salah satunya,,,,,

9 3 0
                                    


Assalamu'alaykum, semuanya. 😣😣.
Berdoa untuk lampung, banten, dan bengkulu, yang kena gempa ya. Soalnya author ada ditanggamus, yg berpotensi tsunami.

***
"neraka! "

Ucapan singkat itu dihadiahi pukupaln keras Tine dihelm hitam Cean.
Cean hanya meringis sesaat lalu memegang pelan helmnya.
Motor sport hitam metalik itu oleng sedikit membuat Tine membelalakkan matanya dan berteriak ketakutan.

"Huwaaa, Cean gila lo? "Ucapan  Tine bergetar refleks ia memeluk Cean erat, bahkan Cean merasa sesak ketika pelukan Tine begitu kuat diperutnya.

Cean memberhentikan motornya dipinggir jalan, ia melepaskan helmnya, dan berdecak kesal ketika melihat tangan Tina masih melingkar erat ditubuhnya.

"Apa segitu enaknya badan gue dipeluk sampe gan lo lepas juga itu pelukan?! "tanya Cean

Tine membuka matanya lalu melihat kearah sekelilingnya, ia memberengut, ia melepas pelukannya, lalu memukul karas bahu Cean. Hampir saja nyawanya hilang, jika saja ia ingin, ia mau teriak sekencang kencangnya ditelinga Cean mengatakan bahwa'lo bego bodoh banget ya jadi manusia'. Namun itu hanya tertahan ditenggorokannya.

"Jadi kita mau kemana nyet?! "geram Tine ketika melihat Cean hanya mengaca, sambil mengatur atuf model rambutnya.

"Kan udah gue bialng, neraka, beru! "seru Cean sembari kembali memakai helm full facenya,dan menjalankan motornya dengan kekuatan sedang.

Motor hitam itu berhenti didepan sebuah rumah besar dengan cant abu abu tua, yang terlihat kusam. Cukup mengetikan, hanya ada beberapa lampu yang terlihat dari bagian luarnya saja. Lampu besar diteras utama, lampu bewarna merah darah ditingkat ke dua, dimana disana hanya kegelapan yang ada. Lampu bewarna kuning di taman rumah yang hanya dihuni oleh rumput liar. Nampak sekali bahwa seharusnya rumah ini dalam keadaan rapuh berpenghuni.

Rumah tinggi itu dijaga oleh beberapa laki laki, yang terlihat lebih tua beberapa tahun darinya.
Tidak terlalu tua,terlihat cukup tampan, hanya saja penampilan mereka yang terkesan preman, dengan tato tato unfaedah, difikiram Tine tapi, gak tau mereka.

hitam yang Tine tangkap ketika turun dari motor besar Cean, ia melihat bendera besar yang dipajang diteras rumah itu.

Ada beberapa bendera disana,bendera terbesar dengan gambar halilintar kuning emas, dibawahnya terdapat lambang yang dimiliki setiap bendera disana. Halilintar.

1.Halilintar
2.Puerto
3.Pain
4.Raindraasch

Dan entah, mata Tine terlalu mals melihat warna hitam yang tertera disana. Ia menghembuskan nafas kasar ketika mendapati Cean yang tengah asik berbicara dengan beberapa preman disana.

Ia berjalan pelan, ia tak biasa ditatap aneh begitu oleh para preman yang ia lewati menuju pintu besar dengan warna hitam pula,dimana Cean berada.

"Cean! "panggil Tine, ketika jarak mereka terlalu dekat.

Cean menoleh, hanya menoleh lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Tapi itu tidak berlangsung lama, ketika Cean menarik tangannya dan mengajaknya masuk kedalam rumah besar hitam itu.

Hal pertama yang Tine daoatkan adalah, diruangan itu tidak banyak prabotan atau apalah sepertirumah pada umumnya. Hanya terdapat beberapa kursi, sofa, dan meja disana. Yang lainnya terbentang luas. Disudut barat terdapat beberapa orang yang bercakap cakap, ada beberapa minuman yang Tine tidak tahu apa namanya. Ada makanan ringan, ya Tine bodo amat.

Ia melirik kesudut Timur, dan. Melihat banyak sekali orang yang sedang berlayih bela diri yang Tine tau adalah Taekwondo.
Tidak dengan pakaian resmi seperti taekwondo yang pernah ia jumpai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OCEAN & LAUT (Hiatus) Where stories live. Discover now