Bag.1 [Awal]

16 6 0
                                    






.

Dengan bangunan 3 lantai yang berdiri dengan megah nya.

Tidak terbayang dia bersekolah disini. Selama ini dia hanya meminta kepada  ibu dan ayah nya untuk bersekolah di sekolah yang biasa saja. Bukan karna tidak mampu akan biaya nya,  hanya saja dia sadar selama ini sudah banyak menghabiskan uang ayahnya untuk berobat. Walaupun ayahnya sama sekali tidak mem permasalah kan itu.

Dia selama ini tidak pernah kekurangan apapun terutama dengan ayah yang baik dan ibu yang mencintai.

Saat ini ana berdiri mematung memandangi sma wijaya beserta beberapa pemikiran tentang sekolah ini.

Tertanya benar yang dia dengar tentang SMA WIJAYA,  sma yang sangat bergengsi. Banyak juga yang bilang sma ini adalah sma elite,  bukan tanpa sebab dilihat dari bangunan dan arsitektur saja orang pasti tau kalau ini sekolah bagus.

Dengan biaya sekolah yang bisa di bilang 'mahal'.  Bisa terbayang bagaimana perekonomian anak didik nya.

Walaupun pun kebanyakan siswa-siswi nya merupakan anak yang ber-ada. Tidak jarang juga anak yang punya segudang prestasi atau anak dengan kepintaran di atas rata-rata bisa sekolah disana tanpa di bebani biaya apapun.  Dengan kondisi peringkat 1 sampai 3 untuk setiap jurusan jurusan.

Dan sayang nya mereka hanya punya dua jurusan yang terdiri dari IPA dan IPS yang tidak jauh berbeda dengan sma biasa. 

SMA ini punya beberapa peraturan dan kebiasaan yang berbeda dengan
sekolah lain.

Seperti sekarang mereka memulai kegiatan masa pengenalan sekolah pada hari jumat. 

Ana berfikir bagaimana rasanya sekolah disini.

'Buk' lamunan ana buyar saat ada yang menabrak nya dari belakang.

Dengan refleks dia bilang
"Eeeeh "

Saat dia lihat ternyata yang menabraknya mengenakan pakaian yang sama dengan nya, yang berarti dia juga anak kelas 10 atau anak baru seperti dirinya.

Bukanya minta maaf atau bilang sesuatu,  gadis itu hanya menatap nya dingin. Biarlah ana yang meminta maaf duluan, memang awalnya itu salah dia karna hanya berdiri diam di depan gerbang.

Belum sempat ana bilang maaf, dia sudah melanjutkan jalan seolah tidak terjadi apa apa.

Ana bingung,  lalu dia melihat jam di hanphone nya. 
Ternyata sudah menunjukkan pukul 07.00

Dengan itu dia buru buru masuk,  karna 5 menit lagi pintu gerbang akan di tutup. 
Dan mungkin dia akan terlambat pada hari pertama.

MaladjustmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang