"Kumohon hyung jangan lakukan itu".rintih dari seorang namja tampan berusia 18 tahun yang memohon agar kakak tak pergi meninggalkan dia .
"Hyung jangan kumohon tetaplah disini denganku".sembari mencekram kuat tangan sang kakak dia tak mau kakaknya pergi apa lagi dia pergi guna menjual dirinya sebagai budak untuk melunasi hutangnya.
"Jungkook ,hyung harus lakukan ini kau tahu,aku tak mau kau kesusahan dalam hidupmu biarkan aku lakukan ini hiduplah dengan damai".perlahan melepaskan ikatan kuat tangan adiknya dari dirinya.
"Hyung kau bisa saja dapatkan uang dari upah menyanyimu bukan kenapa harus menjualkan dirimu sebagai budak untuk orang itu,kau tampan hyung suaramu juga bagus kumohon jangan lakukan itu".bujuk jungkook agar sang kakaknya tak lagi teguh pada pendiriannya untuk memberikan dirinya guna melunasi hutang keluarganya.
"Aku tak bisa jungkook namja itu namja berengsek itu tak akan berhenti menambahkan bunganya sampai aku menjadi miliknya".ucap namja tampan ini dengan penekanan disetiap kata karena dia mengingat betapa bengisnya namja itu namja yang membuat hidupnya hancur seperti ini,bahkan karirnya didunia entertaiman kini telah diujung tanduk.
Namja itu bergegas melangkah menuju depan pintu griyanya, dia melangkah menuju kehidupan yang sejatinya akan menghancurkan hidupnya dimasa depan.
Lelaki bersurai hitam itu berjalan meninggalkan adiknya seorang diri."Yakk!!! Jimin-ssi"ucap jungkook berjalan cepat menghampiri namja bersurai hitam itu .
Brakk!!..
Pukulan tepat jatuh pada pelipis paras tampan namja bersurai hitam bernama jimin."sudah tahu pria itu gila kenapa kau duluan berurusan denganya bangsat!"ucap jungkook yang geram sedari tadi tak bisa menahan kakaknya.
"Bukankah aku sudah melarangmu mengikuti permainannya bodoh!"satu pukulan sekali lagi jatuh dipipi jimin.
"Mianhae jungkook"jimin hanya bisa pasrah melihat adiknya yang sekarang membabi buta memukulinya.
Brak!!! Brakkk!!
"Kau tau apa jadinya jika aku tanpamu hyung!"jungkook memukul jimin lagi dan mendorong namja bersurai hitam itu sampai terjatuh kebawah lantai.
Jungkook memegang erat kerah baju milik jimin "Aku tanpa arah tanpamu hyung!"mata jungkook berkaca kaca, ini bukan apa yang dia inginkan memukuli hyung kesayangannya bukan hal yang dia mau.
Tapi jika memang itu bisa membuat kesadaran hyungnya kembali dia bahkan dengan berat hati harus memukul hyung kesayanganya.
"Mian....hikssss..mianhae jungkookie"jimin terisak air matanya tak mampu tertahan lagi melihat adiknya bergejolak amarah akibat ulahnya.
"Hyung kumohon dengarkan aku kali ini jangan pergi"genggaman tangan dikerah baju jimin mulai melemah.
Perlahan jimin melepaskan tangan adiknya yang sedari tadi telah memegang kuat pada kerahnya.
Perlahan juga jimin mendudukan dirinya yang tadi tergeletak karena dorongan kuat sang adik yang membuatnya tersungkur."Mianhae jungkook, ini salahku aku tak mendengarkan ucapanmu kala itu , sekarang aku telah dihadapkan pada karmaku, hiduplah dengan baik , hyung janji akan sering mengunjungimu"jimin berkata seolah dia ingin menenangkan seekor macam buas yang mau memangsanya.
Tepukan tangan jimin dibahu jungkook membuat jungkook sedikit terkendali.hyungnya memang pawang yang sangat teramat pandai menghilangkan emosi sang adik.
"Aku akan pergi jaga dirimu jungkookie , kau tetap adik kecil hyung"pelukan mendarat pada tubuh namja bongsor park jungkook.
"Hyungg...hikss...hyung...."jungkook menangis tak kuasa dia harus berpisah dengan hyungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiosyncrasy [min yoongi]
FanfictionEntah harus bagaimana aku mencintai dia orang yang sebelumnya menghancurkan hidupku tapi dia juga yang memberikan harapan untuk hidupku... Orang itu adalah... Min yoongi ... Cerita Boy x Boy Jadi yang Homophobic harap menjauh. Atau kalo kalian ingin...