Chapter 3

8.7K 158 23
                                    

Setelah anna mandi dalam waktu singkat,ia lalu keluar menggunakan jubah mandi yang telah tersedia di kamar mandi arkan.

Arkan yang sedang berkutat dengan laptop dipangkuannya di sofa,sontak menoleh ke arah bunyi pintu dibuka.

"Anu..sa-saya tidak bis memakai baju tadi tuan,bolehkah emm.. saya meminjam baju kaos lama tuan?"ucapnya dengan raut ketakutan dan kepala yang acap kali menunduk seolah tak mau bertatap muka dengan arkan.

Melihat gadis tersebut menunduk,sontak arkan beranjak dari sofa dan berjalan ke arah anna.

"Apa kau tau?"masih berjalan dengan lambat menuju gadis tersebut.

"Aku paling benci dengan orang yang memalingkan wajah ketika berbicara denganku!"dengan suara penuh penekanan dan aura yang menakutkan.

Mendengar ucapan arkan,anna langsung menegakkan kepalanya dan otomatis matanya bertemu mata tajam dan dingin milik arkan.

Saat arkan semakin mendekat ke arahnya,anna secara tidak sadar melangkah mundur dan..

Brukk

Tubuhnya tersudutkan pada dinding,membuat ia tak dapat kemana mana bagai hewan buruan yang menunggu diterkam mangsanya.

Melihat hal tersebut membuat arkan mengangkat sedikit ujung bibirnya keatas.

Saat arkan berdiri didepan anna dalam jarak hanya selangkah saja ia lalu menempatkan kedua tangannya sejajar dengan kepala anna,karena tinggi anna hanya sebahu arkan.

"Ap-apa yang kau lakukan?"mata anna gelisah dan kedua tangannya yang seolah mengamankan tubuhnya.

"Apa kau takut,hmm?"bisik arkan didekat telinganya.
Merasakan hembusan nafas arkan,membuat anna bergidik ngeri.

-
Mendapat kebungkaman anna,tapi arkan tau anna ketakutan karena tubuh gadis itu bergetar hebat.

Lama saling tatap dengan suasana yang mencekam menurut anna,akhirnya arkan melepaskan kungkungannya dan berbalik.

"Bajumu ada dalam paperbag di sofa,aku tunggu kau dibawah"sambil berlalu pergi keluar kamar.

______
(Anna POV)

Setelah pria itu pergi akhirnya tubuhku merosot kelantai,dengan nafas yang memburu dan degub jantung yang tak beraturan.

"Mengapa auranya sangat menakutkan?"sambil menghembuskan nafas.

Aku berjalan ke sofa dan mengambil paperbag tersebut,kulihat gaun selutut sederhana dengan bahan yang nyaman namun elegan.

"Cantik sekali"

Aku suka gaun ini,tidak terlalu mewah,sederhana namun elegan.

Setelah aku memasang baju dan menyisir rambutku,aku hendak beranjak keluar kamar seperti yang diperintahkan pria itu.

Namun saat hendak membuka pintu,mbok imah sudah membuka duluan.

"Waah,cantik sekali nak"dengan senyum merekah

Aku merasa persaan hangat mengaliri hatiku,sudah lama sekali ada orang yang menyanyangiku dengan tulus.

Apalagi perlakuan hangat dan sayang mbok imah seperti seorang ibu pada anaknya..

"Eemm.. terima kasih mbok"ucapku tulus.

"Yowiss,kalau begitu mari mbok antar keruang makan non"

Tanpa banyak bertanya,aku langsung ikut mbok jah kebawah.
Sesampainya di undakan tangga paling bawah aku melihat ke arah tuan arkan yang sedang menelpon seseorang dan yang membuat aku terkejut adalah ucapan tuan arkan pada lawan bicaranya.

"Aku tidak pernah meminta lebih darimu,hanya bersikaplah selayaknya istri dan.. aku ingin seorang baby"

'Istri?! Apa maksudnya?

Lamunanku terbuyarkan saat mbok imah menarik tanganku pelan ke arah meja makan yang luas tersebut.

________

Mendengar suara langkah kaki mendekat.arkan yang baru sedang menelpon istrinya,sontak membalikkan badan kearah sumber suara dan menemukan anna dengan pakaian yang ia berikan tadi.

"Manis.."gumamnya namun dapat didengar istrinya karena ponsel tidak dijauhkan dari telinganya dan masih tersambung dengan istrinya.

___

"Ah,bukan apa-apa"

____

"Terserah kau saja,aku tutup dulu"
Setelah menutup panggilan arkan melangkah ke kursi utama dimeja makan.

"Silahkan duduk nona anna"ucap mbok imah menuntun anna ke kursi berdekatan dengan arkan.

"Setelah semua hidangan siap dimeja makan,mbok imah dan beberapa maid
Meninggalkan meja makan dengan sopan.

"Makanlah"ucap arkan singkat seraya makan dengan tenang dan elegan.

Melihat cara makan arkan yang tenang dan berkelas,membuat anna bingung karena ia tak pernah memakai sendok maupun garpu kalau makan.

'Memakai tangan lebih nikmat'batinya.

Setelah itu ia makan dengan tangan,merasakan rasa makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya.

Tangan arkan sontak berhenti mengangkat sendok ke mulut,diam melihat anna yang makan menggunakan tangan dengan lihainya.

Anna yang sedang asik menyantap makanan sontak berhenti makan dan menunduk malu ketika arkan menatapnya terus dalam diam.

"Apakah kau tidak bisa menggunakan sendok?"tanya arkan

"Ti-tidak bisa,saya terbiasa memakai tangan"ucapnya sambil menunduk.

Lama terdiam,akhirnya arkan menghela napas.

"Lanjutkan"ucap arkan membuat anna mengangkat kepalanya menatap arkan dengan mata yang berbinar.

"Terima kasih tuan"ucap anna sambil melanjutkan acara makannya yang tertunda.

Arkan menyelesaikan makannya bukan karena tidak berselera lagi,melainkan ia tengah asik memperhatikan anna yang menghisap kelima jemari lentiknya dengan sensual dimata arkan.

"Oh shit!"erang arkan ketika dirasa sesuatu dibawahnya membengkak hanya melihat anna menjilat jemari tangannya.

SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang