Chapter 1

8.8K 96 10
                                    

Kebisingan suara dentuman musik yang memekakkan telinga dan suara teriakan manusianya yang menghentakkan kaki dilantai dansa menambah kebisingan club malam tersebut.

"Annatasia!" Teriak seorang pekerja perempuan yang memegang nampan berisi minuman beralkhohol kepada gadis yang sedang membersihkan gelas  di dekat meja bar.

"Ada apa kak indah?"  Tanyanya dengan suara yang keras juga, karena kebisingan di dalam club.

Wanita yang bernama indah itu mendekat "tolong antarkan minuman ini pada tamu kita diruang VVIP" ucapnya.

"Baiklah kak" sambil mengambil nampan tersebut dari tangan indah.

Ketika hendak berbalik, tangannya ditahan indah. Lalu ia menatap indah dengan ekspresi bertanya.
"Hati-hati ana, jika mereka bentindak tidak sopan kau langsung pergi keluar." ucapnya dengan nada khawatir

Annastasia hanya mengangguk mengiyakan,lalu pergi ke bangunan lantai dua tersebut.

Bukan lagi hal baru bagi anna diperlakukan kurang ajar oleh para pria hidung belang disana. Kadang ada yang dengan sengaja memegang tangannya bahkan ada yang memegang bokongnya, membuat gadis itu jengkel dan jijik.
Tapi beruntunglah karena tidak ada yang berani melecehkannya lebih dari itu, karena madam merissa tidak memperbolehkan siapapun menyentuh anna seperti wanita penghibur lainnya.

Saat sampai didepan pintu kayu yang memiliki ukiran cantik, anna masih menimbang antara masuk atau tidak.
Setalah berperang batin, iapun masuk dan terlihatlah pemandangan yang sangat dibencinya.

Di sofa merah yang berhadapan langsung dengan pintu, nampaklah seorang pria tampan yang sedang mencumbu wanita panggilannya dengan sangat panas,tangannya mengerayangi setiap tubuh dari wanita yang memakai baju kurang bahan itu.

Di sofa kecil satunya lagi terlihatlah pria tampan yang dengan muka datarnya sedang menyesap cairan bewarna merah (author ngga tau apa namanya hehe:v) Ia nampak sedang berpikir dan tidak memperdulikan kegiatan yang anna yakini temannya tersebut.

Dengan langkah kecilnya, anna berjalan membawa minuman dengan wajah menunduk. Ketika anna sedang membungkuk meletakkan minuman,seorang pria yang sedang bercumbu dengan wanita panggilan itu menghentikan kegiatannya.

Ia melihat anna dengan ekspresi kelaparan.lalu tangannya menyentuh jari anna yang membuat gadis itu kaget,Pria tersebut tertawa melihat tingkah gadis didepanya ini.

"Jangan takut cantik"ucapnya sambil menyeringai menatap anna.

"Maaf tuan, saya hanya pengantar minuman. Jadi mohon jaga sikap anda"ucap anna penuh kekesalan.

Pria tampan tersebut tertawa lagi,lalu berkata" bukankah ditempat ini tidak ada kesopanan?"lalu ia memandang anna lama dan berkata lagi "siapa nama mu cantik?"

"Annastasia klyle"jawabnya malas.

"Aaah nama yang bagus seperti orangnya"ucapnya sambil tersenyum sumbringah
"Perkenalkan aku AXE ANDERSON, panggil saja aku axe"sambil mengulurkan tangannya.

"Baiklah"ucap anna sambil beranjak pergi kearah meja dekat sofa kecil yang di duduki pria berwajah datar tersebut, tanpa membalas uluran tangan axe yang mengambang di udara seperti orang bodoh.

Setibanya dimeja dekat sofa kecil itu, ia meletakkan minuman yang dipesan pria tersebut, bunyi benda yang diletakkan di atas meja kaca itu membuat pria tersebut memandang anna dengan tatapan yang sulit dibaca.

Anna merasa risih dengan pria yang memandangnya intens tersebut.hingga suara axe terdengar memanggil pria tersebut "Dia wanita incaranku arkan, jangan memandangnya begitu"ucapnya dengan seringaiannya.

Mendengar itu membuat pria yang bernama arkan mengalihkan pandangan pada axe yang duduk tidak terlalu jauh darinya.
"Kita lihat saja nanti" jawabnya dengan dingin dan santai.

Mendengar dua orang tersebut berbicara seolah dia adalah barang yang diperebutkan,dengan cepat ia berlari keluar ruangan tersebut dengan wajah ketakutan.
.
.
.
.
Didalam kamarnya, annatasia terus menangis dalam diam.ia dihantui ketakutannya selama ini.
Pikirannya melayang pada kejadian seminggu yang lalu, dimana para pekerja club sedang bergosip tentangnya.

    ~Flashback on~
Disebuah ruangan khusus tempat para pekerja beristirahat, terdengarlah para wanita penghibur yang sedang bercerita tentang anna.
"Gadis itu akan segera dilelang madam merissa minggu depan"ucap seorang wanita penghibur dengan make upnya yang menor.

"Baguslah kalau begitu, setidaknya madam menerima keuntungan yang besar dari berlian yang dijaganya baik-baik itu" ucap perempuan lainya seraya tertawa renyah.

"Tapi aku tidak menyangka madam sangat jahat pada anna, padahal ia adalah keponakannya sendiri"ucap perempuan yang ketiga dengan menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak ingat, julukan untuk boss kita itu?"ucap yang lain,lalu disambung lagi "wanita ular"sambil tersenyum masam.

Dan teruslah mereka bercerita tanpa sadar ada seseorang gadis yang mendengar ucapan mereka diluar pintu ruangan tersebut.

  ~flashback off~
Ingatan itu berulang di memorinya selama seminggu ini dan menghantuinya setiap hari. Ia sangat takut apa yang di dengarnya menjadi kenyataan.

Selama hidup dengan madam merissa, memang ia sering dibentak dan dimarahi oleh bibinya itu jika ia berbuat sesuatu yang tidak disukai madam merissa. Namun madam merissa selalu menjaga anna dari para pengunjung club yang ingin merasakan tubuh menggiurkan anna.

'Dan mungkin sekarang waktunya bibinya melepaskan anna dan mendapat keuntungan dari itu? ' pikir gadis tersebut.
Akibat terlalu lama menangis, tak terasa ngantuk menyerangnya lalu ia tertidur dalam keadaan mata sembab dan hidung merah.
Siapapun yang melihat kondisinya pasti merasa iba dan ingin merengkuhnya memberi kekuatan untuk melalui semua ujian ini.

SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang