Zraasshhhhhh....
'Anda baru saja datang kemarin, juga kemarinnya lagi, setiap hari anda selalu kemari. Apa kali ini anda masih tak mengingat apapun?'
Wanita bersurai kelam itu menatap keluar jendela, tatkala kalimat sang dokter pagi tadi kembali terngiang di benaknya. Ia menghela nafas, menatap jauh kegelapan malam bersama guyuran hujan deras yang menyelimuti kota Seoul sejak sore tadi. Hujan deras yang awet, entah kenapa Lisa merasakan sesuatu yang aneh.
Ia tak bisa begini, wanita itu segera bangkit dan meraih tas tangannya. Lisa berjalan cepat, meninggalkan apartemennya dan memasuki lift. Ia menekan tombol basement tanpa ragu, Lisa tak tahu ia hanya ingin keluar rumah. Sekalipun waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam, bahkan hujan deras tak berarti apapun bagi wanita itu.
Ketika tiba di parkiran, ia langsung menuju ke area B6, menekan tombol kunci mobilnya dan melompat kedalam Chevrolet Colorado tersebut.
Untuk sejenak ia hanya mematung, terduduk di balik kemudi dengan pandangan skeptis dan tubuh membeku seperti sebuah boneka. Maniknya melirik ke arah spion, secara spontan melihat kebelakang mobil. Ada apa, apa dia merasa diikuti? Lisa menghela nafas, segera menarik persneling dan mengemudikan mobilnya.
Brakk
'Jadi disini kau bersembunyi?'
'B-Bagaimana bisa kau berada disini?!'
Ckiiitttt
Apa itu? Lisa menginjak pedal gas secara mendadak, ketika sebuah ingatan melintas di benaknya seperti sebuah film lama. Ia benar-benar terkejut, ia melihat dirinya sendiri. Tak begitu jelas, namun Lisa yakin melihat dirinya sedang duduk di depan cermin rias. Dan ada suara pintu yang dibanting, kemudian seorang pria muncul disana.
Lisa tak tahu, siapa tepatnya orang itu. Hanya saja, wajahnya terlihat ketakutan saat melihatnya.
Wanita itu mengusap wajahnya kasar, beruntung ia baik-baik saja sekalipun mengerem mendadak. Hujan masih mengguyur kota dengan begitu derasnya, jelas saja jalanan menjadi begitu licin dan berbahaya. Ia mengatur nafasnya, memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan kembali berkendara.
Dan disinilah wanita itu berada, terjebak diantara rak-rak toserba yang menjulang. Lisa tak tahu apa yang membawanya kemari, naluri wanita itu hanya menuntunnya untuk datang kesana. Namun ia tak berbelanja, wanita itu hanya terus mendorong troli yang kosong diantara ratusan ribu produk tersebut.
Atau mungkin, Lisa memang telah kehilangan arah.
Plakk
Ia menutup kepalanya secara refleks, seolah berusaha melindungi diri ketika suara tamparan itu menggema dari dalam kepalanya. Tubuhnya gemetar, maniknya melirik kesana kemari dengan ketakutan. Apa yang terjadi, Lisa tak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Ketika bayangan lain muncul disana, ia semakin ketakutan.
'Berani kau lari dariku?'
'Andwae!!! Appa andwae!!!'
'Pikirmu bajingan itu bisa menyembunyikanmu dariku huh?'
Bruagh
"AAAARGHTT!!!"
Perhatian orang-orang tertuju padanya ketika wanita itu menjerit keras, Lisa ketakutan, saat bayangan itu terekam jelas dikepalanya. Seorang pria yang dipanggilnya appa, membanting dirinya ke atas kasur dan melucuti pakaiannya. Lisa takut, ia bahkan tak berani untuk mengingat hal yang terjadi selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
♪ LIES [END]
FanfictionWithout you happiness cannot be found in me I can't even shed any tears I don't want to live anymore Another songfic project from one of BigBang's legendary song, 'LIES'