukul setengah 8 pagi Hwall terbangun dari tidurnya. Pelan-pelan dia membuka pintu kamar dan melihat kesekeliling rumahnya. Kosong dan sepi.
Dilihatnya dua mobil yang datang semalam di garasinya sudah tidak terlihat. Oh, orangtuanya sudah pergi lagi. Hwall hanya tersenyum miris, hal ini memang sudah biasa terjadi.
Kadang Hwall berpikir, untuk apa mereka pulang? Apa tidak pernah terlintas di benak orangtuanya bahwa mereka mempunyai anak yang butuh perhatian dan kasih sayang?
Hwall berjalan ke arah dapur dan memeriksa kulkasnyaㅡkosong. Hanya ada botol sirup yang isinya tinggal sedikit. Masa dirinya akan sarapan dengan sirup?
Hwall kembali ke kamarnya dan memeriksa brankas di dalam lemarinya. Dilihatnya uang di dalam brankas tersebut sudah bertambah tanda bahwa semalam orangtuanya tidak lupa memberinya uang.
Hwall memang diberi uang setiap bulannya dan jumlahnya juga terbilang cukup banyak untuk anak kelas 1 SMA yang tinggal sendirian seperti dirinya, tapi Hwall mana butuh uang? Dia hanya ingin keluarga yang harmonis.
Sebenarnya Hwall mempunyai dua pembantu di rumahnya. Mereka datang pada pagi hari dan pulang sebelum Hwall sempat pulang dari sekolah. Mereka juga hanya datang hari Senin sampai Jumat sehingga Hwall jarang bertemu mereka.
Kebetulan hari ini adalah Minggu sehingga mereka tidak datang dan membuat Hwall harus mencari makan sendiri agar tidak kelaparan.
Keluar dari rumah, Hwall memilih berjalan kaki mengingat supermarket tidak terlalu jauh dari rumahnya. Apalagi masih pagi sehingga belum terasa panas layaknya di siang hari.
"Heh, Hwall!"
Hwall menoleh lalu mendapati teman satu sekolahnya sedang mengendarai sepeda motor dan menjajarkan kecepatan motornya dengan Hwall.
"Apa?""Lo gapapa?"
"Maksud lo?"
"Lo pikir gue gak denger semalem?"
Ah iya, Hwall hampir saja lupa kalau temannya iniㅡBomin, tinggal di sebelah rumahnya. Dia terlalu lelah dengan semuanya sampai lupa kalau masih ada Bomin yang selalu mengerti dirinya.
"Gue udah biasa begitu 'kan?""Gue yang gak biasa, lo beneran baik-baik aja?"
Hwall mengangguk, "Iya, santai. Lagian mau kemana lo pagi gini naik motor?"
"Ngejar lo. Gue pikir lo mau kabur!""Stalker ya lo!"
"Idih. Gue tadi tuh niatnya mau nyuci motor, malah liat lo pergi."
"Yaelah, cuma mau ke supermarket."
"Sini gue anter, buruan naik."
Kedua pemuda itu belanja bersama di supermarket dan juga tidak lupa mampir dahulu ke penjual bubur ayam. Memang paling enak kalau makan bubur ayam di hari minggu pagi begini.
Acara makan bubur ayam mereka diselingi dengan gibah serta cerita-cerita yang tidak berfaedah dari Bomin, seperti cerita kucing oren yang menghamili kucing pak RT dan lain-lain.
"Permisi kak!"
Hwall dan Bomin menoleh lalu mendapati perempuan berambut pendek dengan mata segaris memberi mereka berdua brosur yang sama.
"Apa ini?" tanya Bomin.
"Ini acara amal di alun-alun, kak. Dimulai dari besok Senin sampai hari Minggu."
"Acaranya gimana tuh?"
"Jadi bakal ada banyak booth dari makanan sampai hiburan dan uangnya akan diberikan ke yang membutuhkan. Target kita ada panti asuhan, sekolah terpencil, yayasan kanker, dan masih banyak lagi. Kita juga ada panggung beserta bintang tamu dan itu sukarela. Datang ya, kak!"
"Oh, bayar kalo ke booth doang?"
"Iya, betul. Kalau cuma ingin melihat bintang tamunya sukarela, kak."
"Oke, ntar saya dateng."
"Wah bener ya, kak?"
Sementara Bomin mengobrol dengan perempuan tersebut, Hwall justru fokus membaca brosur tersebut. Lebih tepatnya fokus pada satu tulisan yang mengundang rasa penasarannya. Tulisan yang entah mengapa terasa sengaja dibuat untuk Hwall yang memang sedang membutuhkannya untuk saat ini;
Hugging Booth :
Jumat, Sabtu, Minggu
•••
(a/n) Hai, aku revisi dikit
biar lebih enak dibaca.
Lanjut nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
hugging booth, revisi.
Fanfiction↺ tentang semua masalah hwall dan pelukan dari sunwoo. ーbxb, harsh words ©prettyhabit, 2019.