Written by: Addie, Harukana, Nada, Pasta, Erissa, Ladin, Mojel.
Suatu malam disebuah kampung yang gak pantas disebut kampung karena warganya kemproh naudzubillah hiduplah sekelompok pemuda dajjal.
"Ah, kenyang banget gua," ujar Tony si pemuda 18 tahun tapi udah punya jambang kaya sapu ijuk.
"Etdah bocah, sholat ngapa sholat malah goleran dimari kaya mau mati aje, ke masjid sana lu."
Suara cempreng terdengar dari arah dapur. Wanita paruh baya dan beruban yang memakai mukena itu terus mengomel melihat Tony.
"Gak mau ah mak, udah pernah sholat bosen. Tony punya cita-cita lain mak, keliling neraka."
"Buset, ini anak gua apa anak dajjal, gini amat bentukannya."
Pusing mendengar omelan emaknya dia bangun mengambil peci dan sarungnya lekas menuju masjid.
"Masjid dulu mak, Assalamualaikum" Tony pergi menuju masjid, diperjalanan dia bertemu Sodikin yang sedang bermain petasan bersama Bachrur.
Tony pun mengajak mereka untuk berangkat terawih bareng.
"Woi, teraweh lu pada. Malah main petasan."
"Yee mang napa? Mau ikut juga kan lu?" Sahut Bachrur.
"Kaga. Mau teraweh lah gua, assalamulaikum. Duluan ye." Balas Toni.
Toni pun berjalan hendak meninggalkan Bachrur dan Thoriq. Tapi dia balik lagi,
"Betewe, hati-hati kalo main petasan deket sini."
"Kenapa emang?" tanya Thoriq.
"Lu lihat tuh pohon kelapa deket sana."
Thoriq dan Bachrur menoleh, lalu mengangguk-ngangguk.
"Ada noda bekas kebakarnya kan?"
Mereka berdua mengangguk-ngangguk lagi.
"Dulu tuh disitu ada ibu-ibu yang meninggal karna badannya kebakaran kena petasan guys."
Glek. Bulu kuduk Bachrur dan Thoriq berdiri.
"SERIUSAN???" Bachrur panik.
"Boong kali, percaya aja lu sama Toni" ujar Thoriq santai. Padahal kaki udah gemeteran.
"Ye, yaudah si kalo ga percaya. Dah ah gua berangkat. Assalamualaikum."
"E e eh, tunggu Ton. Gua ikut dah." ujar Thoriq cepat.
"Lah Thor mau kemana? Ga lanjut main petasan?" kata Bachrur.
"Petasan mulu lu kayak bocah. Udah buru hayu teraweh." jawab Thoriq.
"Et dah, yaudeh."
Toni, Thoriq dan Bachrur pun berangkat menuju masjid bersama. Sesampainya di masjid mereka bertemu dengan sang pemuda alim idaman ibu-ibu kampung. Namanya mas Chairil Baraq.
"Ehh Mas apa kabar?" sapa Toni sok akrab.
"Apa kabar apa kabar, baru juga sore lu nebeng motor gua dah nayain apa kabar segala."
"Ya elah basa-basi doang jutek amatsih abang."
"Najis. Dah pada wudhu belom lu pada?"
"Udah gua di rumah" celetuk Bachrur.
"Boong ya lu? Kan tadi lu maen petasan sama gua" kata Thoriq.
"Beneran kok, kan abis solat magrib."
"Ya batal bego. Dah sana pada wudhu lu pada." suruh mas Chairil.
Akhirnya mereka berempat pada wudhu aja. Di tempat wudhu, mereka ketemu abang Steven. Steven Rojak.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADASS' RUNNING STORY: Ada Ibu-Ibu Guys.
HumorThis contains of 5 different stories written by Badass Agency members on May, 18th 2019. Plot Summary: Seluruh penduduk desa Old York dihantui oleh teror ibu-ibu misterius yang selalu mengganggu penduduk setempat. Persatuan Karang Taruna yang berisi...