Y | Chapter 2

15 9 6
                                    

Hari ini adalah hari pertama aku belajar dengan waktu yang mulai efektif.

Aku belum tahu dimana kelas baruku, tapi kuharap aku akan duduk sendirian nanti.

Ini masih jam 4 pagi.. Aku akan membenahi kamarku terlebih dahulu, dan setelahnya aku akan membuat bekal ku sendiri.

Setelah selesai dengan kamar, aku segera ke lantai bawah dan membuat sarapan untuk bekal.

Aku membuatnya dua, satu untukku, dan satunya untuk adikku. sungguh, semenyebalkan apapun dia, sebenci apapun aku padanya, dia tetap adik yang aku sayangi.

"Ka, hari ini berangkat bersama ku ya, aku bawa motor." Tiba tiba suara adikku muncul dari arah belakang.

Aku menoleh ke belakang.

"Kau ini masih bocah smp, mana boleh membawa motor? Tidak, lebih baik kita naik bus saja." Aku melarangnya.

"Boleh saja selagi aku mengikuti aturan dan tata tertib di jalan raya." Dia mengotot ingin membawa motor.

"Terserah" Kataku.

Setelah membuat sarapan untuk bekal, aku menaruhnya di sudut meja makan. Aku segera naik kembali untuk mandi dan bersiap sekolah.

-

Kami sarapan. Lagi dan lagi, pemandangan membosankan ini terjadi setiap pagi sejak aku kecil dulu sampai sekarang. 3 orang dihadapanku sangat romantis dan harmonis, berbeda denganku yang terasingkan.

Dimulai dari mama yang memanjakan yuno, papa yang membangga-banggakan yuno.

Ya, aku mengakui atas kehebatan adikku ini. Tapi tak bisakah kalian melihat kehebatan dari diriku juga? Atau.. aku memang tidak memiliki kehebatan?

Sudahlah, tak ada gunanya juga iri kepada seseorang yang memiliki kehebatan seperti yuno.

Mama dan papa tidak pernah adil kepadaku.

Aku segera menyelesaikan sarapan pagiku. Setelah kuhabiskan, aku segera pamit kepada mama dan papa.

Karna yuno melihatku pamit, diapun ikut pamit.

Hatiku cukup tersayat melihat yuno yang di manjakan dan di peluk hangat seperti itu, aku hanya bisa memandang sambil tersenyum.

Aku keluar rumah, yuno mengendarai motornya sampai kehadapanku. Dia memberi kode kepadaku untuk segera naik ke motornya.

-

Saat motor Yuno berhenti tepat di depan gerbang sekolahku, semua orang menatap kami sambil tersenyum. Aku tahu, senyum itu bukan untukku, tapi adikku.. Yuno. Dia memang memiliki paras yang tampan dan dia tinggi, wajar saja jika orang yang melihatnya bak melihat malaikat turun dari surga.

Aku berjalan di koridor bawah, sangat bising mendengar percakapan orang-orang di sekelilingku. Aku mengambil earphone yang ada di saku almamaterku, ku pasang pada telingaku agar tidak mendengar celotehan-celotehan tidak berguna mereka.

Kelasku berada di lantai 3, aku harus menaiki banyak anak tangga. Ah! Kenapa setiap sekolah tidak mengizikan lift dipakai oleh murid!? Melelahkan saja..

Di koridor lantai 3, aku mencari-cari dimana kelasku. Ada 6 pintu disana, apa aku harus bertanya? Tidak, aku bisa cari tahu sendiri tanpa bertanya.

Di ujung koridor, aku melihat orang ramai berkumpul. Aku menghampiri, tapi tidak bisa terlihat apapun! Orang-orang berisik itu menutupinya!

Saat bel berbunyi, mereka semua pergi dan masuk ke kelas masing-masing. Ternyata mereka melihat sebuah papan yang ada daftar kelas murid baru, aku mencari nama ku.

graY || Dark AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang