HILANG (PART 2)

38 2 0
                                    

"Yaakkkk!!!"

"Aduhh!!"

Aku merasakan tubuh ku ditabrak secara kasar. Aku terjatuh di depan toko yg baru saja ku tinggalkan.

"Kalau punya mata di manfaatin dong!". Aku menegur orang itu setelah aku melihat kaki dan sepatu nya, sambil memunguti tas belanjaan ku yg terjatuh.

"Maaf". Oke, dari suara nya aku tau dia seorang laki-laki.

"Dasar tidak sopan. Sudah menabrak ku. Kau juga tidak mau membantuku memunguti tas belanjaan ku yg terjatuh karna mu. Ck menyebalkan!". Aku berdiri bersiap meninggalkan laki-laki itu yg sedari tadi  berdiri dan hanya menatap ku saja.

"Kau turis ya?". Aku menanyakan hal itu karna aku melihat dia menarik koper yg berukuran besar, ransel yg berada di punggung nya dan jangan lupakan kaca mata hitam nya yg menutupi mata nya.

"Bukan. Aku hanya ingin tinggal disini saja". Ucap nya.

"Baiklah aku tidak perduli". Aku lalu pergi meninggalkan nya.

****

Aku memasuki lift menuju lantai 6 tempat apartement ku berada. Saat aku berjalan mendekati apartement ku aku melihat laki-laki yg tidak asing. Seperti nya aku pernah melihat nya. Tapi.... oh ya aku baru ingat dia laki-laki tadi yg menabrakku di depan toko. Mau apa dia ke apartement ku?.

"Hei! Mengapa kau ada di depan pintu apartement ku. Kau mau mencuri ya? Atau kau mau menculikku!". Aku menatap nya tajam dan sinis.

"Eoh aku?". Dia menunjuk diri nya sendiri.

"Bukan. Tapi keset yg berada di pintu itu!". Aku menunjuk keset berkarakter anjing berwarna kuning yg berbentuk lingkaran.

"Eoh baiklah". Dia melihat keset yg berada di bawah kaki nya dan masih saja bersandar di pintu apartement ku.

"Yaakkk! Menyingkirlah dari pintu apartement ku!". Aku mendorong tubuh nya sekuat mungkin. Tapi dia tidak bergerak sama sekali dari pintu itu.

"Yaakkk! Menyingkirlah ini apartement ku!". Aku berteriak sambil memukul lengan nya.

"Hei hei dengarkan aku dulu. Yaakkk berhentilah memukul ku". Dia menahan kedua  tangan ku agar tidak memukuli nya lagi.

"Kau benar-benar tidak mengenal ku?".
Hah itu pertanyaan yg bodoh. Aku mengernyitkan dahi ku. Mencoba mengingat-ngingat apakah aku pernah menemui nya. Haha tentu saja aku pernah menemui nya dia laki-laki yg menabrak ku di toko tadi. Lalu,apa aku mengenali nya?. Tapi siapa dia. Mengapa saat aku  berada di samping nya aku merasa nyaman. Ah lupakan. Itu hanya perasaan ku.

"Hei!". Dia menoyor dahi ku. Menyadarkan dari lamunan yg tak jelas itu.

"Apa!". Aku meninggikan suara ku dan mengangkat dagu ku seperti menantang nya.

"Oh ayolah jangan bercanda. Kau dari dulu sama sekali tidak berubah. Aku sangat gemas dengan tubuh pendek dan pipi chubby mu itu P-A-N-D-A". Ucap nya dengan memberikan penekanan kata di akhir kalimat.

Deg!
"Panda?"

Aku merasakan jantung ku yg mulai berdetak tidak stabil. Aku ingat. Ralat. Sangat ingat. Laki-laki yg memanggil ku dengan sebutan panda adalah park jimin lelaki batet itu. Apa dia jimin?.

"Kk-kau park jimin?". Aku gugup. Bodoh sekali haha.

"Baru sembuh dari amnesia nya ya? Baguslah". Jawab nya sambil melepaskan kacamata dari mata nya.

"Yaakkk jimin! Aku sangat merindukan mu! Kau kemana saja. Terakhir aku melihat mu saat kau pindah ke australia dan setelah nya kita tidak saling mengabari lagi". Aku memeluk nya sangat erat. Menenggelamkan wajah ku di dada nya mencium aroma parfum nya yg dari dulu tidak pernah berubah.

"Kau seperti bocah. Tapi tidak apa aku suka". Ucap nya. Jimin membalas pelukan ku dan mengusap rambut ku lembut.

"Bolehkah aku menginap disini sehari?". Tanya jimin.

"Selamanya juga aku tidak masalah". Aku membuka apartement ku lalu meletakkan tas belanjaan ku di dapur.

"Sangat besar. Mengapa kau hanya tinggal sendiri disini. Dan mengapa kau belum menikah?".
Jimin menghempaskan tubuh nya di sofa lalu menatap langit-langit apartement ku. Darimana dia tau aku belum menikah? Mungkin dia tau aku belum menikah karna tidak ada foto pernikahan yg tertera di dinding apartement ku.

"Bodoh!dasar tidak peka! Aku masih mencintai mu park jimin makanya sampai sekarang aku belum menikah". Ucap ku dalam hati. Menarik nafas ku secara perlahan lalu mengeluarkan nya dan mencoba terlihat ceria di depan nya.

"Eoh aku? Belum menikah? haha tidak apa lagi pula kan aku wanita yg cantik,rajin,dan pintar sangat mudah bagiku  untuk menarik perhatian laki-laki". Aku membanggakan diriku dengan menepuk dada ku sebelah kiri denga satu tangan di depan nya.

"Ya ya baiklah terserah mu saja panda". Ucap jimin.


****

"Jimin. Kau sudah rapi. Mau kemana?". Aku mengeringkan rambut ku yg basah dengan handuk kecil sambil menuruni tangga dan tidak sengaja mata ku melihat jimin yg sudah tampan. Eumm maksud ku sudah rapi. Dengan hoodie nya yg berwarna abu-abu dipadukan dengan celana jeans hitam yg sobek di bagian lutut nya.

"Aku ingin kerumah calon istri ku,dan aku akan tinggal disana". Ucap nya sambil menyisir rambut nya ke belakang menggunakan tangan nya.

"Aa--apaa! Calon istri? Kk--kau?". Aku menunjuk nya dengan jari telunjuk ku. Bodo amat dengan sopan santun dan tata krama sekarang hati ku dan pikiran ku benar- benar kacau.

"Iya. Aku akan menikah jangan lupa datang ya. Nanti aku akan memberikan undangan nya kepada mu". Dia tersenyum kepada ku memperlihatkan eye smile nya.

"Eohh eumm baiklah. Akan ku usaha kan datang". Aku berusaha tersenyum di depan nya. Walau rasanya aku ingin mengamuk agar rasa sakit di hati ku hilang.

"Baiklah aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik ya dan terima kasih untuk tumpangan apartement nya". Dia memeluk ku sangat erat. Nyaman. Rasanya aku ingin merasakan pelukan nya lebih lama lagi. Tapi itu tidak akan pernah terjadi lagi. Dan ini pelukan yg terakhir. Aku menggigit bibir ku menahan isakan agar dia tidak mengetahui kalau aku sedang menangis.
Dia melepaskan pelukan nya. Mengacak rambut ku. Lalu pergi dengan membawa ransel di punggung nya dan koper yg ditarik nya.



"AARRGHH! KAU BODOH PARK JIMIN. APA KAU MASIH BELUM CUKUP MENYAKITI KU. SETELAH AKU MENUNGGU MU SELAMA INI TANPA KABAR. LALU KEMARIN KAU DATANG KEPADA KU. DAN HARI INI KAU PERGI LAGI DENGAN MENIKAHI WANITA LAIN. APA KAU BELUM CUKUP HAH!!! AKU BENCI KAU JIMIN AKU BENCI!! ARRRRGHHH!!!!!". Aku melempar kan semua apa saja yg berada di depan ku menyalurkan emosi dan rasa sakit ku dengan barang-barang yg ku lempar tak perduli dengan pecahan vas dan guci yg berserakan dilantai. Aku hancur benar-benar hancur saat ini.

BTS X ARMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang