Airplane

2.5K 225 50
                                    

Hoseok trauma naik pesawat. Dan dia membenci perjalanan jarak jauh apapun yang harus memakai pesawat sebagai alat transportasi.

Saat kelas 3 SMP, Hoseok pernah pergi berlibur dengan kedua orang tua dan noonanya ke Jepang menggunakan maskapai yang biasa dipakai orang tuanya. Saat mendarat, roda pesawat yang mereka tumpangi tergelincir dan membuat pesawatnya terseret keluar dari jalur landasan. Beruntung semua penumpang dan kru pesawat selamat. Sebagian dari mereka hanya mengalami luka ringan dan shock. Hoseok termasuk yang shock berat hingga membuatnya sempat kesulitan bernafas.

Semenjak saat itu, Hoseok takut dengan yang namanya pesawat. Persetan dengan ejekan teman-temannya yang menganggap Hoseok berlebihan.

  
  
  
💠💠💠
  
  
  

Saat ini Hoseok ingin memaki siapapun yang memiliki ide di kampusnya untuk mengadakan study tour ke Krabi, salah satu daerah di Thailand. Dia sudah ingin menolak, tapi kakaknya rupanya ingin ikut dan pergi jalan-jalan juga. Padahal kakaknya, Dawoon, sudah menjadi alumni dari kampus itu. Dan sialnya, Dawoon bukan hanya mendaftarkan namanya sendiri, tapi juga nama Hoseok. Ia tak bisa membatalkannya karena tak ada refund.

.

Sekarang hampir semua mahasiswa yang terdaftar sudah masuk ke pesawat dan duduk di nomor kursi yang sudah diundi. Hoseok sibuk memaki sang kakak yang sudah duduk enak di kursinya, bersama beberapa mahasiswi juniornya yang bergerombol dan asyik mengobrol, sedangkan dirinya terpisah jauh, masih duduk sendiri dengan nomor kursinya yang ada di samping jendela. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

'Ya tuhan... Siapapun yang duduk di sampingku, semoga dia mau bertukar tempat!'

Mulut Hoseok tak henti komat-kamit, entah berdoa atau justru sibuk memaki kakaknya. Matanya terpejam erat hingga tak menyadari seorang pemuda kini sudah berdiri di samping deretan bangkunya. Pemuda itu menatap Hoseok yang begitu ketakutan.

"Halo. Permisi..." sapaan orang itu membuat Hoseok membuka mata dan menoleh ke samping.

Hoseok membeku melihat sosok yang baru saja menyapanya itu.

'Tampannya...' batinnya terpesona. Mendadak ia lupa dengan rasa takutnya terhadap pesawat karena sudah teralihkan sepenuhnya oleh sosok pemuda itu.

"Maaf kalau aku mengganggumu, tapi tempat dudukku di sini..." ucap pemuda itu seraya menunjuk kursi kosong di samping Hoseok. Di atasnya terdapat tas selempang kecil milik Hoseok yang diletakkan sembarangan.

"M-maaf. Silakan duduk..." Hoseok segera mengambil tasnya dan meletakkannya di atas paha. Pemuda asing itu tersenyum hingga menampilkan lesung pipinya yang dalam. "Thanks..."

Hoseok jadi merona sendiri melihatnya. Dia buru-buru menundukkan kepala, takut rona merah di pipinya terlihat. Ia berusaha mengalihkan pemikirannya dari pemuda itu dengan membaca komik yang dibawanya.

Sayangnya, baru saja dia membaca dua halaman pertama sudah ada pemberitahuan kalau pesawat siap untuk terbang. Hoseok melempar komiknya ke sembarang arah dan memasang sabuk pengamannya dengan cepat. Sosok di sampingnya hanya memperhatikan Hoseok dalam diam. Sesekali dia tersenyum melihat betapa paniknya Hoseok.

Saat pesawat bersiap lepas landas, Hoseok tanpa sadar menggamit tangan pemuda di sampingnya dan membuat orang itu terkejut.

"M-mm-maaf..." ucap Hoseok terbata-bata. Kepalanya menunduk dalam dan matanya terpejam erat. Genggaman tangannya juga jadi makin kuat. "A-aku trauma d-de-dengan yang namanya pesawat. Sebentar saja...biarkan aku memegang tanganmu..."

[NamSeok] - Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang