k

2 1 0
                                    

Hari ini lagi ada selametan kecil-kecilan karena kakak sepupu gue akhirnya menemukan pasangan hidupnya. Dan selametannya di rumah gue... 😐

Seperti biasa, para ibu-ibu tetangga dengan sukarela datang dan membantu proses jalannya masak. Termasuk mamanya Haechan.

Haechannya? Lagi asik rebahan sambil baca komik di kamar gue.

"Haechaaaan"

Panggilan panjang nan nyaring berasal dari mamanya Haechan. Tidak usah ditanya ada apa, Haechan sudah bisa menebak apa yang akan diminta mamanya.

"Selametannya di rumah lo, kok gue yang disuruh nganter makanannya sih?" Haechan menggerutu, kesal rupanya.

"Buruan turun, mama lo gak bisa bantu banyak karena dia masih ada kerjaan, makanya dilampiaskan ke lo"

Haechan beranjak ogah-ogahan dari ranjang, berjalan menuju pintu dan sedetik sebelum dia menutupnya, "Jangan lupa piringnya minta balikin, chan!"

Blam

Yak, sepertinya Haechan tidak mendengarnya.

◆◇◆

"Chan"

"Hm?"

"Pas lo nganterin makanannya ke tetangga-tetangga, lo minta balikin piringnya ngga?"

Haechan menggeleng, "Gini ya. Kalo lo bilang 'nanti aja kembaliin piringnya', kebanyakan dari mereka tuh pasti sungkan kalo cuma ngembaliin piringnya doang. Gue jamin deh, mereka gak bakal ngembaliin piring lo dalam keadaan kosong"

Gue mengernyit, gak ngerti maksud perkataannya apa. Tapi setelahnya gue menyiniskan mata gue ke arahnya, "Lo berharap mereka ngembaliinnya bareng makanan juga?"

Dia cengengesan, "Kalo bener, lo telpon gue ya? Biar bisa kita bagi makanannya"

Dan hari-hari setelahnya. Karena cukup banyak piring yang diantar bersamaan dengan masakan selametannya, maka cukup banyak juga tetangga yang mengembalikan sekaligus memberi berbagai macam kue sampai masakan berat ke rumah.

Beneran deh, Haechan memang pinter memprediksi.

Iya, sama kayak waktu presentasi sejarah itu.





Haloooo, ini draft lama dari tahun 2019 cuma aku lupa kenapa ga kupublish😂 yaudah kupublish aja daripada bedebu. Enjoy yaa wkwk

DailyfeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang