Seragam telah terpakai rapi di tubuh Gisel. Terdapat aroma parfum yang kalem di seragam yang ia kenakan. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja dengan dihiasi jepit pink berbentuk bunga menambah kecantikan Gisel pada pagi ini.
Ia langkahkan kakinya menuju meja makan.
"Selamat pagi mah, pah, dek" sapa Gisel
"Pagi sayang"
"Pagi kak"
"Pa hari ini Gisel berangkat sekolahnya sama sapa?" Tanya Gisel sambil duduk mengambil makanan yang telah tersedia di meja makan
"Bareng papa dong pastinya" ucap Andre papa Gisel. Gisel hanya menganggukkan kepala saja
Setelah beberapa menit acara sarapan pagi pun selesai.
"Yuk pa berangkat" ucap Mutia adek Gisel
"Ma kami pamit dulu ya. Jaga diri mama" ucap Gisel bersalaman ke mamanya tersayong. Setelah itu dilanjutkan oleh Mutia.
"Ma papa berangkat kerja dulu ya. Doakan lancar ya ma. Mama baik baik dirumah ya" ucap Andre.
"Pastinya dong" ucap Vera mama Gisel.
Setelah itu mama mencium punggung tangan papa. Papa hanya tersenyum.
"Oke kami berangkat ma dahhh assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam. Dahhh hati-hati ya dijalan"
Mobil Andre melaju dengan pesat membelah jalan.
***
Kaki menyusuri koridor-koridor sekolah. Pagi yang cerah membuat Gisel lebih bersemangat untuk memulai pelajaran dan bertemu dengan teman-temannya. Matanya tak sengaja menangkap sosok laki-laki yang ia kenal. Jelas saja.. laki-laki tersebut adalah teman sekelasnya. Mulutnya membentuk smile seketika.Entah kenapa saat melihatnya, Gisel merasa bahagia sekali. Hanya dengan melihatnya saja. Entahlah apa yang terjadi pada dirinya.
"Woyyy!!!" Seseorang membuatnya kaget dari belakang
"Njerr lu ngagetin bae" ucap Gisel sedikit kesal
"Ahahaha. Eh btw lu udah pr mtk nya?" Tanya Nanda sahabat Gisel
"Ummm... mau nyonto lo ya!! Ngaku deh"
"Ehehe... tau aja lo bambang"
"Tau lah. Udah rutinitas lo kayak gini. Cobak deh sekali kali pr itu dikerjain di rumah. Pasti enak tuh"
"Ya elah.. oke deh kapan-kapan gue cuba" cengir Nanda
Mereka berdua memasuki kelas. Gisel dan Nanda melihat keadaan kelas. Tampaknya sudah ramai berpenghuni. Namun kelas tidak riuh seperti biasanya karena mereka melihat hampir semua siswa sedang mengerjakan pr matematikanya itu. Dasar siswa jaman sekarang.
Mata Gisel lagi-lagi menangkap sosok laki-laki yang tengah santai mengobrol dengan teman lainnya. Sepertinya dia tidak sibuk mengerjakan prnya. Mungkin dia sudah mengerjakannya tadi malam. Senyum Gisel mengembang.
"Wheee lo ngapain senyum senyum gitu" tanya Nanda. Lagi-lagi Nanda membuat Gisel kesal
"Apaan sih lo ganggu orang aja"
"Ya lo nya senyum senyum. Liat apaan??"
"Gakkk, gak liat apa apa. Udahhh nih bukunya cepet salin jawabannya. gak usah banyak tanya"
"Nah pas banget. Oke gue salin"
"Dasar!!"
Tak berapa lama bel sekolah berbunyi. Jam pertama adalah mata pelajaran Matematika.
Ya. Bagaimana menurut kalian saat mata pelajaran matematika diberikan jam pertama. Ngantuk? Malas? Semangat?? Entahlah... mungkin sebagian orang yang tidak menyukai pelajaran matematika mungkin menjawab ngantuk atau pusing.Masuklah guru killer yang bernama Pak Dwi. Beliau jalan dengan gagah memasuki kelas
"Selamat pagi anak-anak. Senang bertemu dengan kalian..."
"Yeee gue nya gak suka pak" cibir Nanda namun dengan suara yang pelan. Hanya Gisel saja yang dapat mendengarnya.
"Huss.. diem nda" bisik Gisel
"Bagaimana kabarnya hari ini" sapa pak Dwi
"Baik pak" ucap seluruh siswa
"Baik apanya. Gue males banget" ucap Nanda dengan suara pelan.
"Dasar ni bocah dihukum baru tau rasa lo" ucap Gisel memutar bola matanya.
"Wkwkwk... gue gak takut. Gue malah seneng dihukum enak kan jadi gak ikut pelajaran"
"Batukmu"
"Njir dah. Apa gue pura-pura sakit aja ya?" Bisik Nanda
"Maksut lo??"
"Ya gue pura-pura sakit biar gue gak ikut pelajaran. Mending ke UKS aja ya gak atau ke kantin"
"Anjir ini masih pagi Nda"
"Ya gpp kan bisa alasan belum sarapan. Trus dibolehin deh ke kantin"
"Hey kalian berdua. Kalian malah ngomong sendiri. Kalian berdua maju ke depan" ucap pak Dwi tegas
Alamakkkk... anjirrr
"Alhamdulillah impian gue terkabul" ucap Nanda
"Alhamdulillah pala lo peang. Bikin malu sumpah" ucap Gisel
"Udah gpp sekali kali sel"
"Gpp gpp!! Liat tuh semua siswa pada liat ke kita njerrr" ucap Gisel
"Ya mereka punya mata lah. Gpp dong kita jadi artis"
"Artis pala lo" ucap Gisel menepuk jidadnya sendiri.
"Heh malah ribut disitu. Cepat maju!!!" Ucap pak Dwi
Mereka berdua maju ke depan. Mata Gisel mengarah ke seseorang yang selalu membuatnya tersenyum itu.
Duh mampus, dia lihat kearah gue lagi. Mau ditaruh mana muka gue ya allah,-batin Gisel. Ia segera menundukkan kepala bak mengheningkan cipta.
"Kalian berdua ngapain ngobrol sendiri. Gak dengerin penjelasan bapak. Emang kalian udah bisa hah?" Tanya pak Dwi
"Maaf pak" ucap Gisel. Gisel benar benar malu hari ini. Ya tuhann.
"Sekarang kalian lari lapangan 3 kali" ucap Pak Dwi.
"Baik pak."
Mereka berdua lari mengitari lapangan sebanyak 3x setelah itu mereka mengikuti pelajaran hingga jam berganti.
Hay guys.. hm gimana ceritanya?? Bagus gak? Ngebosenin yah:(???. Semoga aja ngak ngebosenin yah:).
Maklumin ya masih pemula soalnya. Ini aja baru coba bikin cerita. Semoga kalian suka ya ceritanyaJangan lupa vote dan koment ya guys. 1 vote dari kalian berarti kok buat author.
Hargai karya orang lain yah:)Salam maniss
Naiaa