Y | Chapter 3

30 7 3
                                    

Ini bulan ke 5 aku duduk dibangku sekolah menengah atas. Bulan depan aku akan melaksanakan ujian akhir semester 1, terasa cepat.

Jangan tanya aku sudah memiliki seorang teman atau belum. Hebat, aku benar-benar penyendiri disini atau diasingkan?

Aku bahkan tak ingat kapan terkahir kali mempunyai teman.

Peduli setan dengan teman, hidup sendiri seperti inipun tak begitu merugikan bagiku.

Sungguh, aku sangat tidak nyaman bersekolah disini, mungkin di manapun tak akan ada yang bisa membuatku nyaman.

Tidak sekali dua kali aku di perlakukan kasar oleh wanita-wanita jalang disini. Ntah itu jalang level 3, level 2, atau level 1, meski mereka murid murid baru.

Perlu diketahui. se-elite apapun sebuah sekolah, sekolah tetaplah sekolah. Penuh dengan manusia pembawa piala, atau mungkin manusia pembawa sampah.

Tidak sedikit manusia sampah di sekolah ini.  Spesies-spesies yang Senang menindas yang lemah.

Bajingan seperti mereka patut di bunuh saja menurutku, tidak berguna, dan mengotori bumi.

Ya tuhan, semoga engkau tidak mengutuk ku karna aku sibuk memikirkan banyak hal bodoh seperti ini. Kebodohan yang membuatku melamun seperti orang bodoh.

Saat dikelas, aku duduk menatap keluar jendela. Dari lantai 3, hanya terlihat gumpalan awan putih dan langit yang biru cerah. Pemandangan yg lebih menyenangkan dari pada orang-orang disekitarku.

-

Bel istirahat berbunyi, semua orang yang sering dibilang sebagai teman sekelasku berlarian keluar kelas. Aku bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kantin. Karena hari ini aku tidak membawa bekal, aku terpaksa mengantri di kantin untuk mendapat makanan. Doakan saja aku berhasil mendapat makanannya.

Saat aku sedang mengantri, seseorang di belakangku mendorong tubuhku keluar antrian. Aku merasa kesal, tapi apa aku berani untuk melawan? Ck, mungkin bisa saja, tapi orang-orang yang menatapku jijik membuat mulutku kaku.

"Sana balik saja kekelas! Nggak usah makan di sini, kasian tukang cuci piringnya.. susah buat bersihin piring bekas kamu!" Ucap seorang gadis dengan rambut panjang dan mata yang tajam menatapku.

Dia dan teman-temannya yang sering mengusik hidupku, sejak masa orientasi sampai sekarang. Anggap saja geng tukang bully, ketuanya adalah Naomi Fukuri. Cantik.. tapi memiliki kebiasaan yang buruk!

Terpaksa aku harus kembali kekelas, jika aku antri lagi di paling belakang, besok baru aku dapat makanan.

Saat aku berjalan melewati antrian yang panjang, seseorang menyenggolku dari samping. Ketika aku menoleh, orang itu lelaki yang memakai masker hitam dan berhoddie.

"Tolong pegang ini, makan saja kalau mau." Kata orang itu sedikit berteriak di keramaian kantin. Kemudian dia berlari ke luar kantin.

Dia memberikan jatah makanannya padaku? Siapa dia? Aku bahkan tidak memiliki teman atau kenalan laki-laki. Aku menatap makanan di tanganku, aku boleh memakannya? Apa tidak apa-apa?

- (author pov)

Yura memutuskan untuk memakan makanan yang diberikan lelaki tak dikenalnya. Dia merasa berterima kasih karna lelaki itu memberikan makanannya.

"Aku sangat lapar, semalam aku tidak makan malam." Ucap Yura dalam hati.

Yura makan seraya melihat ke kanan dan kiri, siapa tahu lelaki itu kembali. Dia ingin mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.

Ketika Yura telah memakan separuhnya, air keruh mengalir dan jatuh ke makanan Yura. "Siapa yang...!" Teriak Yura marah. Tapi saat dia mengangkat kepalanya, amarahnya terpendam rasa takut. Orang itu Naomi, si singa cantik yang buas.

graY || Dark AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang