4. Senjaku kala itu

9 1 0
                                    

Waktu itu, hari dimana aku sedang berlibur sekolah karena kenaikan kelas. Libur yang lumayan lama dan pastinya akan membuatku bosan karena tidak ada aktivitas, tapi syukurnya aku mempunyai teman yang sangat menyukai pertemuan. Hampir setiap hari menghabiskan waktu liburku bersama teman-temanku, entah itu shopping, makan, nonton dan bergibah hehe.

Dan disaat liburku yang cukup panjang itu pula, aku sering menghabiskan waktu luangku ketika tidak bersama teman-temanku untuk berchatingan bersama dirga. Dirga? Iya dirga yang sebelumnya aku ceritakan, senjaku. Tapi itu dulu hehe

Dirga selalu menchatingku setiap hari, tapi aku membalasnya hanya sesekali jika sedang gabut dirumah saja. Ketika bersama teman-temanku jika dirga menchatingku biasanya aku balas setelah pulang berkumpul. Sebenarnya bisa saja aku balas tepat waktu, tapi aku rasa aku tidak pantas lagi menerima dirga lagi untuk dekat.

Aku hanya menganggap biasa saja, memang benar jika kemarin-kemarin aku sangat merindukan dirga. Kembali bukan berarti harus bersatu lagi, aku tidak mau ada hati yang tersakiti mau itu hatiku ataupun dirga.

FLASHBACK

Jadi dulu ketika masa smp, masa dimana aku mengenal dirga tanpa sengaja. Aku menyukai dirga, aku tau dirga juga menyukaiku. Tapi dia tidak menunjukkan itu secara blak-blakan, tapi dia tunjukan dengan perhatian kecil dia yang mungkin jika aku tidak berperasa aku tidak akan mengetahui hal itu.

Dulu dirga adalah adik kelasku yang begitu tampan, sopan, rajin ibadah dan pintar. Itu kenapa aku dulu menyukai dirga, karena prinsip cowok yang aku suka itu ada pada diri dirga. Tapi ada sifat dirga yang aku kurang suka, dia begitu dingin, cuek dan jutek. Kalian pasti heran kenapa bisa aku menyukai adik kelas? Aku sendiri bingung dan tidak mempunyai alasan. Jujur jika mengingat ini aku merasa malu, dulu memang aku yang mendekati dirga terlebih dahulu. Aku sering mengganggu dia, dengan mengirimkan pesan setiap waktu. Tapi aku tidak habis pikir, jika dia selalu membalas pesanku dengan cepat dan tepat walaupun sifat cueknya itu masih ada. Tapi aku senang karena perilakunya itu.

Mungkin dulu aku terlalu berperasa sampai aku baper alias bawa perasaan sendiri, yang terlalu cepat memvonis bahwa dirga juga menyukaiku. Bodohnya aku dulu, sampai sekarang jika aku mengingat hal itu. Aku merasa malu sendiri, kenapa bisa aku mempunyai perasaan yang begitu halus dan mudah untuk menyimpulkan hal kecil.

Sampai waktu itu dimana aku mengirimkan pesan, dibalas dengan pesan yang menurutku romantis. Membuatku senang, dirga sudah mulai berubah sedikit demi sedikit. Tapi tidak lama dari perkataan manis itu,dirga memberikanku pesan dengan kata maaf karena yang tadi membalas pesanku dengan kata-kata romantis itu bukan dia, tapi Rafha. Sahabat dirga dari kecil sampai sekarang, aku tidak mengerti maksud rafha membalas pesanku dengan sembarangan. Aku malu terhadap dirga, karena aku terlalu manis ketika dirga membalas pesanku dengan kata romantis. Aku merasa kecewa dipermainkan oleh rafha, aku benci rafha. Aku tidak mengerti apa maksud rafha dengan seenaknya membalas pesanku seperti itu. Apa dia ingin mendekatkanku agar dirga juga bisa berlaku manis terhadapku, atau mungkin rafha hanya ingin mempermainkanku dengan ending 'Prank' intinya waktu itu aku merasa sangat malu kepada dirga dan rafha.

Sumpah serepah aku ucapkan untuk rafha, aku jadi tidak berani untuk menganggu dirga lagi. Mungkin karena ulah rafha tersebut membuat nyaliku ciut tidak berani lagi menganggu dirga, itu sudah jalan dari tuhan bahwa aku tidak diinginkan. Maafkan aku dirga, aku sudah mengganggumu kala itu.

📌Kamis, 19 september 2019.
Karawang

DARI PAGI UNTUK SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang