13. Melody

4.5K 188 16
                                    

Play in mulmed...

"Kelas Melody kuy." ajak Mentari bersemangat sambil menggandeng lengan Teresa.

Aruna memicingkan matanya melihat Mentari yang sepertinya lebih semangat dari hari sebelumnya ketika temannya itu menceritakan kisah hubungannya dengan Dandi. Biasanya setelah bercerita mengenai mantannya, Mentari akan murung ataupun bermalas-malasan, namun kali ini berbeda Mentari bersikap seakan dirinya sangat bahagia setelah putus dari cowok brengsek itu.

"Se seneng itukah lo putus dari cowok brengsek itu?" tanya Aruna terus memperhatikan wajah Mentari. Teresa ikut menoleh.

"Yap! Gue seneng banget putus dari si bangsat itu. Gue emang bego udah pernah jadi budak cintanya si tai." jawab Mentari jujur. Teresa dan Aruna saling berpandangan, sebelum akhirnya mereka berdua menjitak kepala Mentari.

"Lo emang bego." sahut Aruna dan Teresa bersamaan. Mentari mengerucutkan bibirnya sebentar, lalu kembali tersenyum ceria sambil terus menggandeng kedua lengan temannya menuju kelas Melody.

"Gue kira pas udah putus bego lo berkurang, ternyata semakin parah. Lo ngapain senyum-senyum ga jelas gitu Matahari..... Kesambet ya, lo?" Aruna bergidik berusaha melepaskan tangan Mentari yang bergelayut di lengannya.

"Dari dulu tu anak udah bego, jadi meski putus ya nggak bakalan ngaruh sama otaknya dia." sahut Teresa.

"Gue lupa kalo otak dia hasil dari give away." Mentari mengabaikan semua cercahan Aruna dan Teresa. Ia semakin bersemangat melangkah. Aruna dan Teresa saling melirik.

Saat sudah hampir di depan pintu kelas Melody. Mentari menghentikan langkahnya sehingga membuat Teresa dan Aruna yang sedang ia gandeng ikut berhenti. Sedangkan di dalam kelas, Cakra sedang mengganggu Melody dengan memainkan rambut cewek itu dari belakang saat Melody mengerjakan tugas.

"Cakra....ihh... Jangan ganggu Melody, nanti tugas kelompoknya ngga selesai-selesai." gerutu Melody tanpa mengalihkan fokusnya pada tugas kelompoknya.

Cakra terus saja mengepang rambut Melody tanpa mempedulikan gerutuan cewek di depannya itu. Sesekali Cakra mendelik kearah Joy yang juga melotot tak suka padanya. Cewek tomboy itu juga protes karena Cakra mengganggu fokus Melody yang juga mengerjakan tugas kelompoknya.

"Tugasnya masih dua hari lagi, Mel. Dan lo ngebut ngerjain sekarang." seru Cakra dan kembali melepas kepangannya. Sudah lima kali cowok itu melakukan hal konyol seperti itu, menyurai rambut melody dengan tangannya lalu mengepang, saat sudah selesai ia kembali melepaskan kepangannya dan mengulangnya lagi seperti awal.

"Biar cepat selesai. Lagian kalau kita ngumpulin nya yang pertama, kita juga bakal datep nilai A+..... Emangnya Cakra ngga mau dapet nilai bagus?"

"Udahlah Mel. Lo coret aja nama dia dari kelompok kita, dari kemarin bisanya cuma gangguin lo." sahut Joy menyela Cakra yang ingin membantah ucapan Melody.

"Lo cowok apa cewek?" tanya Cakra tiba-tiba yang membuat Joy mengernyit. Melody mengabaikan dua orang yang tidak pernah akur itu.

"Ceweklah! Lo ngga liat gunung kembar gue mencungul?" seketika Melody melotot mendengar kalimat frontal dari teman sebangkunya. Sedangkan Cakra hanya mengedikkan bahu tak peduli.

"Pantes nyinyir." gumam Cakra. Melody memutar kepalanya ke arah Cakra, cowok itu tersenyum saat Melody menatapnya tidak bersahabat.

"Yuhuuuuu..... Melodyy......" seru Teresa, Aruna, dan juga Mentari. Melody mengabaikan Cakra dan melambaikan tangannya menyuruh ketiga sahabatnya itu untuk masuk di kelasnya. Joy mengambil alih tugas kelompoknya, melanjutkan pekerjaan Melody yang sedikit lagi akan selesai.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang