1.

70 6 0
                                    

"Kena-what kamu bisa telat?!" Tanya Pak Anto

"Maaf pak, tadi motor saya mogok, jadi saya ke sekolah jalan kaki,"

"Apa buktinya?"

"Ni liat kaki saya udah letoy, Pak. Udah lembut bagai cintaku padamu,"

Mendengar jawaban Fian, lantas seisi kelas menertawakan dan meledeknya.

"Woi lu semua diem! Yang ketawa gua habisin,"

"Ettss Fian, tadi kamu bilang apa?"

"Eh iya maaf pak, khilaf"

Setelah selesai berdebat dengan Pak Anto, Fian pun duduk di bangku kesayangannya. Pojok paling belakang sebelah kiri. Dari sana, ia bisa tidur dengan puas sambil menikmati bosannya KBM.

"Ah sialan! Gue lupa bawak buku pelajaran hari ini lagi,"

"Makanya lo kalo sekolah tu yang niat," ucap teman sebangkunya Fian. Sebut saja dia Rafi.

"Yee kayak lo niat aja sekolah,"

"Haha setidaknya gue masih bawak buku, lah lo?"

"Emang lo bawak buku apa?"

"Nih buku gambar, wkwkwk"

"Asuu!!"

Teng-teng-teng

Waktu pergantian pelajaran telah dimulai. Saat ini adalah pelajaran yang paling tidak disukai Fian. Itu adalah Seni Budaya. Kebetulan materi hari ini adalah menggambar.

"Saatnya gue keluarin semua imajinasi gue yang terpendam," ucap Fian

"Lah emang lo bisa ngegambar?"

"Bisalah, lo liat aja gambar andalan gue, 2 gunung ditengahnya ada matahari lagi senyum"

"Aelahh itu mah adek gue juga bisa kalik,"

"Yaudah gue gambar yang satu lagi, belut bawak 2 telor,"

"Si Anjayyy!"

Dengan kejeniusan dan imajinasi yang tinggi, Fian berhasil membuat gambar belut membawa 2 telor. Bukan hanya itu, gambarnya kali ini menggunakan ekor.

"Eh Fian, kamu gambar apa?!!" Tanya Buk Doni guru Seni Budaya.

"Eh ini bu saya menggambar pistol dengan pelor yang besar,"

"Lah kenapa pelornya cuman 2?

"Emang dari sananya, Buk"

Lantas Fian tertawa dalam hatinya. Ia bingung apa gurunya ini benar-benar polos atau sengaja tidak tahu.

"Duh gue bosen nih, Fi" ucap Fian

"Lah terus lo mau kemana?"

"Ya kayak biasa, capcuy kuy?

"Maksud lo bolos gitu?"

"Yaiyalah bego!"

Tanpa berpikir panjang, mereka berdua pun izin ke toilet. Buk Doni pun mengizinkan mereka.

"Asiikkk kita bisa bolos,Fi"

"Wahahaha jelass dong, siapa dulu, two bangsater"

"Ngerokok yok," ajak Fian

"Ah gila lo, ayoklah"

***

Mereka berdua pun segera menuju kantin andalan mereka. Bisa dibilang itu adalah basecamp mereka. Disana mereka bisa bebas bolos, makan, bahkan merokok sekalipun.

SEMAPHORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang