Bagian 1 |Es Jeruk

235 27 0
                                    

Bertemu denganmu itu, kebetulan atau takdir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertemu denganmu itu, kebetulan atau takdir?

●●●

Ruangan bernuansa putih itu nampak tenang. Terlihat dua wanita tengah berbincang-bincang kecil di pojok sebelah kiri ruangan tersebut. Seorang Guru dan Murid perempuan itu terlihat begitu akrab. Terlihat dari wajah mereka yang begitu bahagia serta sesekali mereka tertawa kecil.

"Kalau begitu, mulai sekarang, kamu akan masuk di kelas IPS-1 ya, Aletta." Ucap Ibu Dara kepada Aletta.

Sang gadis yang di panggil Aletta itu bergeming. Dengan satu anggukan dan senyuman kecil, gadis itu berdiri dan mengucapkan terimakasih kepada Guru barunya itu. Bu Dara yang sedari tadi menatapnya, ikut berdiri. Kedua tangannya kemudian memegang pundak Aletta.

"Semangat Aletta! Jangan takut. Muridnya baik-baik kok disini. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu boleh meminta bantuan ibu. Jangan malu. Ibu akan membantu kamu. Nanti ibu akan antar kamu ke kelasnya, ya." Seru guru tersebut kepada gadis di depannya.

Aletta tersenyum kembali setelah mendengar ungakapan tersebut. Dengan setitik semangat, ia langkahkan kakinya keluar dari ruang guru menuju kelas barunya itu.

~~~

Koridor pagi ini tampak penuh oleh para murid SMA Wijaya. Walaupun sebetulnya, sepanjang area koridor di selasa pagi ini rata-rata di dominasi oleh kumpulan siswi-siswi yang sesekali tertawa bahkan sampai ada yang terbahak-bahak. Sebetulnya hal ini bukan hal yang baru ditemui. Setiap pagi, para siswi-siswi tersebut memang akan memenuhi area koridor. Raden dan Arga yang tengah berjalan melewati koridor yang dipenuhi oleh para siswi itu kini menjadi pusat perhatian. Semuanya dikarnakan Raden dan Arga memiliki paras yang tampan. Namun, sifat keduanya sangat jauh berbeda. Banyak pasang mata yang melirik mereka. Ada yang sambil berbisik-bisik, ada yang tebar senyuman atau menyapa mereka berdua dengan ekspresi yang centil. Raden hanya tersenyum dan mengangguk membalas sapaan siswi-siswi itu sementara Arga ia tetap cuek dan terus berjalan melewati koridor tersebut. Dengan bau parfum yang begitu menyengat juga dandanan yang sangat menor yang tentu saja sangat tidak enak dilihat, membuat raden menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

"Harusnya mereka pergi clubbing bukan pergi sekolah. Mata gue sampe sakit liat dandanan mereka. Hahaha" kata Raden sambil menepuk bahu Arga dengan cengegesan.

Orang yang ditepuk tetap diam. Dia memang tipikal orang yang dingin dan irit ngomong. Tapi sekalinya ngomong, pasti nyelekit. Arga dan Raden sudah sangat lama berteman. Mereka berteman semenjak keduanya masih duduk di bangku TK. Dicuekin Arga sudah menjadi makanan sehari-harinya Raden. ia sudah tahu sifat sahabat dinginnya itu bagaimana. Jadi, Raden bisa memakluminya walaupun sesekali, ia turut kesal juga.

"Woi kebo! Sekali-kali kek ya gua ngomong jangan lo kacangin mulu. Dari tadi diem terus. Percuma lo ganteng tapi cueknya minta ampun." Cibir Raden frustasi.

MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang