1. Bara Radhika

65 12 17
                                    

  "Bego.. telat lagi"

  Bara tengok jam tangan dan waktu menunjukkan jam 07.13 pagi. Berkali-kali ia menghentakan kaki tidak sabaran. Bara menunggu didepan gerbang sekolah bersama beberapa siswa lainnya termasuk teman sebangkunya, Tyo.

  "Padahal gua udah mandi 5 menit, masih aja telat. Lah lu Bar, telat lagi. Rumah lu kan cuma 5 menit bro", sahut Tyo, cowok bertubuh normal dengan jaket hitamnya.

  "Biasa.." Bara mengangkat bahunya. Kebiasaan satu yang sudah Tyo pahami ini memang tidak bisa dipungkiri. "Keras banget Yo! Padahal gua ga makan banyak". Tyo menggidik geli setelah mendengar hal itu.

  Selang 5 menit, gerbang dibuka.

  Dan, siap-siap akan menjadi 'acara' favorit guru bk. Salah satu guru menyuruh siswanya untuk segera baris dilapangan. Masing-masing tingkatan kelas dipisah.

  "BARA RADHIKA, PRASETYO WICAKSONO, ALDIAN STEFAN...."

  "Anjing, kaget gua sumpah. Berasa di padang mashyar gila dipanggil gituan doang" Tyo tidak sengaja memukul bahu Bara.
  Pak Herman, selaku guru sadis dari BK dengan suara besarnya memanggil anak kelas 11 untuk maju kedepan.

  Satu persatu berdiri sejajar dihadapan Pak Herman.

  "Ckck, budak budak apa ini diulangin lagi! Bapak sudah bosan liat batang hidung kalian yang pesek ini! PUSH UP 50 KALI TANPA NAWAR!" teriak Pak Herman tepat di wajah Bara.

  Anjir air liurnya, herman gua, batin Bara.

  "Tega, udah tau gua kurus gini disuruh push up. Patah badan gua" protes siswa lain.

..

  Sudah berlangsung hampir 10 menit akhirnya acara push up selesai. Para siswa berwajah merah dan berkeringat seketika. Kemudian kembali berdiri didepan Pak Herman.

  "Sudah aku bilangi kalian kalian ini ya Tuhan mau diapakan lagi hah?! J A N G A N  T E L A T!" teriaknya sambil berkacak pinggang seperti berkuasa.

  "Hei kamu Bara!"

  "Saya pak?"

  "YA SIAPA LAGI MASA BAKEKOK.."

  Tyo dan Aldian menahan tawa.

  "Gausa ketawa kalian" tunjuk ke arah mereka berdua. "Bara! Kamu anak baru bukanya baik-baik malah ikutan telat! Rumah mu itu dekat sekali!" protes Pak Herman sambil mengelap hidung.

  Bara kali ini hanya bisa diam, kadang ia hanya berpikir, tidak ada gunanya sama sekali melawan guru satu ini.

  "Lain kali kalau begini lagi.. Bapak taruh kamu di wc pojok deket ruang kompos" ancamnya "Yasudah! Kali ini selesai. Kalian boleh kekelas, tapi awas!". Yang lain hanya mengangguk. Masing-masing mengambil tas dan menuju kelas.

  "Bar bar juga itu guru" kata Bara nyengir sambil jalan ke kelas.

.......

  "Lights will guide you home 
And ignite your bones 
And I will try to fix you"

  Seperti biasa penyanyi kantin beraksi dengan lagu andalannya Fix You. Dengan diiringi gitar, Bara terbiasa bernyanyi dengan rebahan di kursi kantin. Namun begitu, suaranya tetap stabil dan bagus.

  Bara terbangun, "Had bilangin Bu Inah, buatin soto ayam yang enak" suruhnya terhadap teman sepernyanyian, Jihad.

  "Duit?"

  "Hehe ngutang dulu ah" nyengir Bara. Jihad hanya menghela nafas, ia pergi ke kedai soto ayam kantinnya.
Saat hendak melanjutkan acara konser tunggalnya, dua siswi datang menemuinya.

Salam KenalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang