Chapter 6 (Clover)

2.2K 245 89
                                    


Walau kuku jemarinya menghitam, penuh dengan tanah dan dedaunan kering yang basah dan hancur, Taehyung masih terus berkutat pada pekerjaannya selama lebih dari dua jam. Jungkook dan Hoseok yang menemaninya turut mengerjakan hal yang sama, namun tak lama waktu berselang, mereka berdua memutuskan untuk beristirahat, tepat di bawah pohon kacang kenari yang terlambat berbuah. Tak jauh dari tempat Taehyung yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Taehyung, istirahat 'lah dulu." Seru Hoseok seraya menerima segelas air yang disuguhkan Jungkook, "Terima kasih." Gumamnya kemudian pada pemuda di sebelahnya.

Tanpa menoleh pada mereka, Taehyung menyahut, "Sebentar lagi!" Ia masih sibuk menanam bibit strawberry di pot tanah yang mereka buat sendiri dari tanah liat, sepetak tanah lapang telah penuh dengan pucuk daun strawberry yang siap untuk tumbuh, di lain sisi, melon dan labu yang mereka tanam beberapa minggu lalu mulai terlihat kuncup bunganya.

Mereka sengaja mengisi waktu luang dengan bercocok tanam untuk kemudian mereka tukar dengan sesuatu yang mereka butuhkan dengan masyarakat desa. Tentu saja hal ini mereka lakukan diam-diam tanpa sepengetahuan orang awam, terlebih si pendeta. Lewat bantuan Yeonjun, yang akan dengan senang hati membawakan berbagai macam kebutuhan seperti, sabun, selimut tambahan, sampai sprite dan coca-cola kesukaan mereka untuk ditukar dengan buah-buahan yang mereka tanam, serta kacang-kacangan dan herbal liar yang tumbuh subur di hutan.

"Hyung, mana Monie?" Jungkook melepas topi jerami dan sarung tangan yang ia kenakan, kepalanya menoleh ke segala arah, mencari seekor kelinci putih milik Seokjin yang baru ia sadari telah menghilang dari pengawasannya. "Kalau Monie hilang, aku bisa dimarahi Jin hyung~"

Hoseok tertawa kecil seraya mengacak lembut rambut hitam Jungkook, kemudian ia menunjuk ke arah Taehyung yang masih bercocok tanam, "Dia disana, di dekat kaki Taehyung." Sontak Jungkook melihat ke arah yang ditunjuk salah satu dari hyung-nya itu, dan bernafas lega setelah ia melihat gumpalan bola bulu putih yang sedang memakan rumput seraya menggoyangkan ekor bulatnya. Jungkook segera berlari untuk membawanya kembali ke sisinya, Hoseok menghela nafasnya dan bertanya, "Kenapa kau turut membawanya kesini 'sih?"

"Jin hyung yang menyuruhku mengajaknya, katanya sekalian agar Monie mencari makan di luar kandangnya." Jelas Jungkook. Hoseok mengangguk mengerti, masuk akal baginya karena kasihan juga apabila seekor kelinci atau hewan peliharaan mana 'pun terus berada di dalam kandangnya dan terkekang. Pantas saja Seokjin sering melepasnya tanpa takut kehilangan kelinci putih menggemaskan yang ia temukan sendirian di hutan itu.

"Hyung," Panggilan dari Jungkook memecah lamunannya, Hoseok menoleh padanya, sepenuhnya memperhatikan apa yang hendak ia katakan, "apa menurutmu kita tak terlalu santai?" Sang beta mengerti apa yang dimaksud anggota termuda mereka, kedua bibirnya mengatup dan kedua iris keemasannya membulat, "Kita sudah mengetahui keberadaan jurnal itu dan sama sekali belum melakukan apa-apa."

Dalam benaknya, Hoseok mengalami kilas balik, ia ingat betul saat Yoongi memberitahu mereka tentang jurnal yang selama ini mereka cari sebenarnya berada di tangan pendeta Jung. Saat pertama kali mendengar informasi tersebut, Jungkook dan Taehyung mengusulkan untuk segera mengambilnya, tetapi Namjoon menolak usul mereka, dengan alasan waktu yang belum tepat bagi mereka untuk bertindak, Hoseok setuju, mereka memang harus merencanakan terlebih dahulu bagaimana caranya merebut jurnal itu dari tangan sang pendeta.

Tetapi, semakin cepat mereka mendapatkan jurnal tersebut, maka keadaan akan lebih baik. Resiko pasti ada, mereka akan berada dalam bahaya yang siap mengancam mereka bila pendeta itu tahu dimana keberadaan Namjoon dan kawanannya. Sebisa mungkin mereka harus menghindari perang, walau pada akhirnya mereka semua tahu, akan terjadi sesuatu yang sangat buruk dan membahayakan bagi mereka nantinya.

Light on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang