"ini dosa tapi gue terpaksa"

280 112 42
                                    

Revalina vaula terus mengingat dimana dia pernah bertemu dengan Diva. "ah... Dimana yah" ucapnya. Eh tapi gak penting juga gua mikirin dia.

Diva adalah anak yang kurang bersosialisasi, karena dia benci semua orang. Hari ini dia di panggil guru BK

"Diva bisa ikut ke ruangan Ibu? ada yang mau ibu bicarakan," kata bu lussy guru bimbingan konseling di SMA kami. Divapun mengikuti langkah bu lussy, hingga sampai di ruang BK.

"jadi gimana Diva? kamu sudah dua bulan belum bayar spp, bukanya papa kamu seorang pengusaha kaya?" Kata Bu Lussy. Diva sangat benci jika ada yang membahas ayah tirinya itu.

"Besok saya bayar," hanya itu kata kata yang di ucapkan Diva. "Permisi" dia langsung kembali ke kelasnya. Anak ituh, decih bu lussy.

Diva menempelkan kepalanya di atas meja sambil memutar lagu di handphone. Tiba-tiba Diva teringat dengan masa lalunya 11 tahun yang lalu, saat Diva berusia 7 tahun papa nya meninggal dunia karena kecelakaan tunggal. Dan ibunya menikah dengan pengusaha kaya dengan harapan anak semata wayangnya itu bisa hidup dengan nyaman. Namun kata 'nyaman' itu jauh dari hidupnya.

Diva selalu di bully oleh saudara tirinya, dan dia selalu mendapatkan perlakuan yang tidak wajar. Semenjak kejadian itu Diva pun berubah drastis dari anak yang aktif dan ceria, berubah menjadi anak yang pasif dan benci semua orang.

Diva mempunyai 3 saudara tiri, 2 laki laki dan 1 perempuan, mereka sangat membenci Diva. Diva selalu di anggap seperti orang lain di keluarganya.
Diva sudah muak dengan semuanya.

"Besok gue bayar pake uang apa yah." Batin Diva. Biasanya Diva bayar spp dari uang hasil kerjanya sebagai editor, tapi sekarang dia tidak bekerja sejak dua bulan lalu.

"Kerja apa yang bisa menghasilkan uang dalam satu hari? Tanya Diva kepada dirinya sendiri. "Apa gue ngerampok aja yah? Yang jelas gue harus padet uang itu. gue gamau keluar sekolah, gue bakalan buktiin kalo gue bisa sukses tanpa kalian semua manusia biadab." Ucap Diva.

kring🔔

Bell pulang sekolah pun berdering, semua siswa berhamburan. Tidak dengan Diva biasanya dia menunggu sampai sekolah sepi dia tidak suka keramaian.

Oke gue harus dapet uang itu gimana pun caranya!

Diva pun pergi menggunakan motor peninggalan Ayahnya. Dia melajukan motornya tanpa tujuan entah kemana dia akan pergi.

tanpa disadari dia melihat seorang wanita paruhbaya dengan tas merah di tanganya.

"Ini dosa tapi gue terpaksa" batin Diva. Diva pun berusaha mendekat dan mencoba merubut tas dari wanita itu. Wanita itu berteriak dengan histeris meneriakinya maling. "tolong... Rampok tolong tas saya dirampok" teriak wanita itu. lelaki yang menggunakan motor merah menghampirinya, "Bu jamretnya yang mana?" na tolong itu tas ibu di ambil oleh pria yang memakai motor warna putih. "biar saya kejar ibu tunggu disini yah"

laki laki itu pergi melajukan motornya dengan cepat sacepat kilat. Lelaki itu berusaha menghadang rampoknya dan mereka berkelahi "sialan" decih Diva, mereka pun memulai perkelahian. Satu tinjuan pun siap mendarat di pipi Diva, Mereka saling tinju meninju hingga keadaan pun semakin riuh saat warga datang dan ikut terlibat dalam perkelahian mereka.

Sampai akhirnya Diva pun berhasil melarikan diri dengan wajah babak belur, tas yang dia rampok tidak berhasil di ambilnya.

Sekarang Diva masih luntang lantung di jalan sambil memikirkan dari mana lagi dia mendapatkan uang itu. Dia melihat ke arah kiri, dia melihat Noel pramatya teman SMP nya, walau tidak berteman dekat tapi dulu mereka satu kelas. Diva pun mencoba mendekati Noel dengan terpaksa.

"eh lo mau kemana Div?" Tanya Noel begitu melihat Diva menghampiri nya. "gue butuh duit sekarang juga" Ucap Diva terus terang
"oh kalo mau lo bisa ikut gue!" Kata Noel yang mengetahui sifat Diva, tidak suka basa-basi.
"apapun itu gua mau gua siap" Jawab Diva.

Diva dan Noel pun pergi. Diva mengikuti Noel. tanpa dia tahu akan di ajak kemana.

DON'T UNDERSTANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang