6. Harapan

8 1 0
                                    

Jangan memberi harapan jika nyatanya kau tidak pernah berniat untuk menetap, jika cinta katakanlah, jika tidak maka lekas pergilah. Jangan membuatku nyaman untuk kemudian ditinggalkan.
Senja

_______________

Kembalinya dirga membuatku senang, sekarang aku berteman baik dengannya. Banyak hal yang aku tanyakan tentang hubunganku dengannya, tapi tenang saja. Kita hanya bercerita dan mengenang bukan kembali ke masa lalu.

Dirga menceritakan kepadaku tentang dulu kenapa bisa rafha membalas chatku yang jelas-jelas beda sekali balasan dirga tidak seperti biasanya dan benar saja semua itu kelakuan rafha. Sahabat dirga itu yang aku ceritakan dibagian 5.

" Oiya yang waktu itu balas pesan kamu itu rafha, maaf ya. Soalnya waktu itu HP rafha rusak sedang di servis, jadi rafha pinjam hpku buat balas chat pacarnya. Maafin rafha ya, dia ga berniat memainkan hati kamu kok. Kamu tau sendiri kan rafha orangnya gimana? Bercandanya emang suka kelewatan itu anak" Jelasnya supaya aku tidak salah paham, dan aku hanya membalas
"Gapapa, lupain aja. Lagian ga aku masukin ke hati kok" (Bohong sebenarnya jawabku waktu itu, cuma aku tidak mau ada rasa bersalah yang selalu menghantui dirga)

Btw disini aku masih memanggil dia dengan bahasa indonesia yang sopan dan katanya sih romantis buat yang punya doi mah. Padahal menurutku Aku+Kamu itu cuma bahasa biasa seperti Gue+Elu, tapi berasa ada yang mengganjal jika memanggilnya dengan bahasa gaul. Berasa canggung, tapi sesekali juga memakai nama agar tidak terlihat romantis buat yang membaca hehe

1 bulan sudah aku berkomunikasi baik dengan dirga, dia sekarang banyak berubah. Bukan lagi dirga yang pendiam, tidak peduli terhadap lingkungan dan satu hal yang membuat saya tidak menyangka. Dirga sudah tidak lagi cuek dan dingin, dia berubah menjadi dirga yang humoris dan suka tertawa apalagi cara ngomongnya seperri oeang dewasa membuat saya takjub.

Tapi tahan, tahan. Dibuatnya kagum tidak membuat hati luluh kembali kan? Aku memang sangat merindukan sosok dirga, tapi aku hanya ingin berdamai dan berteman baik. Bukannya kembali untuk melanjutkan kisah dulu, tidak berniat sedikitpun.

Setahun lagi aku akan lulus SMA dan dirga 2 tahun lagi akan lulus SMK. Aku tidak tahu kedepannya seperti apa dan bagaimana dengan pertemananku dengan dirga. Apakita masih dipertemukan kembali atau tidak sama sekali.

Pada nyatanya sampai saat ini, belum bertemu lagi dengannya. Hanya saja bertukar kabar lewat whatsapp.

"Rencana, abis lulus SMA mau kemana na?" Tanya dia

"Maunya sih ke unpad ambil jurusan managemen kalo ga masuk ya kerja aja dah, soalnya ada niat mau bangun usaha sih."Jawabku

"Bagus dong, lakuin aja apa yang buat kamu nyaman dan suka. Jangan memaksakan keadaan kalo endingnya kamu cuma bisa males-malesan."Tuturnya

Ya begitulah dia sekarang, umur tidak bisa membatasi orang untuk berfikir dewasa. Meskipun aku yang lebih tua darinya, malah dia yang lebih dewasa dari aku.

"Iya iya, makasih sarannya."Balasku
"Btw, Apakabar geng kamu itu yang dari jaman smp."Lanjutku

"Balakaciprut?Haha masih inget aja ya kamu, kirain udah lupa."katanya

"Ya inget dong, kan itu geng yang bikin onar dismp haha"Kata ku

"Aku mah bae kok, ga kaya mereka."Katanya

"Ga ada ya orang bae bilang kalo dirinya bae."Kataku

"Iya dah iya gimana annabel aja."

"Sialan kamu, cantik-cantik gini dipanggil annabel😭"Protesku

"Kamu mah beda annabel nya cantik."Gombalnya

"Udah pinter ngegembel ya sekarang mah, eh gombal."Kataku

"Udah pinter ngelawak ya sekarang kamu."Katanya

"Kena virus kamu kayaknya, jadi bisa ngelawak."Kataku

"Aku bukan sule, mana bisa ngelawak."Katanya

"Siapa yang bilang kalo kamu sule? Kamu mah dirga kan"Jelasku

"Hehe iyaa iya, udah pinter guyon nih."Katanya

Every time, every day dirga selalu menchatingku. Aku sendiri tidak tahu, aku yang terbawa alur ceritanya. Dengan mudah selalu membalasnya dengan cepat, begitupun sebaliknya.

Sejauh ini itu aku belum berfikiran bahwa dirga masih menyukaiku, mungkin dia lagi butuh temen chating mankannya dia selalu menchatingku. Hari kehari, chatan yang selalu ada topik pembicaraan membuatku nyaman dengannya. Tapi aku masih belum bisa untuk bilang kalo aku juga masih ada rasa. Rasa itu sampai kapanpun ada, tapi sekarang sufah berbeda keadaan. Yang membuat rasa itu harus disimpan baik-baik, tidak usah diberikan ke sang pemilik.





-------
05 oktober 2019

DARI PAGI UNTUK SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang