Hujan (Kisah SMK part 1)

21 0 0
                                    


   Derasnya hujan membuat seorang gadis remaja SMK terpaksa harus menunggu hingga hujan redah agar ia bisa pulang. Sore itu, tepatnya pukul 13.20 WITA semua guru dan siswa telah meninggalkan lokasi sekolah. Dan tersisalah  seorang remaja SMK, Irviani. "Sampai kapan hujan ini akan berhenti?" katanya sambil menatap ke arah langit. Sekitar satu jam dia menunggu, akhirnya hujan mulai redah, namun masih ada rintik- rintik. Kare amelihat hujan sudah redah, Irvi bergegas pulang  dengan mengendarai motornya. Setibanya dirumah, Irvi langsung disambut oleh kata- kata mutiara dari mamanya "makanya kalau ke sekolah jangan lupa bawa mantel. Sudah tahu sekarang musim hujan, masih saja lalai", "ya maaf ma, tadi Irvi buru- buru, takut telat makanya Irvi lupa bawa mantel" balas Irvi sambil melepas sepatunya dan menanggalkan jacketnya pada gantungan pakaian tepat disamping pintu utama. Kemudian mamanya berkata , " ya sudah, mending sekarang kamu mandi, terus jangan lupa minum air hangat kalau sudah mandi". Mendengar hal itu, Irvi bergegas menuju kamarnya untuk mengambil peralatan mandi yang berada dilantai dua, kemudian beranjak ke kamar mandi yang berada dibagian ujung lantai dua rumahnya.

Sekedar info: jadi rumahnya Irvi itu rumah batu tingkat dua. Nah, kamarnya itu ada dilantai dua, terus kalau mau naik ke lantai dua, tangganya itu ada di dekat pintu utama rumah, misalnya kita masuk ke rumah lewat pintu utama, gagang pintunya itu dibagian kanan pintu. Nah, kalo buka pintu otomatis pintunya bakal terdorong ke kanan. Jadi dibagian kiri itu ada dinding  yang dipakai untuk membuat gantungan pakaian. Terus, kalo udah buka pintu, tangganya itu berada tepat didepan pintu utama. Gitu. Bayangin sendiri aja deh, tapi jangan kelamaan bayanginnya :v

Keesokan harinya....

"Irvi, bangun nak. Ini sudah pagi, nanti kamu telat ke sekolah kalau masih kebo" teriak sang mama sambil menggedor- gedor pintu kamarnya.
              Irvi terbangun sambil mengucek- ucek matanya menuju pintu. "Iya ma, ini Irvi sudah bangun kok", sanggahnya dengan raut wajah yang agak cemberut karena mamanya yang berani membangunkannya ditengah mimpi indahnya. Setelah membangunkan Irvi, mamanya kemudian beranjak ke dapur dan menyiapkan sarapan. Disamping itu, Irvi yang sudah siap ke sekolah dikagetkan oleh nada panggilan dihandphonenya. Dwi. Satu nama yang berhasil membuat Irvi kaget.
        "Hah? Dwi menelpon, buat apa coba dia telepon aku, jam segini bukannya dia sudah di sekolah." kata Irvi yang masih menatap layar handphone. Lalu dia mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan handphonenya pada telinganya untuk mendengar suara dari si penelpon.
     

"Cepatlah bersiap, aku sudah ada didepan rumahmu" ucap Dwi, sang penelpon, dan langsung mematikannya.
Irvi terlonjak kaget karena mendengar hal itu dari Dwi. Ia masih mencerna dan berusaha memahami apa maksud dari perkataan Dwi barusan. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena kedatangan Dwi secara tiba- tiba tanpa sepengetahuannya.

     Tak lama setelah itu, Irvi mengambil tas sekolahnya dan berlari menuruni anak tangga menuju pintu utama untuk memastkan apakah benar ada Dwi atau tidak. "Irvi, makan dulu. Kamu tuh kebiasaan, ke sekolah gak sarapan"kata mamanya kepada Irvi sambil menyiapkan makanan diatas meja makan. Irvi hanya merespon mamanya dari pintu utama  tanpa berjalan menuju meja makan "maaf ma, Irvi gak sarapan. Nanti aja disekolah. Bye ma, Irvi berangkat."

Didepan rumah Irvi

Setelah menutup pintu rumah, Irvi kemudian menuju ke arah Dwi yang duduk dimotornya yang di standar satu. Setelah Irvi berada didepan Dwi, Dwi  kemudian berkata " kenapa lama, aku sudah lebih dari sepuluh menit menunggumu, dan kau tahu? menunggu itu tidak enak". 
"Maaf karena telah membuat mu menunggu. Aku kaget ketika kau tiba-tiba menelpon dan mengatakan bahwa kau ada didepan rumahku" balas Irvi sambil menundukkan kepalanya. Setelah itu, Dwi langsung naik ke atas motornya dan menyalakan motor tersebut kemudian menyuruh Irvi agar segera naik ke atas motornya.

Setelah Irvi berada diatas motor, Dwi langsung menancapkan gas motornya menuju sekolah. Untungnya, ketika mereka tiba di sekolah, pintu gerbang belum ditutup. Untung belum telat, batin Irvi.




Oke guys jadi, ini itu cerita kedua ku. Sebenarnya ini adalah hasil inspirasi dari kedua tokoh ( teman + kakak kelas). Irvi dan Dwi itu benar- benar ada, bukan hanya imajinasi doang. Tapi kalau alurnya, itu hasil imajinasi, wkwkw

Dan aku mau berterima kasih kepada kalian yang sudah mau mampir membaca cerita ku. Mohon maaf kalau ceritanya kurang menarik, soalnya aku buat cerita ini karena lagi gabut disekolah.

Oh iya, cerita ini bukan novel ya. Tapi cerpen

Hope u like it guys :p




Kisah-Kasih( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang