4. Habis Manis, Pahit-pun Dapat

2 3 0
                                    

Dikasih harapan malah minta kepastian, untung gue sayang! Jadi gue kasih
-Kenan


"Anata ga daisuki desu"

Ucapan Kenan itu membuat Racell kebingungan. Menggunakan bahasa apa Kenan sekarang? Hm, mungkin sekarang Racell baru saja menyadari. Kenan itu terlahir untuk berbahasa asing!

Sementara itu, Alina dan Irsa juga tak kalah kebingungan, mereka hanya melihat interaksi Racell dan Kenan.

"Kenan ngomong apaan sih?" tanya Alina pada Irsa.

"Mana gue tau, bukan bahasa Indonesia kali," jawab Irsa dengan lirih, mungkin ia enggan mengganggu sepasang remaja yang tengah kasmaran ini.

"Ya iyalah bego, kalau bahasa Indonesia gue juga gak bakal nanya ke lo!" seru Alina sambil memukul dahi Irsa dengan kesal.

Di posisi lain, Alfina yang paham betul dengan apa yang dikatakan Kenan, hanya bisa berucap dalam hati, "Gue baper astaga! Kapan gue jadi Racell, terus Kenan-nya diganti sama Mikoshiba Mikoto." Jelas, sangat jelas ia berkhayal akut.

***

"Eh, gue mau tanya deh!" seru Racell yang berjalan ke arah bangku tiga sahabatnya sambil memegangi punggungnya yang masih terasa kaku itu.

Alina, Alfina, dan Irsa yang bangku memang berada di belakang hanya menatap Racell sambil menggelengkan kepalanya malas. Cewek itu selalu mengabaikan rasa sakitnya hanya karena rasa keingintahuan setinggi menara eiffel.

"Makanya, kalau disuruh duduk, deketan kita aja," saran Alfina sambil menatap malas Racell yang menarik kursi plastik kosong, entah milik siapa itu.

Mendengar saran Alfina, Racell hanya meringis saja, "Biar dikira anak rajin macam Salma."
"Eh, btw gue mau nanya."

Tiga gadis itu serempak menopang dagu mereka masing-masing dan menatap Racell, sok penasaran dan sok antusias rupanya.

"Emang yang tadi di UKS Kenan ngomong itu artinya artinya apaan sih? Lo pada tau gak?" tanya Racell to the point. Memang, sejak jam pelajaran pertama yang tinggal lima belas menit itu, Racell memaksa keluar dari UKS, setelah mengingat-ingat cerita mistis di UKS sekolahnya, dan sekarang untunglah freeclass, jadi dia bisa mengatasi rasa kepo itu.

Alina menatap Irsa, Irsa menatap Alfina, Alfina menunjuk dirinya sendiri. Huh, Alfina mendengus kesal, ia ingin bilang artinya, tapi rasanya macam gimana gitu. Akhirnya, setelah berpikir cukup lama, ia pun memiliki ide cemerlang untuk menjawabnya, "Searti sama aishiteru"

"Lagunya band lama itu dong, kok gue gak tau?"  tanya Alina.

"Mana bisa lo tau, yang lo urusin selalu oppa oppa itu," tandas Alfina. Iya, Alina adalah teman sepergengan Racell untuk dunia per-kpop-an, mereka selalu saja mengenalkan diri sebagai 'kpopers garis keras tanpa bantahan tanpa elakan'

"Biarin napa, daripada nunggu Mario gak peka-peka mendingan gue mantengin abang Chanyeol," sergah Alina. Kali ini 'korbannya' adalah Chanyeol, dahulu sih seringnya adalah Jaemin, kemudian Lucas, lalu Jinhwan, Suho, Taehyung Xiumin, Mingyu, Jungkook, Taeyang, Siwon, Jihoon, Jisung, dan masih banyak lagi, dari yang muda sampai yang agak tua macam anggota Super Junior atau Bigbang.

"Emang lo kira si Yol Yol lo itu peka?" Alfina mengeluarkan ekspresi menyebalkan andalannya.

"Sialan lo Fin. Mendingan Chanyeol gak peka sama gue, daripada masuk dunia per-wibu-an lo yang khayalnya minta maaf!" skak Alina hingga membuat Alfina memutar bola mata kesal. Mungkin satu hal yang ia harus tahu sekarang 'kpopers modelan Alina selalu benar!'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untitled Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang