Dia? (Malaikat)?

9 2 0
                                    


Tine pov

"Bang Rafli!!!??."lirih gadis itu.

"Bang,ak.....aku...tah.....tahu!!,siapa dia!."Lanjutnya lalu kembali menangis.

"Ya sudahlah jangan terlalu difikirkan."

"Bang,Tine udah temuin orangnya!."

"Serius,baguslah.Akhirnya kamu bisa ketemu sama malaikat kamu!."

"Tapi bang,dia ngeselin banget!."Ucap Tina dihadiahi tawa Rafli yang begitu keras.

Wajah Tine yang cemberut ketika mengucap membuat Rafli spontan tertawa.

"Dia malaikat kamu Tine.Itu sih kamu sendiri yang ngontrol.Sesuka hati kamu,tapi abang saranin pertahankan dia.Dia malaikat kamu yang pantas untuk mendapatkan pelayan bidadari cantik seperti kamu.Memang abang gak tau dia itu kayak apa,tapi abang yakin kalau dia itu baik banget.Seharusnya kamu berterima kasih!."

Ucapan bang Rafli menggiang di fikiranku,terus tergiang sampai aku tidak bisa tidur sampai larut begini.
Aku melirik jam weker diatas nakas.

12.35

"woah,gila jadi panda gue besok,akhhhh.Ck."Gerutu gue dengan wajah sebal.

"Gue tidur,wajib tidur!,"yakinnya.

Dia membuka ponselnya dan memainkannya tanpa arah tujuan.
Ia membuka instagram,facebooknya,whatsAap,dan kawan kawannya.

Drtttt... Drttt...

Sebuah panggilan tanpa nama masuk keponselnya. Ia mengernyit heran,tengah malam gini,nelfon gue, jangan jangan setan lagi, batinnya.

"panggilan vidio?!, dari wa gue. Ihh angkat gak ya?!"gumam Tine.

Tine menggangkat panggilan Itu,namun tetap membalikkan kameranya. And, what the, yang menelfonnya adalah kak Cean, but. Tidak ada panggilan kakak disini, dia adalah Oceano argibdirangga,malaikat sekalian daftar kedua orang yhang berada dibuku hitamnya.

Tine menggeram kesal, bisa bisanya orang ini menggaggu waktu malamnya. Dia membalikkan kameranya berniat mematikan ponselnya namun....

"AAAAAHHHH!!!!!, MONYET JAHANNAM SAKITTTTT!!!!! "teriakan itu membuat Cean terlonjak.

"TOLONGG!!!!!!, MAMA, AYAH TOLONG AAHHH JAHANNAM KAU SIALAN. AHHH GANGGU MALAM GUE AJA LHO.PERGI SANA HUSH HUSH."

"lima menit lagi gue sampe, "ucapan itu masih bisa didengar oleh indra pendengaran Tine, namun ia tak mengidahkannya ia malah sibuk mengusir usir kecoak terbang yang sedari tadi mengganggunya. Lampu ponselnya mati, semuanya gelap, Tine tidak dapat melihat dimana tempat Kecoak terbang itu lagi.

Tubuhnya merinding,ketika merasakan sesuatu merayap disekitar kakinya. Dan seketika lampu kamar. Apartementnya ya tiba tiba menyala, dan menampilkan sosok Cean dengan tampilan yang acak acakan telah berdiri dengan nafas ngos ngosan.

"lo gak papa? "

***

Malam gulita menemani Cean diclub malam yang penuh dengan wajah wajah wanita penjilat,berpakaian serba minim, seakan kekurangan uang untuk membeli baju yang lebih tertutup.

Cean menghembuskan nafas berat, minuman didepannya telah kandas,ia mengotak atik ponselnya sekitar lima menit ia memainkan ponsel itu dengan raut wajah yang biasa saja namun dalam hitungan detik terakhir raut wajahnya langsung berubah sinis.Ia tersenyum miring membuat seorang wanita yang berada disampingnya mulai menjauh. Ia melangkah keluar dari tempat penuh dengan kegelapan itu, hanya ada beberapa penerangan,tapi itu hanya remang.

Ia mengamati sebuah nomor,sebelum ia menekan tombol panggilan vidio, seulas seringai kemenangan terukir diwajahnya.Suasana ruangan yang cukup gelap yerpantri disana dengan selimut yang sudah dipakai tak beraruran, membuat sebuah kaki kecil timbul disana.

Sebuah teriakan membuat ia tersentak,bukan karena apa apa, karena sangat keras. Panggilannya yang ia loudspeaker  ia tidak mengerti apa arti teriakan itu, tapi yang ia pastikan orang itu dalam ketakutan.

"Lima menit lagi gue sampe! "hanya ucapan itu yang jeluar dari panggilan itu ia mematikan sambungan, jangan tanyakan bagaimana ia mengetahui alamat Apartementnya,lalu bagaimana ia masuk, ia punya duplikat kuncinya.

Dengan jabatan besarnya ia dapatmelakukan apa saja yang ia inginkan. Serta mengetahui segalanya tentang wanitanya, yup wanitanya Olientine Lautya.
Ia membelah jalanan yang tidak begitu ramai seperti biasanya, jarak keberadaannya dan apartemen milik wanitanya tidak begitu jauh memudahkan ia sampai disana dalam waktu dua menit, dua menit dengan kecepatan diatas rata rata, dan mengantri didepan lift untuk menuju lantai dua puluh satu, lantai tertinggi di apartemen wanitanya.

Lebih baik ia panggil gadisnya.Karena ia tak mau menyamakan gadisnya dengan lonte-lonte penjilat diclub malamanya. Dua menit didalam lift,sudah menghabiskan waktu empat menit dan mencari nomor apartemen VIP milik gadisnya, ia membuka pintu apartemen dengan tergesa, mencari dimana letak kamar yang dipintunya tertera tulisan, milik Tine, dengan kertas bewarna ungu.

Ia menghidupkan saklar lampu dan menemukan Tine tengah meringkuk dengan satu kaki yang diluruskan, fiujung kakinya terdapat kecoak. Cukup menjijikan bagi Tine, ia dapatmelihat gadis itu menutup wajah dengan kedua tangannya, dan kesepuluh jari lentiknya.

"lo gak papa?, "pertanyaan itu lolos dari mulutnya.
Ia dapat melihat gadisnya membuka sedikit jarinya dan mengintip dari sana,ia dapat melihat bagaimana ekspresi terkejut gadisnya, ia mendekayi kaki gadisnya dan mengambil kecoak itu dan melepaska kecoak itu didepan pintu kaca balkon kamar gadisnya.

Kecoak terbang itu hilang ketika ia menutup pintu kaca balkon kamar gadisnya. Cean meliahat gadinya bangkit, dan mendekatinya dengan wajah garang, tidak, tidak garang, tapi dibuat buat.

"Mau apa lo kesini, "pertanyaan yang terlontar dari mulut gadisnya membuat kekehan sinis, dari mulut Cean.

"Makasih kecoak terbangnya, "

Ucapan yang terlontar dari mulut Cean membuat gadisnya refleks menurunkan tangan gadis yang awalanya berkacak pinggang itu.

"oke,oke!,thanks atas kecoak jahannam itu!,"uacpan gadisnya membuat senyum miring terukir diwajahnya.

"Ganti baju lo gue tunggu lima menit, kita keluar. Tanpa penolakan!."Cean mengakhiri ucapannya dengan kalimat akhir yang penuh penekanan, baru gadisnya ingin memprotes, namun ia sudah menutup pintu kamar gadisnya.

Tine menghentak hentakan kakinya kesal, oke hanya malam ini. Ia akan mengikuti kemauan 'malaikat'nya.

***
Tine sudah siap dengan celana jeans dengan sweeter ungu mudanya, beserta rambut nya yang dibiarkan tergerai.

"Mau kemana kita?,"tanya Tine ketika keduanya telah siap diatas motor sport hitam Cean.

"Neraka!, "

***

Holla autor balik. Sorry lama upnya.
Jangan lupakan vote, comment, share. Sama masukin di library kamu,
Sorty for typo oke😅

OCEAN & LAUT (Hiatus) Where stories live. Discover now