Part : 2

13 4 1
                                    

Author pov
Kini lia dan ibunya sedang berjalan di trotoar jalan yang cukup ramai menuju sekolah lia. Lia memegangi tangan sang ibu kuat. Entah kenapa ia merasa seperti ada yang mengekorinya sejak ia melewati sebuah tanah kosong, yang hanya ditanami pohon tua. Sungguh lia merasa tak nyaman dengan hal ini.

"Lia, kamu kenapa nak? Kenapa jalan kamu lambat sekali? Nanti kamu bisa terlambat dihari pertamu kamu sekolah sayang.." ucap ibu lia yang bingung melihat anaknya tampak berjalan dengan tak nyaman.

"Ibu, aku merasa ada yang mengekori ku bu" ucap lia jujur sedikit berbisik, namun masih bisa didengar oleh ibunya.

"Mungkin hanya perasaanmu saja lia" ucap ibu lia menenangkan.

Lia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Mungkin benar kata ibunya, itu hanya perasaannya saja. Tapi, lia tetap merasa ada yang mengekori dan memperhatikannya. Akhirnya lia memilih mempercepat langkahnya menuju sekolah.

Lia dan ibunya memilih berjalan kaki ke sekolah lia, karna jarak sekolah lia dengan rumahnya dekat.

****

Lia pov
"Hati-hati ya lia. Yang rajin belajarnya, jangan nakal ya nak" ucap ibu padaku sambil mengusap pucuk kepalaku.

"Iya.. ibu tenang saja" jawabku sambil tersenyum.

Aku merasa agak tenang saat sampai disekolah ini. Rasa gelisahku karna merasa diekori sedikit berkurang. Mungkin karna disekolah ini ramai. Kemudian aku masuk kedalam gerbang sekolah baruku. Apakah sekolah dasar ini menyenangkan seperti aku TK dulu. Aaahhh, rasanya aku tak sabar ingin bersekolah disini.

"Hai, perkenalkan, namaku bila" ucap seorang yang suaranya tak asing lagi ditelingaku. Kemuadian aku menoleh ke samping kiri ku.

"Aaaah...! Bila, kamu sekolah disini juga?!" Ucap ku girang sambil menutup mulutku tak percaya. Aku sangat terkejut. Teman dekat ku saat di TK dulu ternyata, sekarang satu sekolah dengan ku di SD.

"Hahaha... kenapa kamu terlalu histeris lia. Terkejut ya !" Ucap nya dengan senyum manisnya.

"Tentu aku terkejut bila, ku kira kamu akan pindah ke bandung. Tidak jadi ?" Tanyaku. Karna sebelumnya aku mendengar ibunya bila bercerita pada ibuku kalau bila dan sekeluarga akan pindah ke bandung.

"Tidak jadi. Aku tidak tau kenapa sih. Tapi, baguslah." Ucap bila seadanya.

Kemudian, ada sekelompok guru-guru mengarahkan semua murid baru untuk berbaris dilapangan. Ternyata sekolah ini sangat ramai, lebih ramai daripada saat aku TK. Bukan hanya ada murid baru, disini juga ada kakak-kakak yang lebih besar dari kami.

Aku berbaris dibelakang bila. Kami terus saja berpegangan tangan selama berbaris. Entah kenapa, aku kembali merasa ada yang mengawasiku. Ini bukan hanya perasaan ku saja. Aku yakin itu. Pasti ada sepasang mata mengawasiku. Aaakhh...! Siapapun yang sedang mengawasiku. Ku mohon berhentilah. Aku sangat tak nyaman.

"Lia, kamu kenapa? Kenapa kamu terlihat takut ? Apa kamu gugup dengan suasana baru ini ?" Ucap bila tiba-tiba, karna ia melihat wajahku yang tampak takut.

"Ah. Tidak apa-apa bila" ucap ku dan segera mengubah wajahku menjadi tersenyum manis.

Kemudian bila kembali menghadap ke depan. Aku memutuskan untuk tidak menceritakan kepada siapapun tentang perasaan tak nyaman ku ini. Termasuk kepada bila sekalipun. Maafkan aku bila.

****

Author pov
Seorang guru bertubuh sedikit berisi dan tinggi tengah memberi pengarahan di hari pertama tahun ajaran baru didepan semua murid. Dia adalah kepala sekolah dari sekolah dasar baru lia. Bu sitta. Itulah namanya.

NEGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang