No One POV
Ketika Dazai Osamu masih mencoba menggoda Riko dalam pantauan Dazai Ouka yang akhirnya bisa mengendalikan dirinya, kala itu Ouka memilih untuk memfokuskan dirinya pada tugas di laptop yang sempat terhenti. Sambil sesekali mencuri pandang pada kelakuan kakak kembarnya ini.
Tak
Tak
TakTangannya dengan lincah menari di atas keyboard. Kopi pesanannya kini sudah mulai dingin, walau sisa setengah. Merasa tenggorokannya haus, Ouka mengambil gelas kopi tersebut untuk meminumnya.
Dor! Dor! Dor!
Dor! Dor! Dor!'Cough! Cough!'
Suara tembakan beruntun tiba tiba saja terdengar, tak jauh dari Caffe ini, lebih tepatnya beberapa lantai diatas Caffe ini. Sontak semua keceriaan di Caffe tergantikan oleh suasana kaget menegangkan. Ouka bahkan tersedak kopi yang tengah diminumnya karena kaget. Hampir semua insan dalam Caffe yang memang tak seberapa terdiam dari aktifitasnya, tak ada yang melakukan aktifitas sama sekali saat ketika suara tembakan beruntung yang terjadi dalam satu sampai dua menit itu. Terlalu dekat! tentu saja siapa yang berada di tempat ini sedang istirahat, tak mengharapkan suatu hal seperti suara tembakan aneh yang dapat memompa jantung dua kali lebih cepat.
Ouka di sisi lain terkaget dan merutuki dirinya, ia hampir lupa scene ini. berarti penyerangan black lizardnya port mafia ke ADB sudah di mulai, Dia penasaran dengan hasilnya kali ini, ia juga lebih penasaran dengan kemampuan gadis itu, kembaran Gin untuk lebih tepatnya. Kemudian, Ouka mengalihkan pandangannya menatap seluruh sudut Caffe, beberapa pengunjung tampak tegang ketakutan, rasa kaget tegang masih terasa kental, Riko bahkan terdiam. Namun kakaknya masih terlihat santai walau tidak berbicara sama sekali.
"Human fear for what they don't understand" gumam Ouka pelan hingga hanya dirinyalah yang dapat mendengar gumamannya tersebut.
Setelah suara kegaduhan di atas berhenti, keadaan kembali seperti sedia kala. Ouka tidak mau repot repot mengurusi hal yang ada di ADB karena dia bukan membernya, buat apa kan? ikut campur urusan orang lain. Lagi pula dia hanya sebagai pengunjung di tempat ini, tidak ada hak untuk ikut campur, secara langsung.
Setelah 10 menit sejak kejadian tadi, Dazai keluar Caffe dengan alasan pekerjaannya. Semuanya berjalan normal saja untuknya. Sampai 2 jam setelahnya, Seorang pemuda yang sepertinya seusia Dazai memasuki Caffe dengan pakaian perpaduan hitam putih yang sangat bagus, Ouka saat itu tidak memperdulikan apa yang terjadi karena kini ia hampir menyelesaikan 80% dari tugasnya, dengan semangat membara ia fokus pada laptop di hadapannya.
"Selamat Datang, Eru-san" Seperti biasa Riko yang menyapa, mungkin karena suara sapaan Riko membuat Ouka penasaran, ia melirik dari tempatnya dan sedikit mengamati.
"Americano seperti biasa" Ucapnya, Riko mengangguk sebelum menyiapkan Americano pesanan pemuda bernama Eru dari yang di dengarnya. Dari ucapan itu dapat Ouka simpulkan bahwa Eru juga sering kemari. Lagi, Ouka kembali mengingat siapa yang mirip dengan Eru, pasalnya mereka sangat mirip selain dari segi pakaian. Ahh,, benar! Setelah beberapa saat berpikir sambil menyiapkan Americano akhirnya Ouka ingat. Pemuda ini mirip dengan Ranpo, hanya saja versi yang sedikit badass, ya seperti itulah karena sisanya sangat mirip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Osamu Twins
FanfictionNarukami Ouka, 23 tahun. Mahasiswa yang baru saja selesai selesai Skripsi dan berleha leha membaca manga favoritenya yang baru saja tamat tiba tiba terbangun di tubuh bayi baru lahir, dengan segala kebingungannya menghadapi yang terjadi, kala menyad...