Begin

150 27 5
                                    

Suara kencang roda kereta yang menapaki rel beradu dengan mesin kereta menguar membelah udara di sekitarnya. Ke luar dari terowongan gelap, detik kemudian disambut terangnya sinar sang mentari.

Hari ini langit bersinar cerah, tampak biru dengan sedikit sapuan tipis putih awan. Seakan tersenyum menyapa manusia-manusia di bawahnya.

Berkata seolah 'semua akan baik-baik saja'.

Benarkah seperti itu?

Salah satu penumpang gadis yang menompangkan kepala pada sebelah tangannya itu tidak berani memutuskan.

Masa depan terlalu menakutkan baginya.

Akankah ia diterima atau justru berakhir sendirian?

Sedangkan di jarak beberapa kilometer dari sana.

Terlihat tiga murid laki-laki yang berlarian dengan seorang penjaga mengejar mereka cukup jauh dari belakang.

"YAA KIM TAEHYUNG!"

Salah satu dari murid laki-laki yang memegang kaleng cat di tangan kirinya itu memelankan langkah lalu kemudian berhenti.

Ia melupakan sekelilingnya. Lebih tepatnya, mengacuhkan lambaian salah satu temannya di depan yang menyuruhnya mempercepat larian. Mengacuhkan petugas di belakang yang semakin mendekatinya.

Kepalanya mendongak.

Netra cokelat gelapnya terpaku pada birunya langit yang amat cerah seakan memberi harapan baik terhadap hari esok dan seterusnya.

Tubuhnya terhanyut dalam suasana. Terbawa akan cerahnya langit yang tak hentinya tersenyum.

Atau mungkin... mengejek?

Dengusan kecil ke luar atas opininya itu.

Seperkian menit di kota yang sama. Dua makhluk yang terpaku dan tidak berani menerawang atau sekedar berharap akan masa depan.

Tatapan yang sama-sama tertuju pada kebiruan di atas yang menyelimuti.

Suasana yang sama-sama dirasakan.

Gadis penumpang kereta dan murid laki-laki.

Dalam benak dua remaja itu terbesit kalimat yang sama.

Sebuah pertanyaan yang entah bagaimana jawabannya.

"Apakah yang aku lakukan ini benar?"

Sedikit meragu.

Namun tidak bisakah mereka tetap menggantungkan sebutir harapan pada birunya langit Seoul di sana?

Umumnya orang bingung akibat banyaknya pilihan.

Tapi bukan itu.

Ini lebih kepada mereka tidak tahu. Tidak tahu karena tidak ada pilihan.

Benar.

Ia hanya mengikuti ke mana arus akan membawanya. Tanpa tahu ke mana tujuannya, di mana titik akhir mereka kelak akan berhenti.

Ending yang baik atau yang menyedihkan.

Tetapi....

Sekali lagi pertanyaan itu menguar,

Sudahkah yang dia lakukan benar?

Karena bagaimanapun kerasnya mereka memberontak, pada akhirnya takdir akan tetap sama.

Datang tanpa dapat dicegah.

THEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang