Episode 1

11 1 0
                                    

Aku masih mengingat kali pertama aku bertemu dengannya saat kami masih di sekolah dasar. Dahulu aku bisa dikatakan sebagai anak yang sangat menyedihkan.

Hampir semua teman sekelasku membully ku tanpa ingin tahu perasaan apa yang kuhadapi.

Namun ketika aku mengenalnya hal tak terduga pun mulai terjadi rupanya ia seorang yang bisa dikatakan penyelamatku.

=================================
Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan waktunya pulang sekolah, Fany pun buru buru langsung mengemasi bukunya untuk dimasukkan kedalam tas tosca nya.

Sambil ia menunggu jemputan, tak lama kemudian datanglah beberapa siswi menjaili, mengejeknya. Fany yang mengingat kata kata ibu nya untuk tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan hanya bisa diam dan menangis.

Setelah mereka puas membully Fany mereka pun pergi dan tak lama kemudian ia pun dijemput pulang.

Ibunya melihat raut wajah kucel dan tanpa ada keriangan sedikit pun diwajah anaknya mulai mencari cara agar muka anaknya dapat kembali seperti biasanya.

Tak sengaja terbesit di ingatannta ia telah membeli sesuatu yang pasti bisa mengembalikan mood anaknya.

Kemudian ia pun mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan berkata “Mama ada beli tiket ke Duvan lo buat kita sekeluarga ntar pergi pas weekend ini !”

Raut wajah Fany yang awalnya sedih pun drastis berubah 180 derajat menjadi seperti seseorang yang baru ketimpa emas. Ini terjadi karna dia memang dari dulu sudah pengen banget pergi ke sana cuman gak kesampain terus.

Fany berkata dengan riang, "Thank you maaaaa, love you sooooooo much !!"
"Gitu donk, masak anak mama murung melulu si mukanya jelek tau!" Dengan suara lega ibunya mengatakan hal itu.

================================= 
Esok harinya sesampainya ia disekolah ia sudah melupakan semua kejadian kemarin yang menimpanya dan memulai hari seperti biasanya.

Lonceng tanda masuk pun berdering kemudian Bu Sofie pun masuk kelas dan memberi pengumuman bahwa akan ada kegiatan retret di sekolah jadi ia pun akan membagi 1 kelas menjadi 5 kelompok.

“Fany, Shella, Calista, Zein dan George! Kalian satu kelompok ya” ujar Bu Sofie dengan suara lantang.

Dalam hati Fany pun berkata, “Astaga kenapa aku harus sekelompok dengan orang orang yang kemarin baru saja membully ku memang si aku udah gak gimana mikirin cuman kan gak gini juga!”

“Sekarang kalian semua bisa masuk ke kelompok kalian masing masing dan mulai memikirkan apa yang akan kalian tampilkan saat retret perpisahan nanti !” kata Bu Sofie dengan lantang.

Fany pun akhirnya duduk berkumpul bersama kelompoknya, ia sangat merasa rendah diri terhadap teman temannya, mungkin inilah yang membuat ia hanya memiliki 2 teman dikelasnya.

Zein adalah satu satu nya murid yang bisa dikatakan tidak pernah peduli dengan masalah apapun tapi hanya dia dan George lah orang dikelompok itu yang tidak pernah membully Fany.  Namun tak membully bukan berarti mereka berteman baik dengan Fany.

George adalah anak yang bisa dibilang populer dan ia juga sahabat Shella dan Calista. Ia orang nya bisa dibilang friendly dengan siapa aja asal orang nya gak aneh atau macem macem.

Shella memulai pembicaraan di kelompok nya dengan mengajukan ide agar mereka tampil drama musikal.

Namun saat ia melontarkan idenya ia juga dengan sengaja mengejek kemampuan berakting Fany yang menurutnya jangankan untuk berakting untuk bersosialisasi saja gak berani.

Fany yang telah merasa rendah diri hanya dapat diam dan merasakan seperti ada palu yang terus memukulnya ke bawah tanpa tau sampai kapan palu itu akan memukulnya.

Calista sahabat Shella mendengar itu pun mulai berkata, “ih kok kau berani sih ngomong gitu depan orangnya langsung, ntar orangnya sakit hati gimana?” sambil tertawa terbahak bahak.

Shella pun dengan nada merendahkan berkata, “Biarin aja yang penting kan emang apa yang aku ngomong itu kan sesuai fakta gak aku buat buat jadi ya, gak apa apa donk!”

Fany menegarkan dirinya agar air matanya tidak sampai jatuh ke pipinya. George tiba tiba angkat tangan untuk memberi tanda ingin berbicara kepada Bu Sofie. Bu Sofie pun menoleh dan berkata, “Kenapa kamu panggil ibu George? Ada masalah digrup kamu ? 
.
.
.
.
Kira kira apa ya yang mau dibicarain George sama Bu Sofie?

Apa dia mau belain sahabatnya atau malah bela si Fany atau hal gak keduga lain yang mau dia omongin ??

Like,comment sama follow aku yaa.. trus tunggu kelanjutan ceritanya !

Cinta jadi sahabat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang