10. Melody

5K 220 23
                                    

Play in mulmed...

Satu tahun....

Pagi itu, area depan papan pengumuman disesaki puluhan murid. Cakra mengerang ketika melihat kerumunan murid yang harus dilewatinya hanya untuk melihat daftar teman-temannya di kelas 11, kelas barunya setahun ke depan.

"Gimana kalau lo aja yang ngeliat, Rab? Gue males banget harus adu kekuatan sama mereka." seru Cakra sambil menunjuk puluhan murid yang tampak sama-sama tak sabar.

Rabani Amzar Fairuz, sahabat sekaligus tetangga seberang rumah Cakra, langsung menolak mentah-mentah permintaan Cakra.

"Gue mah bodo amat siapa yang bakal sekelas sama gue. Toh bentar lagi kita juga bakalan tau siapa aja yang sekelas sama kita. Yang utama tuh, lo tau di kelas IPA berapa. Gue ngga minat cari tau yang lain." jawab Rabani tak acuh.

Cakra mendengkus, lalu maju mendekati papan pengumuman. Mau tak mau Rabani mengikutinya.

"Anjir! Bilang aja lo mau tau di kelas mana cewek inceran lo, iya kan? Pake alasan kepo sama temen sekelas segala! Kenapa ngga dateng subuh tadi aja, kalo penasaran gini." sindir Rabani yang semakin membuat Cakra meliriknya tajam.

"Bacot! Minggir lo kalau ngga mau bantuin!" sahut Cakra kesal. Rabani tertawa kecil sambil menepuk bahu sahabatnya.

"Sans brother! Gue bantu." Cakra mengangguk cepat sambil menerobos kerumunan. Begitu berada di depan papa pengumunan, matanya membaca cepat nama-nama yang terdaftar sebagai murid 11 IPA. Belum sampai lima menit, ia tersenyum tipis.

"Udah ketemu, bro." seru Cakra sembari menepuk punggung Rabani.

Rabani menatap Cakra dengan heran. Lebih heran lagi saat melihat wajah sumringah Cakra. "Cewek itu sekelas sama lo, ya?" tebaknya. Senyum Cakra semakin lebar, Rabani tertawa tak percaya melihat senyum sahabatnya.

"Anjir, enak banget lo, Cak. Setelah hampir setahun naksir, akhirnya lo punya kesempatan buat sekelas sama tuh cewek. Moga-moga habis ini lo nggak kayak kemarin-kemarin ya, cuma bisa mendem perasaan. Manfaatin kesempatan emas ini buat nyatain perasaan lo sama dia, Bro."

"Santai aja kali, gue ke kelas dulu." ujar Cakra sambil menepuk bahu Rabani. Cowok itu geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya.

"Di sepik kakak kelas, baru nyaho lo." gumam Rabani yang jelas saja tidak di dengar Cakra yang sudah jauh dari pandangannya.

Cakra melihat Melody tampak duduk manis dan mengobrol dengan teman sebangkunya, tepatnya di lima bangku dari belakang. Tanpa membuang waktu Cakra melangkah cepat mendekati bangku di belakang cewek itu, yang untungnya masih kosong. Untung ia cepat, karena hanya berselang beberapa menit kemudian, bangku sebelah dan sekitarnya terisi satu persatu.

Cakra butuh waktu beberapa menit untuk menenangkan hati sebelum memutuskan menyapa cewek itu. Begitu cewek itu berhenti bicara dengan teman sebangkunya, Cakra memberanikan diri membuka suara.

"Hai, Mel." sapa Cakra.

Reflek Melody menoleh ke arah Cakra. Cewek itu sedikit terkejut mengetahui bahwa Cakra berada di kelas yang sama dengan dirinya. Ia tersenyum dan menghadap ke belakang untuk lebih jelas melihat teman satu kelasnya.

"Cakra di kelas ini juga?" tanya Melody yang di balas anggukan cowok itu.

"Btw tiga sahabat lo, kemana?" Cakra mengedarkan pandang, biasanya jika ada Melody disana juga pasti akan ada ketiga sahabatnya. Namun Cakra sama sekali tidak menukan keberadaan tiga cewek itu.

Melody menunduk lesuh. "Teresa, Mentari, dan Aruna ngga sekelas sama Melody. Mereka di kelas IPA 3."

Saat melihat papan pengumuman tadi, empat sekawan itu saling berpandangan dengan tatapan yang menyiratkan kesedihan mendalam. Empat tahun satu kelas dan sekarang malah terpisah, membuat Mereka kesal setengah mati. Bisa-bisanya guru di Citra Bangsa memisahkan empat sahabat itu.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang