Chapter 2

7.8K 128 2
                                    

Setelah melakukan meeting dengan koleganya, arkan menuju keruangan kebesarannya yang ada dilantai paling atas gedung pencakar langit tersebut menggunakan lift khusus untuk CEO.

Saat hendak mendaratkan bokong dikursi kebesarannya,tiba-tiba benda pipih yang pintar kepunyaannya bergetar. Ia melihat panggilan masuk dari floren,istrinya.
Dengan malas ia menerima panggilan pada dering terakhir "masih ada dikantor,mas?"ucap floren.

"Hmm"jawab arkan singkat.

"Baiklah,aku hanya ingin mengatakan kalau aku akan berangkat ke london sekarang,karena uru.."belum sempat floren menyelesaikan kalimatnya dipotong oleh arkan "iya,hati-hati"jawab arkan dengan nada santai dan dinginya.
Mendengarkan ucapan arkan yang seolah tak peduli,membuat wanita yang berstatus sebagai istrinya hanya menghela nafas gusar,lalu menutup panggilan secara sepihak.

Arkan sebenarnya kesal terhadap floren,saat keduanya akan menikah ia sudah memberitahu floren untuk berhenti bekerja di dunia model.karena ia ingin istrinya itu menjadi ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anaknya kelak.

Namun seakan tak mau kalah, floren menolak usulan arkan lalu mengatakan bahwa itu adalah dunianya dan arkan tidak berhak melarangnya menjadi model,pekerjaan yang telah membuat namanya bersinar itu.

Itu membuat akran menjadi jengah dan tidak peduli akan urusan wanita itu. ia lalu duduk kembali dikursinya dengan membuka laptop untuk mengecek email yang datang untuknya.

Saat seluruh pekerjaannya selesai,arkan hendak beranjak dari ruangannya menuju parkir khusu CEO.tapi ketika itu juga datanglah seorang pria tampan walaupun tidak setampan arkan.dengan santainya seakan telah biasa datang ke ruangan ini,dengan gayanya yang sama seperti arkan yaitu memakai baju formal dan rapi tengan tersenyum sumbringah kearah arkan.
"Hai bro,bagaimana pekerjaanmu?" Ucap pria tersebut sambil merangkul bahu arkan dengan tangannya.

"Bukan urusanmu"ucap arkan menjawab dengan dingin.

"Hahaha kau dari dulu selalu seperti pangeran kutub yang dingin" ejek axe sambil tertawa.

"Enyahlah kau bangs*t" ucap arkan yang kesal dibuat sahabatnya.axe yang mendengar umpatan arkan hanya tertawa karena ia telah biasa menghadapi tingkah dan sifat arkan yang tidak berubah dari mereka berteman di bangku SMA.

"Oke,baiklah"axe sambil masih tertawa."bagaimana kalau kita mencari hiburan kecil,bro?"tanya axe lagi.

Arkan melihat axe jengah,pasalnya sahabatnya ini dikenal player dan suka membawa jalang untuk menghangatkan ranjangnya.dasar!!

Walaupun arkan tidak seperti axe yang suka bermain wanita,namun arkan adalah seorang peminum yang kuat.
Saat ia mengalami banyak masalah yang membebani pikirannya,maka dengan minumlah ia dapat melupakan semua masalah untuk sementara.

"Come on" jawab arkan mengiyakan ajakan axe. Mendengar itu axe sangat senang dan tidak ketinggalan senyum yang menampakkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

Akhirnya mereka tiba di club malam,tempat biasanya yang mereka datangi.memesan ruang VVIP di lantai dua dan tak lupa wanita panggilan untuk menemani axe diruangan itu.
Sedangkan arkan memilih meminum minumannya saja dengan ditemani otaknya yang sedang berpikir tanpa memperdulikan axe yang duduk tak jau darinya.

Selang beberapa saat,pintu ruangan tersebut terbuka dan terlihatlah wanita yang masih sangat muda dengan pakaian berbeda dari para wanita penghibur disini.memakai pakaian kaos berlengan panjang,celana jeans hitam panjang dan tak lupa rambut yang di ikat ekor kuda tak mengurangi kecantikan natural gadis tersebut.

Saat gadis tersebut meletakkan minuman dimeja arkan,ia melihat gadis itu dengan seksama. Terlihat arkan menatap gadis itu hingga membuat gadis itu risih dibuatnya 'cantik' batin arkan berkata.

SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang